Wawancara adalah salah satu teknik paling efektif untuk mendapatkan informasi mendalam dari narasumber, baik itu dalam konteks jurnalistik, penelitian, atau rekrutmen. Namun, untuk mendapatkan hasil yang optimal, menyusun pertanyaan wawancara yang tepat adalah kunci utama. Artikel ini akan memberikan panduan lengkap tentang cara menyusun pertanyaan wawancara yang efektif, dari tahap persiapan hingga pelaksanaan.
1. Pahami Tujuan Wawancara
Langkah pertama dalam menyusun pertanyaan wawancara adalah memahami tujuan utama dari wawancara tersebut. Apakah tujuan Anda untuk mendapatkan informasi faktual, memahami pandangan seseorang, atau menggali emosi dan perasaan narasumber? Memahami tujuan ini akan membantu Anda menentukan jenis pertanyaan yang perlu disusun.
a. Tujuan Informasi
Jika tujuan wawancara adalah mendapatkan informasi spesifik, seperti data atau fakta, pertanyaan yang diajukan harus bersifat langsung dan spesifik.
b. Tujuan Penjelasan
Jika Anda ingin memahami perspektif atau opini seseorang, maka pertanyaan yang lebih terbuka dan eksploratif akan lebih sesuai.
c. Tujuan Penggalian Emosi
Jika tujuan Anda adalah menggali emosi atau perasaan narasumber, pertanyaan harus dirancang untuk membuat narasumber merasa nyaman dan terbuka.
2. Lakukan Penelitian Awal
Sebelum menyusun pertanyaan, lakukan penelitian tentang topik yang akan dibahas dan tentang narasumber. Penelitian ini bisa mencakup informasi mengenai latar belakang narasumber, isu-isu terkini yang relevan, dan data pendukung lainnya. Dengan pemahaman yang mendalam, Anda dapat menyusun pertanyaan yang lebih relevan dan bermakna.
a. Meneliti Latar Belakang Narasumber
Ketahui siapa narasumber Anda, latar belakangnya, serta konteks dari wawancara tersebut. Hal ini tidak hanya akan membantu dalam menyusun pertanyaan, tetapi juga akan memberikan kesan bahwa Anda menghargai waktu dan pandangan narasumber.
b. Mengidentifikasi Isu Kritis
Apakah ada isu atau topik tertentu yang harus dibahas dalam wawancara? Identifikasi hal ini sejak awal untuk memastikan Anda tidak melewatkan poin penting.
3. Susun Pertanyaan Berdasarkan Prioritas
Setelah Anda memahami tujuan wawancara dan telah melakukan penelitian, langkah selanjutnya adalah menyusun pertanyaan berdasarkan prioritas. Pertanyaan yang paling penting harus diajukan terlebih dahulu, sedangkan pertanyaan tambahan dapat diajukan jika waktu memungkinkan.
a. Pertanyaan Pembuka
Mulailah dengan pertanyaan yang mudah dan tidak mengintimidasi untuk mencairkan suasana. Pertanyaan pembuka biasanya bersifat umum dan bertujuan untuk membuat narasumber merasa nyaman.
b. Pertanyaan Inti
Pertanyaan inti adalah jantung dari wawancara. Pertanyaan ini harus difokuskan pada topik utama yang ingin Anda eksplorasi. Gunakan pertanyaan terbuka yang mendorong narasumber untuk memberikan jawaban yang mendalam dan terperinci.
c. Pertanyaan Penutup
Akhiri wawancara dengan pertanyaan yang bersifat reflektif atau yang memungkinkan narasumber memberikan pandangan akhir mereka. Pertanyaan penutup juga bisa berupa ringkasan dari apa yang telah dibahas untuk memastikan tidak ada poin penting yang terlewatkan.
4. Gunakan Teknik Bertanya yang Tepat
Cara Anda menyusun dan mengajukan pertanyaan akan mempengaruhi kualitas jawaban yang Anda dapatkan. Berikut adalah beberapa teknik bertanya yang dapat membantu Anda mendapatkan jawaban yang lebih baik:
a. Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan terbuka mendorong narasumber untuk berbicara lebih luas dan mendalam. Contoh: “Bagaimana pandangan Anda tentang perkembangan teknologi saat ini?”
b. Pertanyaan Tertutup
Pertanyaan tertutup biasanya meminta jawaban singkat seperti “ya” atau “tidak”. Meskipun kurang eksploratif, pertanyaan ini bisa digunakan untuk mendapatkan kepastian atau klarifikasi.
c. Pertanyaan Probing
Pertanyaan probing adalah pertanyaan lanjutan yang digunakan untuk menggali lebih dalam setelah narasumber memberikan jawaban awal. Contoh: “Bisa Anda jelaskan lebih lanjut tentang hal tersebut?”
d. Pertanyaan Leading
Pertanyaan leading sedikit memandu narasumber ke arah tertentu. Meskipun teknik ini efektif, penggunaannya harus hati-hati agar tidak membuat narasumber merasa terjebak atau dipengaruhi.
5. Uji dan Revisi Pertanyaan
Setelah menyusun pertanyaan, penting untuk mengujinya terlebih dahulu. Anda bisa melakukannya dengan melakukan wawancara percobaan atau dengan meminta rekan kerja untuk memberikan masukan. Uji coba ini akan membantu Anda mengidentifikasi pertanyaan yang mungkin tidak jelas atau sulit dijawab.
a. Uji Coba
Lakukan simulasi wawancara dengan rekan kerja atau teman. Perhatikan respons mereka terhadap pertanyaan Anda dan catat pertanyaan mana yang perlu diperbaiki.
b. Revisi dan Penyempurnaan
Berdasarkan hasil uji coba, lakukan revisi terhadap pertanyaan yang perlu disempurnakan. Revisi ini bisa mencakup penyederhanaan bahasa, penghapusan pertanyaan yang tidak relevan, atau penambahan pertanyaan yang lebih sesuai.
6. Pertimbangkan Aspek Etika
Dalam menyusun pertanyaan wawancara, penting untuk mempertimbangkan aspek etika. Pastikan bahwa pertanyaan Anda tidak bersifat menyinggung atau merendahkan narasumber. Selain itu, pertanyaan harus disusun dengan menghormati privasi dan hak narasumber.
a. Menghindari Pertanyaan Sensitif
Hindari mengajukan pertanyaan yang terlalu pribadi atau sensitif tanpa izin narasumber. Jika topik sensitif perlu dibahas, tanyakan dengan hati-hati dan pastikan narasumber merasa nyaman untuk menjawab.
b. Memberikan Pilihan untuk Tidak Menjawab
Jika narasumber merasa tidak nyaman menjawab suatu pertanyaan, berikan mereka pilihan untuk tidak menjawab atau untuk menjawab di luar rekaman.
7. Persiapkan Diri untuk Fleksibilitas
Meskipun Anda telah menyusun daftar pertanyaan, penting untuk tetap fleksibel selama wawancara. Kadang-kadang, jawaban dari narasumber bisa membuka topik baru yang belum Anda pertimbangkan sebelumnya. Jangan ragu untuk menyesuaikan pertanyaan Anda sesuai dengan alur percakapan.
a. Menyesuaikan dengan Situasi
Jika wawancara mulai mengarah ke topik yang tidak terduga namun relevan, ikuti alur tersebut dan ajukan pertanyaan baru yang muncul dari konteks tersebut.
b. Membaca Bahasa Tubuh dan Nada Bicara
Perhatikan bahasa tubuh dan nada bicara narasumber. Jika mereka tampak tidak nyaman atau ragu, pertimbangkan untuk mengubah pendekatan atau memberikan jeda.
8. Kesimpulan
Menyusun pertanyaan wawancara adalah proses yang memerlukan persiapan, penelitian, dan kepekaan terhadap situasi. Dengan mengikuti panduan ini, Anda dapat menyusun pertanyaan yang tidak hanya efektif tetapi juga etis dan menghormati narasumber. Ingatlah bahwa wawancara yang baik adalah hasil dari kombinasi antara pertanyaan yang tepat dan kemampuan Anda untuk mendengarkan serta merespons dengan empati.