Menu Tutup

Ibadah- Ibadah Sunnah dalam Penyucian Jiwa

Saat seorang hamba tenggelam dalam zikir, doa dan membaca serta mendengarkan al-Quran, serta menggunakan waktu waktu yang utama untuk shalat malam \, bersungguh sungguh untuk khusyu’ merenung dan menghadirkan hati, maka semua itu merupakan saat saat kita paling dekat dengan Allah swt. Ini berpengaruh sangat besar dalam proses penyucian jiwa, dan meningkatkan derajat kesempurnaannya.

Dalam pembahsan sebelumnya telah disinggung berbagai pengaruh ibadah, baik ibadah wajib maupun ibadah ibadah tambahan (nafiilah sunnah), Karena itu saya disini akan membatasi uraian hanya pada pengaruh pengaruh terbesar berbagai ibadah sunnah yang langsung dirasakan dalam proses penyucian jiwa.

  1. Munajat antara Seorang Hamba dengan Tuhannya dan Kuatnya Posisi Penghambaan

Pengaruh terbesar ibadah zikir,

Pengaruh terbesar ibadah zikir, doa dan tilawah Al-Quran pada pelakunnya adalah kian dekatnya jarak orang itu dengan tuhannya. Karena dalam ibadah itu ia pada hakekatnnya sedang bermunajat atau berdialog dengan tuhannya. Dan akan semakin kuat perasaan sebagai seorang hamba dalam jiwa orang yang rajin melakukan ibadah sunnah itu, dan menjadikannya selalu bersama Allah swt.

Allah sendiri sudah berfirman dalam sebuah ayat.

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (al-Baqarah: 152)

Diantara jenis zikir terbaik adalah membaca al-Quran karim. Siapa saja yang ingin memohon kepada Tuhannya maka bacalah al-Quran. Kitab ini adalah kalam Allah Ta’ala. Setiap kali rasa cintamu kepada Allah membesar didalam hati, maka saat itu keinginan untuk membaca Kitab-Nya pun akan semakin besar,dibrengi dengan menghadirkan rasa taku kepada-Nya, Merenungkan ayat-ayat al Quran adalah cara untuk mewujudkan penghambaan yang benar dan iman yang sempurna.

Sedangkan doa merupakan refleksi penghambaan dan permohonan kepada Allah Ta’ala. Allah memerintahkan untuk berdoa dan mengancam siapa saja yang sombong dan meninggalkan doa seperti orang yang tidak butuh bantuan tuhannya. Firman Allah Ta’ala

Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.(al- Mu’min) : 60)

    Disaat berdoa, seorang muslim mesti melakukannaya, dengan pengharapan besar serta bersikap merendahkan diri di hadapan-Nya, karena ia sedang berbicara langsung dengan yang mahaagung, Jika ia lakukan seperti itu, maka ia akan mendapatkan kelezatan munajat dan manisnya ketaatan. Khususnya di penghujung malam. Diamana hamba- hamba yang jujur bermesra mesra dalam kedekatann dengan tuhannya dan khusyu’ di hadapannya.

Dalam riwayat Muslim disebutkan, “ Bagi siapa saja yang memeberi pinjaman di saat susah dan tidak lazim (syirik).”

Hadits ini menunjukan betapa besar cinta dan kasih sayang Allah swt. Kepada hamba hambannya. Allah adalah sang pencipta dan pemberi taufiiq kepada mereka untuk taat. Dia menyebut ketaatan seseorang hamba kepada Tuhannya sebagai pinjaman, padhal Allah sendiri tidak membutuhkan alam semesta. Ketaatan seseorang  tidak bermanfaat bagi-Nya, begitu pula dengan perbuatan maksiat seorang hamba. Namun ia mengajak kita untuk memepergunakan waktu-waktu di tengah malam untuk memohon kepada-Nya dan berbicara dengan-Nya, serta menyucikan jiwa kita dengan nmendekatkan diri kepadannya.

Dari aisyah r.a berkata, “Rasulullah saw jika sholaht, beliau berdiri hingga kakinya pecah-pecah.” Dalam riwayat lain disebutkan, “…..hingga kedua telapak kakinya bengkak.”

  1. Makanan Hati dan peningkatan Iman

Allah Ta’ala menyiatkan hamba hamba-Nya yang beriman dengan berbagai sifat karena mereka amat terpengaruh oleh zikir dan bacaan Al-Quran. Firman Allah swt.

-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal (al-Anfaal: 2)

“Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?” Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira. (at-Taubah; 124)

   Karena itu para sahabat r.a berkumpul untuk berzikir kepada Allah dan membaca Al-Quran, guna menambah iman dan rasa takut mereka kepada Allah Ta’ala, serta menerangi hati mereka dan bersyukur kepada-Nya. Hal ini terdapat pada beberapa hadist, di antarannya.

Rasulullah saw datang pada halaqah para sahabatnya, beliau bertanya, “ Untuk apa kalian duduk disini? Mereka berkata: “ Kami duduk-duduk untuk berzikir dan memujinnya atas petunjuknya bagi kami ke jalan Islam, dan memberi nikmat kepada kami.” Beliau bersabda, “ Demi Allah apakah kalian duduk hanya karena itu? Mereka menjawab: ‘Demi Allah kami duduk hanya karena itu. Beliau bersabda “ Adapun aku meminta kalian bersumpah bukan karena tidak percaya pada kalian, namun Jibril datang kepadaku dan memberi tahu bahwa Allah Ta’ala membanggakan kalian di  depan para malaikat.”(HR Muslim, dari Muawiyah r.a)

Imam Ibn Taimiyah Mengatakan, “ mendengarkan (bacaan Al-Quran) akan mendatangkan perasaan yang agung selera yang mulia, tambahan pengetahuan dan kondisi kondisi luar biasa yang tidak terlukiskan kata-kata daan tidak tercantum  dalam buku. Merenungkan Al-Quran dan memahaminnya merupakan penambahan ilmu dan iman, yang tidak mampu djelaskan. Jelaslah bahwa al-Quran adalah sebuah sistem pendidikan mental, dan pembimbing setiap manusia  manusia ke jalan kebahagiaan dan petunjuk.

Al-Quran telah menetapkan akidah tauhiid dan menancapkan pemahaman nya ke dalam jiwa, membatasi rambu, rambu halal dan haram, memberi metode bagi pendidikan dengan cara beraneka ragam, dengan kabar gembira, ancaman, nasehat, dan peringatan, serta pendidikan melalui berbagai macam kejadian masa lalu. Sebagaimana al-Quran juga menyeru untuk mengoreksi dan meluruskan tingkah laku dengan melihat kejadian kejadian di hari kiamat dan kisah kisah para Nabi serta orang orang dimasa lalu, yang sangat banyak diungkapkan dalam al-Quran.

Demikianlah bagaimana zikir, doa, dan shalat malam itu memberi nutrisi bagi hati dan mempertebal iman, serta membimbing jiwa pada kebaikan. Kita banyak menemui manuia yang sibuk dengan dunia dan lalai dari Tuhannya, serta yang lupa mengingat-Nya. Namun mereka itu dapat terguncang lubuk hatinnya dan terbuka kunci kuncinya dengan mendengar doa yang khusyu’ atau shalat dua rakaat di tengah malam, atau mengingat Allah dengan nama-namaNya yang mulia ( asmaul husna) Dalam kondisi seperti itu, sirnalah penutup hatinnya, dan hiduplah ia kembali setelah tertidur dalam kelalaian. Imam Ibn al-Qayyim telah memberi arahan dalam sebuah bukunnya. “ Diantara orang orang pengalaman orang-orang yang menjalani ketekunan dalam ibadah, mereka mempraktekan pengalaman ini dan mereka dapati ternyata benar, bahwa siapa saja yang senantiasa rajin mengucapkan kalimat  yaa hayuu yaa qayyum laa illaha ilaa anta.

  1. Terapi Jiwa dan Menanamkan Rasa Tenang di Dalamnya

Diantara pengaruh zikir, doa, dan tilawah Al-Quran yang terbesar adalah sebagai terapi jiwa dan berbagai penyakit, terutama penyakit kontemporer yang saat ini cepat menyebar dan membuat binggung kalangan psikiater dan psikolog. Penyakit penyakit itu adalah depresi, histeria stress, syaraf tegang, daan lain lain. Seorang mukmin akan mendapatkan obatnya, tenang jiwanyaa, dan stabil syaraf syrafnya bila mengahdap kepada sang pencipta dan berzikir kepada-Nya, berdoa kepada-Nya dan membaca ayat ayat Al-Quran. Allah Ta’ala telah berfirman,

     وننَزِّلُ مِنَ القرآنِ مَا هُوَ شفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ، وَلاَ يَزيْدُ الظالِمِيْنَ إلاَّ خَساراً

Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al Isra’: 82)

  ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

    (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (ar-Raad : 28)

Mengingat Allah (zikrullah) dan membaca Al-Quran merupakan terapi jiwa dari rasa depresi dan stress. Juga sebagai terapi hati dari penyakit syubhat dan syahwat yang memenuhi hati, menggelapkam, dan merusaknya. Jika hati diberi santapan dengan zikir dan Al-Quran, maka hati akan kembali suci dan bersih.

Seorang muslim haruslah berlindung kepada Allah swt, saat menghadapi kesulitan, agar bisa mempereoleh rasa aman dan ketenangan. Janganlah taku deprsei, ia harus yakin Allah swt, bersamannya, dan dia adalah penolong dan pendukungnya. Dia akan mengabulkan doa orang-orang yang sedang dilanda susah. Firman Allah swt,

{أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ

“    atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilang­kan kesusahan (an-Naml: 62)

Jadi jelaslah bahwa yang paling memberikan ketenangan pada jiwa, dan memebersihkan kotoran hati adalah berkumpul untuk membaca Al-Quran dan merenungkannya, berzikir dan menuntut ilmu, khususnya di masjid-masjid. Allah telah memberitahukan bahwa Dia menjaga hamba-hamba-Nya yang shaleh dari godaan setan. Firman Allah swt,

إِنَّ عِبَادِى لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَٰنٌ إِلَّا مَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلْغَاوِينَ

Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat.” (al-Hijr: 42)

Sebagai penutuppembahasan ini perlu ditegaskan bahwa keutamaan zikir, doa, membaca al-Quran, dan shalat malam, serta pengaruh ibadah-ibadah sunnah ini pada penyucian jiwa tidak cukup ditulis dalam lembaran lembaran kertas atau setumpuk buku. Apa yang kami jelaskan dimuka hanyalah sebagian kutipan dar ibadah ibadah yang mulia ini, dan peran besarnya dalam proses penyucian jiwa jika dikaitkan dengan ibadah ibadah lain.

Memperbanyak menginggat Allah itu akan menghidupkan hati, menunjuki hati ke arah yang benar menyucikan dan menyelamatkannya dari kegelapan.Allah juga mengabarkan kondisi orang orang munafik. Firman-Nya,

  يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا

Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (an-Nissa: 142)

Marilah kita memohon kepada Allah agar Dia menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang beriman, yang jika disebut nama nama Allah bergetar hati mereka, dan jika dibacakan ayat-ayat-Nya bertambah iman mereka, dan mereka hanya bertawakal kepada Allah.`

Baca Juga: