Pengendalian sosial adalah serangkaian proses dan mekanisme yang digunakan oleh masyarakat untuk mengatur dan mengendalikan perilaku anggotanya agar tetap sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas sosial dan mencegah terjadinya perilaku menyimpang yang dapat mengganggu tatanan kehidupan masyarakat.
Pengendalian sosial dapat dilakukan oleh berbagai pihak, baik individu maupun kelompok, dan bisa menggunakan metode yang berbeda, mulai dari persuasi hingga paksaan. Dalam konteks ini, ada beberapa alat pengendali sosial yang berperan penting, yaitu lembaga-lembaga sosial yang bertujuan menjaga keteraturan dalam masyarakat. Berikut adalah penjelasan lebih mendalam mengenai alat pengendali sosial dan fungsinya.
Jenis Lembaga Pengendalian Sosial
1. Kepolisian
Kepolisian adalah lembaga negara yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Fungsi pengendalian sosial yang dilakukan oleh kepolisian mencakup penegakan hukum yang jelas dan tegas. Mereka menangani gangguan keamanan baik dari dalam maupun luar masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, kepolisian memiliki alat berupa hukuman yang bersifat tegas dan tertulis.
2. Lembaga Pendidikan
Sekolah sebagai lembaga pendidikan juga memiliki peran dalam pengendalian sosial. Salah satu caranya adalah dengan menanamkan nilai-nilai sosial kepada siswa agar dapat berperilaku sesuai norma yang berlaku. Sekolah menerapkan seperangkat aturan atau tata tertib untuk menjaga ketertiban sosial dan akademik, sehingga siswa bisa berkembang dalam lingkungan yang kondusif.
3. Lembaga Pengadilan
Pengadilan berfungsi untuk mengadili dan memberikan hukuman kepada pelanggar hukum. Dalam konteks pengendalian sosial, pengadilan mengatur agar ketertiban sosial tetap terjaga dengan menegakkan aturan yang telah ditetapkan. Alat yang digunakan oleh pengadilan dalam pengendalian sosial mencakup jaksa, pengacara, dan hakim yang bekerja berdasarkan hukum tertulis.
4. Lembaga Adat
Adat adalah salah satu bentuk lembaga sosial yang juga berfungsi sebagai alat pengendali sosial. Meskipun hukum adat tidak tertulis, nilai, norma, dan sanksi yang terkandung dalam adat tetap efektif dalam mengatur perilaku masyarakat. Adat sangat berperan dalam menjaga keseimbangan sosial, terutama di komunitas yang masih memegang erat tradisi leluhur.
5. Lembaga Agama
Agama memiliki peran besar dalam pengendalian sosial melalui penerapan syariat atau ajaran agama. Setiap agama memiliki aturan yang mengatur hubungan antarindividu, seperti dalam Islam yang membedakan antara halal dan haram. Agama juga memberi pedoman moral kepada individu untuk menjauhi perilaku menyimpang.
Bentuk-Bentuk Pengendalian Sosial
1. Gosip
Gosip atau desas-desus adalah salah satu bentuk pengendalian sosial yang bersifat informal. Meski seringkali tidak berdasarkan bukti yang jelas, gosip dapat menyebar dengan cepat dan membuat individu yang terlibat dalam perilaku menyimpang merasa diawasi oleh masyarakat. Hal ini pada akhirnya mempengaruhi perilaku individu tersebut agar sesuai dengan norma yang berlaku.
2. Teguran
Teguran adalah bentuk pengendalian sosial yang dilakukan secara langsung. Teguran biasanya diberikan oleh individu atau kelompok kepada seseorang yang melanggar norma sosial. Melalui teguran, pelaku penyimpangan diingatkan untuk memperbaiki perilakunya agar tidak mengganggu keharmonisan masyarakat.
3. Sanksi atau Hukuman
Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada individu yang melakukan penyimpangan. Bentuknya bisa berupa denda, hukuman fisik, atau hukuman sosial seperti pengucilan. Tujuan utama dari pemberian sanksi adalah untuk memberikan efek jera serta menjaga ketertiban di masyarakat.
4. Pendidikan
Pendidikan berfungsi sebagai alat pengendali sosial dengan mengajarkan nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat kepada individu sejak dini. Dengan demikian, individu yang berpendidikan diharapkan lebih memahami dan mematuhi aturan yang berlaku.
5. Agama
Agama mengajarkan individu untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai moral dan spiritual yang dianut. Dengan mengikuti ajaran agama, individu diharapkan mampu menghindari perilaku menyimpang dan menjaga hubungan yang harmonis dengan sesama serta lingkungan.
Cara Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial dapat dilakukan dengan beberapa cara, yang dibedakan berdasarkan pendekatan dan metode yang digunakan. Berikut adalah beberapa metode utama dalam pengendalian sosial:
1. Pengendalian Sosial Persuasif
Metode ini dilakukan tanpa menggunakan kekerasan. Melalui nasehat, ajakan, dan bimbingan, pelaku penyimpangan diharapkan dapat menyadari kesalahan mereka dan tidak mengulangi tindakan serupa di masa depan. Pengendalian persuasif sering dilakukan dalam bentuk kampanye sosial, iklan layanan masyarakat, atau poster.
2. Pengendalian Sosial Koersif
Koersif adalah metode pengendalian sosial yang menggunakan paksaan atau kekerasan. Pihak berwenang, seperti polisi, sering kali menggunakan metode ini ketika tindakan persuasif tidak lagi efektif. Contoh penerapan metode koersif adalah penertiban pedagang kaki lima yang mengganggu ketertiban umum.
3. Pengendalian Sosial Preventif
Pengendalian preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan sebelum terjadi. Contohnya adalah orang tua yang melarang anak-anak mereka bergaul dengan kelompok yang berpotensi melakukan tindakan negatif, seperti berjudi atau menggunakan narkoba.
4. Pengendalian Sosial Represif
Pengendalian represif adalah tindakan yang dilakukan setelah terjadi penyimpangan dengan tujuan untuk mengembalikan keadaan seperti semula. Contohnya, seseorang yang melakukan tindak kriminal dapat dihukum di pengadilan sebagai bentuk pengendalian represif.
5. Pengendalian Sosial Kuratif
Pengendalian kuratif dilakukan saat terjadi penyimpangan, dengan tujuan untuk menyadarkan pelaku dan mengembalikan mereka kepada norma yang berlaku. Contohnya adalah teguran langsung dari seorang guru kepada siswa yang melanggar peraturan sekolah.
Kesimpulan
Pengendalian sosial adalah komponen penting dalam menjaga keseimbangan dan keteraturan masyarakat. Melalui lembaga-lembaga seperti kepolisian, pendidikan, pengadilan, adat, dan agama, berbagai bentuk pengendalian sosial dapat diterapkan untuk memastikan bahwa perilaku masyarakat tetap sesuai dengan norma yang berlaku. Alat pengendali sosial ini membantu menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis, serta meminimalisir terjadinya penyimpangan sosial.
Referensi:
- Kompas. (2020, Oktober 30). Lembaga Pengendalian Sosial: Jenis dan Fungsinya. Diakses dari https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/30/163434769/lembaga-pengendalian-sosial-jenis-dan-fungsinya
- Manurung, C. N. (2023, Februari 22). Profesi Hukum (Bagian 2). Diakses dari https://binus.ac.id/character-building/2023/02/profesi-hukum-bagian-2/
- Wikipedia. (n.d.). Pengendalian Sosial. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_sosial
- Brainly. (n.d.). Tugas 51353118. Diakses dari https://brainly.co.id/tugas/51353118
- STEKOM. (n.d.). Pengendalian Sosial. Diakses dari https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Pengendalian_sosial
- Kumparan. (n.d.). Pengertian Pengendalian Sosial Beserta Contohnya. Diakses dari https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/pengertian-pengendalian-sosial-beserta-contohnya-20ZhdYG3eo6