Menu Tutup

Berburuk Sangka Terhadap Takdir Allah

Allah Ta’ala berfirman:

{يَظُنُّونَ بِاللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ يَقُولُونَ هَلْ لَنَا مِنَ الأمْرِ مِنْ شَيْءٍ قُلْ إِنَّ الأمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ}

“Mereka berprasangka yang tidak benar terhadap Allah seperti persangkaan (orang-orang) jahiliyah, mereka berkata: “Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini”. Katakanlah: “Sesungguhnya urusan (ketetapan takdir) itu seluruhnya di tangan Allah” (QS Ali ‘Imraan:154).

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah ketika menjelaskan arti “zhannal jaahiliyyah” (persangkaan orang-orang Jahiliyah) dalam ayat ini, beliau berkata: “Persangkaan orang-orang Jahiliyah di sini ditafsirkan (oleh oleh para ulama ahli tafsir) dengan mengingkari hikmah dan takdir Allah (atas seluruh makhluk-Nya), atau mengingkari bahwa Allah akan memenangkan agama (yang dibawa) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjadikannya unggul di atas agama-agama lainnya.

Inilah persangkaan buruk kepada Allah Ta’ala yang dilakukan oleh orang-orang munafik dan orang-orang musyrik (yang Allah Ta’ala sebutkan) dalam firman-Nya:

{وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرً}

“Dan supaya Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan serta orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan, yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapatkan giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai, mengutuk serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah seburuk-buruk tempat kembali” (QS al-Fath:6).

Persangkaan ini (disebut) persangkaan buruk, dan persangkaan Jahiliyah yang dinisbatkan kepada orang-orang jahil (bodoh), serta persangkaan yang tidak benar, karena merupakan prasangka yang tidak pantas bagi nama-nama Allah yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha tinggi serta zat-Nya yang maha suci dari segala keburukan dan celaan…

Maka demikian pula (termasuk berprasangka buruk kepada-Nya) orang yang mengingkari ketetapan takdir-Nya atas semua yang berlaku di alam semesta, (dan Dia menakdirkan semua itu) dengan hikmah-Nya yang maha sempurna dan untuk tujuan kebaikan (bagi hamba-hamba-Nya), yang dengan itu Dia berhak untuk dipuji (oleh hamba-hamba-Nya)…Maka Dia tidaklah menciptakan dan menakdirkan semua itu dengan sia-sia dan tanpa tujuan. (Allah Ta’ala berfirman):

{ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ}

“Yang demikian itu adalah prasangka (buruk) orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka” (QS Shaad:27)”.[1]

Prasangka buruk ini, disamping dosanya sangat besar bahkan bisa sampai pada tingkat kekafiran, tentu saja akibatnya pun sangat fatal dan buruk bagi pelakunya, karena Allah akan memeperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam sebuah hadits qudsi:

“أنا عند ظنّ عبدي بي”

“Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan persangkaannya kepadaku”.[2]

Makna hadits ini: Allah akan memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, dan Dia akan berbuat pada hamba-Nya sesuai dengan harapan baik atau buruk dari hamba tersebut.[3]

[1] Kitab “Zaadul ma’aad” (3/196).

[2] HSR al-Bukhari (no. 7066- cet. Daru Ibni Katsir) dan Muslim (no. 2675).

[3] Lihat kitab “Faidhul Qadiir” (2/312) dan “Tuhfatul ahwadzi” (7/53).

Baca Juga: