Menu Tutup

Etika Berkomunikasi Menurut Islam

  • Hendaknya setiap muslim menjaga lidahnya sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Ada kalanya seseorang berbicara dengan suatu kata di mana orang disekelilingnya tertawa dengan ucapannya, namun dengan kata tersebut dia terpelanting ke tempat yang lebih jauh dari bintang tsuroyya”. (HR. Ahmad).
  • Berbicaralah dengan hal yang baik atau diam. “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka berbicaralah dengan baik atau diam”. (HR. Bukhari).
  • Berkata baik merupakan salah satu pintu dari pintu-pintu sedekah. “Setiap persendian tubuh manusia (membutuhkan) sedekah setiap hari tatkala terbit matahari, berbuat adil di antara dua orang adalah sedekah, menolong orang menunggangi hewan tunggangannya juga mengangkat barang bawaannya adalah sedekah, dan berbicara dengan kalimat yang baik adalah sedekah”. (HR. Bukhari dan Muslim).
  • Orang yang berkata baik akan dijauhkan dari api neraka, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Adi’ bin Hatim r.a. bahwa Nabi Saw bercerita tentang api neraka kemudian beliau memalingkan wajahnya sambil minta perlindungan darinya, lalu bercerita tentang api neraka kemudian beliau memalingkan wajahnya sambil minta perlindungan darinya, kemudian bersabda: “Jagalah diri kalian dari api neraka walau dengan sebelah kurma barang siapa yang tidak mendapatkannya
  • maka dengan ucapan yang baik”.(HR. Bukhari dan Muslim).
  • Mendorong diri sedikit berbicara, sebab banyaknya berbicara akan menyebabkan seseorang terjerumus kedalam perbuatan dosa. “Dan sesungguhnya orang yang paling aku dibenci dari kalian dan paling jauh dariku di hari kiamat adalah orang yang banyak bicara”. (HR. Tirmidzi).
  • Menjauhi perbuatan ghibah (bergunjing). “Janganlah sebagian kalian menggunjing terhadap sebagian yang lain” (QS. Al-Hujurat:12).
  • Menjauhi dusta/bohong. “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu kepada Allah dan jadilah kalian bersama-sama orang yang benar.” (QS.At-Taubah:119).
  • Meninggalkan berdebat walaupun dia benar. “Aku adalah pemimpin pada sebuah tempat di surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia benar” (HR.Abu Daud).
  • Tidak menceritakan tentang pribadi untuk membanggakan diri. “Maka Janganlah kamu mengatakan dirimu suci” (QS. An-Najm:32).
  • Tidak kasar dalam memanggil orang. “Katakanlah kepada hamba-hambaku: “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang baik (benar), sesungguhnya syaitan menimbulkan perselisihan diantara mereka, sesungguhnya syaitan merupakan musuh yang nyata bagi manusia” (QS. Al Isra:53). Wallahu a’lam. (Majid bin Su’ud al-Usyan, islamhouse.com).*

Baca Juga: