Nama lengkapnya Abū Bakr Muḥammad Abd al-Mālik ibn Muḥammad ibn Ṭufail al- Qaisī, lahir di Cadix, Granada, Spanyol pada tahun 506 H/1110 M. Ia termasuk dalam keluarga suku Arab terkemuka, Qais. Di Barat, ia terkenal dengan sebutan Abu Bacer. Selain dikenal sebagai filosof Muslim, dia juga seorang dokter,
ahli matematika, dan kesusastraan (penyair) dari Dinasti Al- Muwaḥḥid, Spanyol. Ia memulai kariernya sebagai dokter di Granada.
Karena ketenarannya sebagai dokter, maka Ibnu Ṭufail diangkat menjadi sekretaris Gubernur di Provinsi itu. Selanjutnya, menjadi sekretaris pribadi Gubernur Cueta (Sabtah) dan Tonjah di Magribi. Jabatan terakhirnya sebagai dokter pribadi Abu Yusuf Ya’qub al-Manṣur, Khalifah Daulat Muwaḥḥidin (1163- 1184 M), sekaligus menjadi qaḍi (hakim)
Dalam bidang filsafat, Ibnu Ṭufail dengan gigih menyelaraskan ilmu pengetahuan Yunani dengan ilmu hikmah Timur, memadukan antara filsafat dengan agama. Wujud nyata perpaduan itu tergambar dalam karya terkenalnya berjudul Ḥayy Ibn Yaqẓan fī asrār al-Ḥikmah al-Masyriqiyyah (Ḥayy Ibn Yaqẓan: Rahasia-Rahasia Hikmah dari Timur), sebuah roman filsafat yang penuh makna dan kritis. Isinya menggambarkan manusia memiliki akal sebagai fitrah untuk menemukan kebenaran (Tuhan).
Menurut beberapa ahli, kitab Ḥayy Ibn Yaqẓan sebenarnya merupakan inti dari seluruh pemikiran Ibnu Ṭufail. Dalam mukadimahnya, ia menjelaskan bahwa bukunya ditujukan untuk menemukan kebenaran (al-haqq) menurut cara yang ditempuh para Ahl al-Zauq dan Musyahadah (orang yang telah mencapai tingkat kewalian).
Selain itu, Ibnu Ṭufail dihadiahi pula oleh dua orang muridnya dua buku tentang kedokteran, yaitu karya Al-Biṭruji berjudul Kitāb al-Hai’ah, dan karya Ibn Rusyd berjudul Fī al-Buqa’ al-Maskunah wa al-Gair al-Maskunah.