Menu Tutup

Beberapa Tradisi Keislaman di Indonesia

Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia. Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 Masehi melalui para pedagang dan ulama dari Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Islam berkembang di Indonesia dengan cara yang damai dan akomodatif terhadap budaya lokal. Para penyebar Islam di Indonesia tidak menghapuskan tradisi-tradisi yang sudah ada sebelumnya, melainkan mengisinya dengan nilai-nilai Islam yang sesuai dengan syariat. Hasilnya adalah berbagai tradisi keislaman yang khas dan beragam di berbagai daerah di Indonesia.

Beberapa tradisi keislaman yang populer dan masih dilestarikan hingga saat ini antara lain adalah:

1. Halal Bihalal¹²

Halal bihalal adalah tradisi saling memaafkan dan bersilaturahmi yang dilakukan oleh umat Islam di Indonesia pada bulan Syawal atau setelah Hari Raya Idul Fitri. Halal bihalal bermakna menghalalkan atau memaafkan segala kesalahan dan dosa yang pernah dilakukan kepada sesama manusia. Hal ini dilakukan untuk kembali kepada fitrah atau kesucian jiwa setelah berpuasa selama sebulan penuh di bulan Ramadan. Halal bihalal juga bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan dan kerukunan antara umat Islam. Halal bihalal biasanya dilakukan dengan cara berkunjung ke rumah-rumah keluarga, sahabat, tetangga, atau rekan kerja dan saling berjabat tangan sambil mengucapkan permohonan maaf.

2. Sekaten¹³

Sekaten adalah tradisi perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, khususnya di Surakarta dan Yogyakarta. Sekaten berasal dari kata Syahadatain, yaitu dua kalimat syahadat yang menjadi rukun Islam pertama. Sekaten dimulai pada tanggal 5 Mulud atau bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW menurut penanggalan Jawa dan berakhir pada tanggal 12 Mulud dengan puncak acara Grebeg Mulud. Selama sekaten berlangsung, ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, seperti:

– Menyaksikan gamelan sekaten, yaitu alat musik khas Jawa yang hanya dimainkan pada saat sekaten di halaman Masjid Agung Keraton Surakarta dan Yogyakarta.
– Berziarah ke makam para wali atau ulama yang menyebarkan Islam di Jawa, seperti Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Giri, dan lain-lain.
– Berbelanja di pasar malam sekaten, yaitu pasar rakyat yang menjual berbagai macam barang dagangan, seperti pakaian, mainan, makanan, dan lain-lain.
– Mengikuti upacara Grebeg Mulud, yaitu upacara pengarakkan gunungan atau tumpeng raksasa yang berisi hasil bumi dan hewan kurban dari keraton menuju Masjid Agung. Gunungan tersebut kemudian dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk rasa syukur dan berkah.

3. Grebeg¹⁴

Grebeg adalah tradisi upacara pengarakkan gunungan atau tumpeng raksasa yang dilakukan oleh masyarakat Jawa pada beberapa momen penting dalam kalender Islam, seperti Idul Fitri (Grebeg Syawal), Idul Adha (Grebeg Besar), dan Maulid Nabi (Grebeg Mulud). Grebeg berasal dari kata garebeg, yang berarti besar atau mulia. Grebeg merupakan salah satu bentuk akulturasi antara Islam dan budaya Jawa yang menunjukkan rasa hormat kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Grebeg juga merupakan simbol kesatuan dan kerukunan antara raja dan rakyat, serta antara umat Islam dan umat beragama lainnya. Grebeg biasanya dilakukan dengan cara mengarak gunungan yang berisi hasil bumi, hewan kurban, atau barang-barang bernilai dari keraton menuju masjid atau alun-alun. Gunungan tersebut kemudian dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk rasa syukur dan berkah.

4. Barzanji²⁵

Barzanji adalah tradisi membaca syair atau puisi yang menceritakan riwayat hidup Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, khususnya di daerah Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Barzanji berasal dari nama penulisnya, yaitu Syaikh Ja’far Barzanji, seorang ulama asal Mekkah yang hidup pada abad ke-18 Masehi. Barzanji biasanya dibacakan pada saat perayaan Maulid Nabi, pernikahan, khitanan, haul, atau acara-acara lain yang bersifat religius. Barzanji dibacakan dengan irama dan lagu yang khas, serta diiringi oleh rebana atau alat musik lainnya. Barzanji bertujuan untuk mengenang dan meneladani akhlak dan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan Islam.

5. Tahlil Arwah²⁵

Tahlil arwah adalah tradisi membaca doa dan zikir untuk mendoakan arwah orang yang telah meninggal dunia yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, khususnya di daerah Jawa, Madura, dan Kalimantan. Tahlil arwah berasal dari kata tahlil, yang berarti mengucapkan kalimat La ilaha illallah (tiada Tuhan selain Allah), dan arwah, yang berarti jiwa atau roh. Tahlil arwah biasanya dilakukan pada saat hari pertama, ketujuh, empat puluh, seratus, dan setahun kematian seseorang. Tahlil arwah dilakukan dengan cara berkumpul di rumah duka atau di masjid dan membaca surat-surat pendek dari Al-Quran, kalimat tahlil, shalawat nabi, doa-doa pilihan, dan doa khusus untuk mayit. Tahlil arwah bertujuan untuk mendoakan agar arwah orang yang meninggal mendapat ampunan dan rahmat dari Allah SWT, serta untuk menghibur dan memberi semangat kepada keluarga yang ditinggalkan.

Selain kelima tradisi keislaman di atas, masih ada banyak tradisi keislaman lainnya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, seperti kupatan (bakdo kupat), grebeg besar di Demak, sesaji rewanda di Semarang, njimbungan di Klaten, tabut di Bengkulu, nyongkolan di Lombok, nyekar di Madura, nyadran di Jawa Tengah, nyentuh tanah di Aceh, dan lain-lain. Semua tradisi keislaman ini menunjukkan kekayaan dan keberagaman budaya Islam di Indonesia yang patut dilestarikan dan dikembangkan sebagai warisan bangsa.

Sumber:
(1) 12 Tradisi Islam di Nusantara, Sangat Beragam Lho, Moms!. https://www.orami.co.id/magazine/tradisi-islam-di-nusantara.
(2) Melestarikan Tradisi Islam di Nusantara dan Daftar Tradisinya – Tirto.ID. https://tirto.id/melestarikan-tradisi-islam-di-nusantara-dan-daftar-tradisinya-ggGp.
(3) 10 Contoh Tradisi Islam di Nusantara (Budaya) – Bacaan Madani. https://www.bacaanmadani.com/2018/02/10-contoh-tradisi-islam-di-nusantara.html.
(4) 9 tradisi umat Islam di Indonesia yang dipengaruhi ajaran … – DakwahPost. https://www.dakwahpost.com/2021/01/9-tradisi-umat-islam-di-indonesia-yang-dipengaruhi-ajaran.html.
(5) Tradisi Islam di Nusantara, Ini 5 Kebiasaan yang Tak Lekang Oleh Waktu. https://kumparan.com/viral-food-travel/tradisi-islam-di-nusantara-ini-5-kebiasaan-yang-tak-lekang-oleh-waktu-1vcs3Xe0mMV.

Lainnya