Menu Tutup

Jenis-Jenis Sapi

Jenis-jenis hewan sapi yang banyak dipelihara di Jawa diantaranya:

Sapi Ongole

Sapi ongole merupakan sapi keturunan Bos Indicus yang berhasil dijinakkan di India. Sapi ongole masuk ke Indonesia abad ke-19 dan dikembangkan cukup baik di pulau Sumba, sehingga lebih dikenal dengan sapi Sumba Ongole. Karakteristik sapi ongole adalah memiliki punuk besar dan kulit longgar dengan banyak lipatan dibagian bawah leher dan pantat, telinga panjang serta menggantung, tempramen tenang dengan mata besar, tanduk pendek dan hampir tidak terlihat, warna bulu umumnya putih kusam atau agak kehitam-hitaman dan warna kulit kuning.

Sapi Brahman

Sapi brahman merupakan sapi keturunan Bos Indicus yang berhasil dijinakkan di India. Tetapi mengalami perkembangan pesat di Amerika Serikat. Sapi ini adalah hasil campuran darah tiga bangsa sapi madura yaitu bangsa bir, buzerat, dan nellose. Sapi ini bertanduk dan warnanya bervariasi mulai dari abu-abu muda, totoltotol, sampai hitam, terdapat punuk pada punggung dibelakang kepala yang merupakan kelanjutan dari otot-otot pundak dan telinga yang berpendolous panjang, serta adanya pendolous yang longgar sepanjang leher. Sapi brahman memiliki sifat yang khas yaitu ketahanannya terhadap kondisi tatalaksana yang sangat minimal, toleran terhadap panas, daya tahan terhadap kondisi yang jelek sampai penyakit dan parasit.[1]

Sapi Limusin

Sapi limusin adalah sapi yang pertama kali dikembangkan di Prancis. Sapi limusin merupakan tipe sapi potong dengan perototan yang lebih baik dari sapi simental. Sapi limusin memiliki bulu berwarna coklat tua kecuali disekitar ambing berwarna putih serta lutut ke bawah dan sekitar mata berwarna lebih muda. Bentuk tubuh sapi jenis ini yaitu pertumbuhan badannya yang sangat cepat.[2]

Jenis-jenis hewan yang dapat dipelihara untuk diambil manfaatnya disebut hewan peliharaan dan diantara hewan peliharaan tersebut dapat dijadikan ternak. Hewan-hewan peliharaan asal mulanya adalah hewan-hewan yang hidup liar, yang sejak zaman purbakala berangsur-angsur dijinakkan. Proses penjinakan ini disebut “domestikasi”. Domestikasi adalah suatu

keadaan (condition) dimana manusia ikut campur mengawasi/mengontrol secara continue dalam meningkatkan pengembangbiakan, pemeliharaan dan makanan untuk dapat meningkatkan perubahan biologis (morphologis, fisiologis atau behavior) seperti yang diharapkan.35

[1] Ni Made Ayu Gemuh Rasa Astiti, Pengantar Ilmu Peternakan, (Denpasar: Universitas Warmadewa, 2018), 13-14.

[2] Https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sapi_limusin, 35 Ni Made Ayu Gemuh Rasa Astiti, Pengantar Ilmu Peternakan, 2.