Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari proses penginderaan yang dilakukan oleh manusia terhadap objek melalui pancaindra seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan rasa. Pengetahuan menjadi landasan penting dalam pembentukan perilaku terbuka atau open behavior, di mana seseorang dapat menerima dan memahami informasi dengan lebih baik melalui proses sensorik. Pengetahuan ini mencakup informasi yang diperoleh dari pengalaman pribadi, pendidikan, serta informasi yang diterima dari lingkungan sekitar.
Pengetahuan tidak hanya terbentuk melalui pendidikan formal, tetapi juga melalui pengalaman dan pendidikan non-formal. Dengan demikian, pengetahuan adalah hasil dari interaksi kompleks antara sensoris manusia dengan objek yang diamatinya, yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perhatian, persepsi, dan pemahaman. Selain itu, faktor-faktor seperti pendidikan, pekerjaan, dan umur juga sangat berpengaruh terhadap seberapa banyak pengetahuan seseorang.
Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2014), pengetahuan seseorang dapat dikelompokkan dalam beberapa tingkatan yang menggambarkan bagaimana seseorang memahami dan menggunakan informasi yang mereka terima. Tingkatan-tingkatan pengetahuan ini meliputi:
- Tahu (Know): Kemampuan dasar untuk mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya. Ini merupakan level paling dasar di mana seseorang hanya mampu mengingat fakta-fakta tertentu tentang suatu objek atau topik.
- Memahami (Comprehension): Pada level ini, seseorang tidak hanya sekadar tahu, tetapi juga mampu menjelaskan informasi yang diketahui. Mereka bisa menginterpretasikan atau menyampaikan kembali informasi dengan cara yang lebih mendalam.
- Aplikasi (Application): Pengetahuan pada level ini berarti seseorang dapat menggunakan informasi atau konsep yang telah dipelajari ke dalam situasi nyata atau praktis.
- Analisis (Analysis): Ini melibatkan kemampuan untuk memecah informasi menjadi bagian-bagian kecil dan menganalisis hubungan antar komponen yang berbeda dalam suatu objek atau konsep.
- Sintesis (Synthesis): Pada tingkat ini, seseorang mampu menggabungkan berbagai elemen atau ide yang berbeda menjadi konsep atau gagasan baru. Mereka dapat menyusun ide-ide atau pengetahuan yang sudah ada menjadi formulasi baru.
- Evaluasi (Evaluation): Tingkatan tertinggi dari pengetahuan di mana seseorang dapat menilai informasi, membuat justifikasi atau keputusan berdasarkan informasi tersebut, serta mempertimbangkan manfaat atau dampaknya.
Proses Terbentuknya Pengetahuan
Proses terbentuknya pengetahuan melibatkan rangsangan dari lingkungan yang diterima oleh pancaindra. Ketika individu menerima rangsangan dari lingkungan, informasi tersebut diolah melalui persepsi, perhatian, dan interpretasi untuk menghasilkan pengetahuan. Proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor internal seperti pendidikan, pekerjaan, umur, dan faktor eksternal seperti lingkungan dan budaya.
Pengetahuan tidak hanya terbentuk dari pendidikan formal, tetapi juga dari pengalaman hidup sehari-hari. Pengalaman ini sering kali menjadi dasar dalam pengambilan keputusan serta dalam mengembangkan sikap dan perilaku yang berkaitan dengan berbagai objek atau situasi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan seseorang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi tingkat pengetahuan:
Faktor Internal:
- Pendidikan: Pendidikan formal berperan sangat penting dalam pembentukan pengetahuan seseorang. Semakin tinggi pendidikan yang diperoleh, semakin banyak pula informasi yang diterima. Pendidikan memengaruhi pola pikir dan motivasi seseorang untuk belajar lebih banyak tentang dunia di sekitarnya.
- Pekerjaan: Jenis pekerjaan yang dilakukan seseorang juga memengaruhi pengetahuan mereka. Pekerjaan yang menantang atau melibatkan berbagai aktivitas kognitif dapat memperluas wawasan dan pengalaman individu.
- Umur: Semakin bertambahnya usia, seseorang akan semakin matang dalam berpikir dan bertindak, yang secara alami akan memperkaya pengetahuannya.
Faktor Eksternal:
- Lingkungan: Lingkungan fisik dan sosial seseorang sangat memengaruhi pengetahuan yang diperoleh. Lingkungan yang kondusif dan mendukung perkembangan intelektual dapat memotivasi seseorang untuk terus belajar.
- Budaya: Sistem sosial dan budaya di sekitar seseorang juga dapat memengaruhi cara mereka menerima dan mengolah informasi. Budaya tertentu mungkin menekankan pentingnya pendidikan dan pengetahuan lebih dari yang lain.
Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap
Pengetahuan memiliki pengaruh besar terhadap sikap seseorang. Sikap terbentuk dari pengetahuan yang dimiliki seseorang tentang suatu objek, di mana semakin banyak informasi yang dimiliki tentang aspek positif suatu objek, semakin positif pula sikap yang akan terbentuk. Sebaliknya, pengetahuan yang terbatas atau negatif dapat membentuk sikap yang lebih skeptis atau tidak mendukung.
Sikap juga terdiri dari beberapa komponen utama, seperti keyakinan atau kepercayaan, emosi, dan kecenderungan untuk bertindak. Ketika seseorang memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam, mereka cenderung memiliki sikap yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab terhadap suatu objek.
Cara Memperoleh Pengetahuan
Pengetahuan dapat diperoleh melalui berbagai cara, baik tradisional maupun modern. Secara tradisional, pengetahuan diperoleh melalui pengalaman pribadi, otoritas (misalnya tokoh masyarakat atau agama), serta melalui coba-coba (trial and error). Sedangkan pada era modern, pengetahuan diperoleh melalui metode ilmiah dan penelitian yang lebih sistematis dan dapat dibuktikan secara empiris.
Metode ilmiah memainkan peran penting dalam memperoleh pengetahuan yang akurat dan valid. Ini melibatkan proses pengumpulan data, pengujian hipotesis, serta analisis informasi untuk menghasilkan kesimpulan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pengetahuan dan Perilaku
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan yang mereka miliki. Semakin banyak informasi yang dimiliki seseorang tentang manfaat atau risiko dari suatu tindakan, semakin besar kemungkinan mereka untuk bertindak sesuai dengan informasi tersebut. Perilaku ini juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kebudayaan, dan berbagai faktor eksternal lainnya yang membentuk cara pandang seseorang terhadap dunia di sekitarnya.
Perilaku seseorang juga merupakan hasil dari proses panjang, di mana pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman dan pendidikan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan pengetahuan individu melalui pendidikan dan pengalaman agar dapat membentuk perilaku yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab.
Referensi:
- Universitas Muhammadiyah Ponorogo. BAB 2 Tinjauan Pustaka. Diakses dari http://eprints.umpo.ac.id/4458/1/BAB%202.pdf.
- Politeknik Kesehatan Denpasar. BAB II Tinjauan Pustaka. Diakses dari https://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/9040/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf.
- Politeknik Kesehatan Yogyakarta. Chapter 2. Diakses dari http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/11425/4/Chapter%202.pdf.