Menu Tutup

Beberapa Bukti Kemukjizatan Al-Qur’an

Ada beberapa fakta historis dan sejumlah nas yang dapat kita nilai sebagai bukti bahwa al-Qur’an adalah benar-benar Kitab Mukjizat. Di antaranya:

Pertama, keyakinan kita bahwa al-Qur’an yang sekarang kita baca, yang terjaga dan termaktub dalam lembaran-lembaran mushhaf adalah benar- benar al-Qur’an yang dibawa Muhammad Saw., yang beliau bacakan kepada kaum sezamannya dalam rentang waktu sekitar 23 tahun. Keyakinan ini berdasar atas kenyataan bahwa al-Qur’an diterima dan disampaikan dengan sandaran sanad yang mutawatir dari satu generasi ke generasi berikutnya, hal mana memberi jaminan akan orisinalitas dan otentisitas al-Qur’an. Selain kemutawatiran periwayatannya, otentisitas al-Qur’an lebih diperkuat lagi dengan kenyataan historis bahwa al-Qur’an segera dikodifikasi dari catatan-catatan yang masih tercecer tidak lama setelah Nabi Saw. meninggalkan generasi awal umat ini. Hafalan-hafalan para penghafal yang tidak pernah luput dari generasi-generasi semakin memperkuat keutuhan dan kemurnian al-Qur’an yang telah terkodifikasi dalam catatan.

Kedua, setelah kita yakin akan kemurnian al-Qur’an, dengan sendirinya kita mesti percaya atas kebenaran warta yang dibawanya. Dalam QS. al-Baqarah/2: 23-24, Hûd/11: 13-14, al-Isrâ`/17: 88 dan al-Thûr/52: 33-34, al-Qur’an mengabarkan bahwa ia pernah menantang orang Arab yang terkenal dengan kesusastraannya yang tinggi untuk membuat rangkaian kata berupa ayat atau surat yang semisal dengan al-Qur’an. Mereka tidak mampu melakukan apa yang diminta al-Qur’an itu. Adanya tantangan al-Qur’an dan ketidakmampuan pihak yang ditantang, dua hal yang merupakan syarat terwujudnya mukjizat, merupakan bukti bahwa al-Qur’an itu betul-betul merupakan mukjizat. Jika mereka tidak mampu untuk menciptakan ayat atausurat yang semisal dengan al-Qur’an, maka mereka lebih tidak akan sanggup lagi untuk mendatangkan makna-makna, ajaran-ajaran dan dimensi-dimensi seperti yang dikandung oleh ayat-ayat al-Qur’an, sampai kapan pun.

Ketiga, pengaruh al-Qur’an terhadap orang Arab. Pengaruhnya terhadap orang Arab musyrikin terlihat pada pengakuan mereka akan keindahan gaya dan tata bahasa serta susunan redaksionalnya yang sangat memikat. Kenyataan inilah yang memaksa al-Walîd bin al-Mughîrah al-Makhzûmî untuk mengakui dan berterus terang kepada Abû Jahal bahwa al-Qur’an adalah al-haqq (kebenaran) yang luhur dan tidak ada yang lebih tinggi darinya.

Sedang pengaruhnya terhadap orang Arab yang beriman, al-Qur’an lewat pendidikan yang diberikan pembawanya kepada para sahabat, telah mengubah jiwa mereka yang sebelumnya sarat dengan nilai-nilai buruk jahiliah menjadi jiwa-jiwa suci yang telah mencatat revolusi mental-sosial maha dahsyat dalam sejarah.

Demikian beberapa bukti kemukjizatan al-Qur’an yang dapat dijadikan landasan historis dan normatif ketika membahas aspek-aspek kemukjizatan al-Qur’an.

Baca Juga: