Pemerintah El Salvador menambah 13 Bitcoin ke cadangannya sejak 1 Maret 2025. Langkah ini melanggar syarat dari pinjaman senilai $1,4 miliar yang diberikan oleh Dana Moneter Internasional (IMF). Namun, Presiden Nayib Bukele menegaskan bahwa negaranya tetap berkomitmen pada strategi akumulasi aset digital ini.
Strategi Akumulasi Bitcoin yang Tetap Berjalan
Seperti data yang kami kutip dari publica.id bahwa El Salvador terus meningkatkan kepemilikan Bitcoin meski ada tekanan internasional. Sejak awal Maret, pemerintah membeli 13 BTC tambahan, menjadikan total cadangan lebih dari 6.105 BTC atau sekitar $527 juta berdasarkan harga saat ini.
Pembelian ini bertentangan dengan persyaratan IMF yang mengharuskan El Salvador mengurangi keterlibatan pemerintah dalam Bitcoin dan mencabut statusnya sebagai alat pembayaran yang sah. Meski pada Januari 2025 Kongres El Salvador merevisi beberapa undang-undang untuk menyesuaikan diri dengan kesepakatan IMF, pemerintah tetap melanjutkan pembelian harian Bitcoin.
Pada 3 Maret, negara ini tidak hanya membeli 1 BTC seperti biasanya, tetapi menambah 5 BTC dalam satu hari. Keputusan ini menunjukkan keteguhan El Salvador dalam memperkuat posisi di pasar kripto. IMF segera merespons dengan peringatan baru, menuntut penghentian pembelian Bitcoin dan melarang negara ini menerbitkan utang atau sekuritas berbasis kripto.
Bukele Tetap Berpegang pada Visi Ekonomi Baru
Presiden Nayib Bukele menolak tuntutan IMF, menyebut tekanan tersebut sebagai keluhan tanpa dampak nyata pada kebijakan nasional.
“Jika strategi ini bertahan saat dunia mengucilkan kami dan banyak pendukung Bitcoin meninggalkan kami, maka itu tidak akan berhenti sekarang atau di masa depan,” tegas Bukele.
El Salvador telah bertaruh pada Bitcoin sejak 2021 sebagai cara untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Mata uang digital ini dianggap sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi dan daya tarik bagi investor fintech global.
Langkah ini mulai menunjukkan hasil. Bitfinex Derivatives mengumumkan kepindahannya dari Seychelles ke El Salvador pada 7 Januari. Seminggu kemudian, Tether, penerbit stablecoin USDT, juga mengungkapkan rencana relokasi kantor pusat ke negara ini. Keputusan ini semakin memperkuat posisi El Salvador sebagai pusat kripto dunia.
El Salvador tetap berpegang pada visinya untuk mencapai kemandirian finansial melalui kripto, meskipun menghadapi skeptisisme dari lembaga internasional. Keberhasilannya dapat menjadi contoh bagi negara lain yang ingin mengadopsi Bitcoin dalam sistem ekonomi mereka.