Menyaksikan seseorang meninggal adalah momen yang penuh dengan kesedihan dan keharuan. Sebagai umat Islam, terdapat pedoman yang telah diajarkan oleh agama untuk diikuti dalam menghadapi situasi ini. Pedoman ini mencakup aspek spiritual, sosial, dan praktis yang bertujuan untuk menjaga martabat jenazah, memberikan ketenangan kepada keluarga yang ditinggalkan, dan menjalankan ajaran Islam dengan sebaik-baiknya.
1. Memberikan Pertolongan jika Masih Ada Peluang Hidup
Ketika menyaksikan seseorang dalam kondisi kritis, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memastikan apakah masih ada peluang untuk memberikan pertolongan. Jika memungkinkan, lakukan tindakan pertolongan pertama seperti memeriksa pernapasan, denyut nadi, dan memberikan bantuan sesuai kemampuan. Segera hubungi tenaga medis untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut.
Tindakan ini selaras dengan prinsip Islam yang mendorong umatnya untuk berusaha menyelamatkan nyawa sesama manusia. Rasulullah SAW bersabda bahwa menolong seseorang yang sedang kesusahan adalah perbuatan yang sangat mulia.
2. Mengucapkan Kalimat Thayyibah
Jika jelas bahwa seseorang berada di ambang kematian, sebagai seorang Muslim, disarankan untuk membimbing orang tersebut agar mengucapkan kalimat syahadat. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang akhir ucapannya adalah Laa ilaha illallah, maka ia akan masuk surga” (HR. Abu Dawud).
Membimbing seseorang mengucapkan kalimat thayyibah tidak perlu dilakukan dengan memaksa. Berikan ketenangan dan ingatkan secara lembut agar hati dan pikiran mereka tetap terfokus kepada Allah.
3. Menutup Mata dan Mulut Jenazah
Setelah kematian dipastikan, langkah berikutnya adalah menutup mata dan mulut jenazah. Rasulullah SAW memberikan contoh dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Muslim, ketika beliau menutup mata seorang sahabat yang meninggal. Hal ini dilakukan untuk menjaga martabat jenazah.
Caranya adalah dengan lembut menutup kedua kelopak mata dan, jika diperlukan, mengikat dagu untuk menjaga mulut tetap tertutup. Pastikan tindakan ini dilakukan dengan penuh hormat dan kelembutan.
4. Membaringkan Jenazah di Tempat yang Layak
Jenazah hendaknya dibaringkan di tempat yang bersih dan layak. Sebisa mungkin, letakkan jenazah di atas permukaan yang datar dan bersihkan tubuh jenazah dari segala kotoran yang mungkin ada. Pastikan posisi tubuh menghadap kiblat, sesuai dengan tata cara Islam.
5. Memberitahukan Keluarga dan Kerabat
Langkah penting berikutnya adalah memberitahukan keluarga dan kerabat terdekat. Hal ini perlu dilakukan dengan penuh empati dan kepekaan terhadap perasaan mereka. Pastikan informasi disampaikan dengan jelas dan tenang agar tidak menimbulkan kepanikan.
Selain itu, ajak mereka untuk bersabar dan mengingat bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 156 disebutkan bahwa orang-orang yang sabar adalah mereka yang berkata, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” saat menghadapi musibah.
6. Memulai Proses Pengurusan Jenazah
Pengurusan jenazah dalam Islam mencakup empat tahap utama yaitu memandikan, mengkafani, menyolatkan, dan menguburkan. Setiap tahap memiliki tata cara yang telah diatur dengan rinci dalam syariat.
- Memandikan Jenazah: Proses ini dilakukan oleh orang yang amanah, mengetahui tata cara memandikan jenazah, dan memiliki hubungan mahram dengan jenazah. Tujuannya adalah untuk membersihkan tubuh jenazah secara menyeluruh.
- Mengkafani Jenazah: Setelah dimandikan, jenazah dibungkus dengan kain kafan yang bersih. Penggunaan kain kafan harus sesuai dengan ukuran jenazah dan dilakukan dengan penuh kehormatan.
- Menyolatkan Jenazah: Shalat jenazah merupakan kewajiban kolektif (fardhu kifayah) bagi kaum Muslimin. Proses ini dilakukan untuk mendoakan kebaikan dan ampunan bagi jenazah.
- Menguburkan Jenazah: Pemakaman harus dilakukan di tempat yang layak dan sesuai dengan ketentuan Islam, dengan posisi jenazah menghadap kiblat.
7. Menghibur dan Mendukung Keluarga yang Berduka
Keluarga yang ditinggalkan memerlukan dukungan moral dan emosional. Sebagai sesama Muslim, memberikan penghiburan kepada mereka adalah bagian dari sunnah. Rasulullah SAW selalu memberikan penghiburan kepada sahabat-sahabatnya yang mengalami musibah dengan mengingatkan akan kebesaran Allah dan janji-Nya tentang kehidupan akhirat.
Selain itu, membantu keluarga dalam urusan praktis seperti pengurusan jenazah atau kebutuhan sehari-hari merupakan bentuk solidaritas yang sangat dianjurkan.
8. Menghindari Tindakan yang Bertentangan dengan Syariat
Dalam proses pengurusan jenazah, penting untuk menghindari praktik-praktik yang bertentangan dengan ajaran Islam. Misalnya, meratapi jenazah dengan berlebihan, memperlakukan jenazah dengan tidak layak, atau melakukan ritual yang tidak sesuai dengan sunnah.
Islam menekankan keseimbangan antara rasa hormat kepada jenazah dan ketaatan kepada syariat. Semua tindakan harus dilakukan dengan niat ibadah dan pengharapan akan ridha Allah.
9. Mendoakan Jenazah
Doa adalah amalan yang tidak terputus bahkan setelah seseorang meninggal. Sebagai Muslim, kita diajarkan untuk selalu mendoakan kebaikan dan ampunan bagi orang yang telah meninggal. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda bahwa doa anak yang saleh adalah salah satu dari tiga amal yang pahalanya tetap mengalir meskipun seseorang telah meninggal dunia.
Doa dapat dilakukan secara individu maupun berjamaah. Sampaikan doa yang tulus agar Allah memberikan tempat terbaik bagi almarhum di sisi-Nya.
Penutup
Menyaksikan seseorang meninggal adalah momen yang penuh makna dan tanggung jawab. Dengan mengikuti pedoman yang telah diajarkan Islam, kita tidak hanya menghormati jenazah tetapi juga menjalankan kewajiban agama dengan sebaik-baiknya. Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk menjalankan amanah ini dengan ikhlas dan penuh pengharapan kepada Allah.