Konsep globalisasi pada saat ini adalah konsep yang sering didengung-dengungkan pemerintah dan kalangan bisnis secara intensif, bahkan sering dipromosikan sebagai suatu peluang bisnis besar di masa depan yang harus diraih dan dianut. Senjata utama di dalam peperangan ini adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Ilmu pengetahuan dan teknologi menentukan keunggulan, mutu, efisiensi produksi, harga dan akhirnya daya-saing produk. Hal ini berarti daya-saing nasional sangat ditentukan oleh penguasaan teknologi oleh masyarakatnya.
Beberapa penelitian empiris membuktikan bahwa pengembangan teknologi telah memberikan kontribusi secara signifikan terahadap industrialisasi yang memicu pertumbuhan ekonomi di suatu negara.
Para peneliti sepakat bahwa pengembangan teknologi pada level makro mendorong pembangunan ekonomi dan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Pada era global diprediksikan bahwa kemajuan teknologi akan memberikan kontribusi lebih dari 65 persen dalam pembangunan ekonomi dunia (Subranian, 1997).
Pada level mikro, kemajuan teknologi memainkan peran yang sangat berarti dalam perubahan struktur industri dan persaingan global. Menurut Sharif (1994), untuk dapat memenangkan per-saingan di pasar global, setiap bisnis dituntut untuk mengelola teknologi dalam menciptakan keunggulan bersaing (competitive advatages).
Kesuksesan bisnis dalam memenangkan persaingan sangat ditentukan oleh penciptaan compettive advatages yang berbasis pada pengem-bangan teknologi. Pengembangan tek-nologi tersebut dibutuhkan pada setiap proses transformasi dari sejumlah input untuk menghasilkan output yang dapat memberikan nilai tambah (added value) pada setiap tahapan proses transformasi (Soehoed, 1998)
Dengan demikian, pengembangan teknologi sangat dibutuhkan, baik untuk mendorong pembangunan ekonomi bagi suatu negara, maupun untuk menciptakan keunggulan bersaing bagi entitas bisnis. Oleh karena itu, setiap negara dan bisnis dituntut untuk senantiasa mengembang-kan teknologi secara berkelanjutan yang merupakan kebutuhan yang tidak terela-kan pada era global (Radhi, 2005).
Dalam pengembangan teknologi, setiap negara dan bisnis dihadapkan pada dua pilihan. Pertama mengembangkan teknologi melalui proses invention and innovation. Kedua, mengembangkan teknologi melalui proses alih teknologi.
Hampir tidak ada suatu negara dan bisnis yang mampu memenuhi semua jenis teknologi yang dibutuhkan. Dalam menghadapi kondisi tersebut, suatu negara atau bisnis dapat menerapkan strategi teknologi yang disebut make-some-and-buy-some strategy.
Penerapan startegi make-some dilakukan dengan pengembangan teknologi baru melalui R&D, sedangkan strategi buy-some diterapkan melalui proses alih teknologi (Ramanathan, 1994).
Selain itu, suatu negara atau bisnis juga dituntut untuk menentukan pilihan secara pragmatis berkaitan dengan jenis dan level teknologi yang harus dikembangkan agar memenuhi kriteria appropriate technology.
Pilihan appropriate technology harus didasarkan atas beberapa faktor yang mendukung, di antaranya: kebutuhan teknologi yang sesuai dengan pengembangan industri, ketersediaan technology infrastructure, ketersediaan SDM yang mempunyai kemampuan teknologi (technological capabilities) dan faktor-faktor lingkungan yang mendukung (Ramanathan, 1994).
Di dalam konteks ini, maka diperlukan suatu sistem jaringan informasi yang untuk jangka panjangnya dapat mendukung proses transformasi masyarakat tersebut, sedangkan untuk jangka pendek dan menengahnya dapat mendukung proses peningkatan ilmu dan teknologi serta fasilitas yang dapat membantu percepatan proses penguasaan teknologi di tingkat industri maupun di tingkat perguruan tinggi dan pelaku-pelaku proses teknologi lainnya (lembaga penelitian, pelayanan masyarakat, dsb.)
Proses pertambahan nilai utamanya di dapat dari penerapan pengetahuan di dalam mata rantai pengolahan bahan hulu sampai proses produksi produk pada hilirnya, termasuk pengembangan teknologinya, produknya, distribusinya dan pemasarannya.
Penggunaan pengetahuan akan memberikan peningkatan mutu, efisiensi produksi, efisiensi distribusi dan pemasaran serta keunggulan fungsional dari produk yang dihasilkan, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan daya saing ekonomis produk tersebut.
Di dalam kaitan ini, maka salah satu kegiatan yang sangat vital baik bagi penguasaan teknologi maupun dari penerapannya serta kesiapan sumber daya manusianya adalah kegiatan penelitian dan pengembangan pada semua tingkat, dari perguruan tinggi, lembaga penelitian sampai dengan industrinya.
Aksesibilitas informasi, data, dan pengetahuan menjadi faktor penentu di dalam kecepatan pemanfaatan pengetahuan ke dalam proses pertambahan nilai nasional tersebut. Oleh karena itu adanya jaringan dan sistem informasi yang efektif secara nasional akan menjadi salah satu faktor pemberdaya (enabling factor) kemandirian dan daya saing nasional.
Berita atau informasi manfaat IT dan Internet di bidang bisnis nampaknya sudah sedemikian banyak sehingga jika dituliskan akan menjadi sebuah buku. Perlu diingat bahwa IT dapat dijadikan produk atau dapat digunakan sebagai alat (tools). Jadi sebuah perusahaan dapat menghasilkan produk IT atau dapat menggunakan IT untuk menghasilkan produk atau layanannya. Untuk yang terakhir ini, IT dijadikan sebagai tools, bukan sebagai end product.
Adanya Internet mendobrak batasan ruang dan waktu. Sebuah perusahaan di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pasar Amerika dibandingkan dengan perusahaan di Eropa, atau bahkan dengan perusahaan di Amerika. Dahulu hal ini mungkin akan sulit dilakukan karena perusahaan lokal akan memiliki akses yang lebih mudah kepada pasar lokalnya.
IT dan Internet dipercaya menjadi salah satu penopang ekonomi Amerika Serikat. Demikian percayanya mereka kepada hal ini sehingga pemerintah Amerika sangat bersungguh-sungguh untuk menjaga dominasi mereka dalam hal ini.
Ditengah minimnya kelangkaan infrastruktur telekomunikasi serta rendahnya pemahaman masyarakat luas terhadap telematika, di sisi lain ternyata muncul inisiatif-inisiatif baru yang dikembangkan oleh masing-masing pelaku usaha muda dalam rangka membentuk infrastruktur informasi alternatif yang meliputi aspek aplikasi, jasa dan infrastruktur fisik.
Dari sisi teknologi terdapat empat area yang dianggap sebagai pendorong yaitu yang berkaitan dengan bandwidth komunikasi, teknologi peralatan elektronika, teknologi manipulasi informasi, dan teknologi sistem pembayaran yang dikembangkan secara on-line.
Peluang yang diciptakan oleh penerapan perdagangan elektronis adalah terciptanya pasar-pasar baru, produk dan pelayanan baru, proses-proses bisnis baru yang lebih efisien dan canggih, serta penciptaan perusahaan-perusahaan dengan jangkauan lebih, sedangkan kendala-kendala umumnya berkisar pada masalah bandwidth dan kapasitas jaringan, keamanan, harga teknologi, aksesabilitas, struktur sosial-ekonomi-demografi, kendala politik dan hukum, censorship, serta edukasi -sosialisasi masyarakat.
Ekonomi yang berbasis kepada IT dan Internet ini bahkan memiliki nama sendiri: New Digital Networked Economy. Dalam ekonomi baru ini banyak kaidah ekonomi lama (old economy) yang dijungkirbalikkan.
Saham-saham perusahaan teknologi, terutama yang berbasis IT dan Internet, dicari-cari oleh orang meskipun perusahaan tersebut masih dalam keadaan merugi. Ini berbeda dengan kaidah old economy. Apakah ini sehat atau tidak, banyak sudah kajian tentang hal ini. Point yang ingin disampaikan adalah ini ekonomi baru yang mesti kita simak dan kaji dengan seksama.
Hilangnya batasan ruang dan waktu dengan adanya Internet membuka peluang baru untuk melakukan pekerjaan dari jarak jauh. Istilah teleworker atau teleworking mulai muncul. Seorang pekerja dapat melakukan pekerjaannya dari rumah tanpa perlu pusing dengan masalah lalulintas.
Kesemua hal di atas menunjukkan adanya peluang-peluang baru di dalam bisnis dengan adanya IT dan Internet, bisa juga dijelaskan dengan kata lain, pada saatnya nanti sektor komunikasi merupakan penunjang perekonomian terpenting di Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi yang termasuk signifikan.
Daftar Pustaka
- Komunitas Sekolah Sumatra.“Ekonomi Berbasis IT dan Internet”. http://www.google.com. 2004.
- Radih, Fahmy. 2010. “ Pengembangan Appropriate Teknology Sebagai paya Membangun Perekonomian Indonesia Secara Mandiri”. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Yogyakarta.
- Suparwoko. 2010. “Pengembangan Ekonomi Kreatif Sebagai Penggerak Industri Pariwisata”. Skripsi Sarjana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Yogyakarta.