Pengertian Kabinet Djuanda
Kabinet Djuanda, disebut juga Kabinet Karya, memerintah pada periode 9 April 1957–10 Juli 1959.
Pembentukan Kabinet Djuanda
Setelah kemerdekaan yang didapatkan pada 1945, keadaan Indonesia belum serta merta menjadi baik dan stabil. Masih banyak kekurangan di sana-sini yang perlu diperbaiki dan sangat mendesak untuk segera dicarikan solusi. Kondisi politik tanah air masih sangat goyah dan belum menunjukkan tanda-tanda ke arah yang stabil. Sebelum dilakukan Pemilu 1955 yang notabene merupakan Pemilihan Umum pertama Indonesia, terjadi beberapa kali pergantian Kabinet. Ada beberapa kabinet dan tentu saja masing-masing kabinet tersebut memiliki beberapa program yang menjadi prioritas utama.
Kabinet Djuanda sendiri dibentuk setelah Kabinet Ali Sastroamijoyo 2 turun (di lain post akan kami sampaikan mengenai Kabinet Ali Sastroamijoyo 2). Kabinet yang berada di bawah pimpinan Perdana Menteri Djuanda ini dikenal dengan nama Kabinet Karya. Pembentukan Kabinet Djuanda ini diniatkan sebagai salah satu cara untuk mengatasi kondisi kacau balau yang sedang dihadapi oleh negara Indonesia. Personal yang diambil untuk mengisi pos di dalam Kabinet Djuanda ini pun juga disesuaikan dengan keahlian dari masing-masing personal pada bidangnya.
Kabinet Djuanda terbilang memiliki program-program kerja yang sangat bagus untuk kemajuan bernegara dan berkebangsaan. Namun pada saat itu ternyata program yang baik saja belum cukup untuk mengatasi masalah yang sedang terjadi. Ada banyak kekacauan yang timbul sehingga berbagai program kerja kabinet Djuanda tidak bisa berjalan dengan maksimal. Kabinet Djuanda ini bisa dibilang merupakan Kbinet yang paling lama memerintah meski di tengah berbagai kemelut dan tekanan baik dari luar maupun dari dalam kabinet sendiri.
Kabinet Djuanda ini bisa bertahan lama karena Juanda sendiri sudah berpengalaman karena ia pernah menjadi seorang menteri, selain itu Djuanda juga merupakan sosok yang jujur dan memiliki banyak ide brilian untuk kemajuan bangsa dan negara. Selain dari Djuanda sendiri, masing-masing personil di dalam Kabinet juga merupakan orang-orang pilihan yang benar-benar memiliki keahlian dibidangnya. Bebagai faktor pendukung inlah yang kemudian membuat Kabinet Djuanda ini bisa bertahan lebih lama jika dibandingkan dengan Kabinet yang lain.
Susunan Kabinet Djuanda
No | Jabatan | Nama Menteri |
1 | Perdana Menteri | Djuanda Kartawidjaja |
Wakil Perdana Menteri | Hardi | |
Idham Chalid | ||
J. Leimena (sejak 29 April 1957) |
||
2 | Menteri Luar Negeri | Subandrio |
3 | Menteri Dalam Negeri | Sanusi Hardjadinata |
4 | Menteri Pertahanan | Djuanda |
5 | Menteri Kehakiman | GA Maengkom |
6 | Menteri Penerangan | Soedibjo |
7 | Menteri Keuangan | Sutikno Slamet |
8 | Menteri Pertanian | Sadjarwo |
9 | Menteri Perdagangan | Prof. Drs. Soenardjo (sampai dengan 25 Juni1958) Rachmat Muljomiseno (sejak 25 Juni 1958) |
10 | Menteri Perindustrian | F.J. Inkiriwang |
11 | Menteri Perhubungan | Sukardan |
12 | Menteri Pelayaran | Mohammad Nazir |
13 | Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga | Pangeran Mohammad Nur |
14 | Menteri Perburuhan | Samjono |
15 | Menteri Sosial | J. Leimena (sampai dengan 24 Mei 1957) Muljadi Djojomartono (sejak 25 Mei 1957) |
16 | Menteri Pendidikan dan Kebudayaan | Prijono |
17 | Menteri Agama | Muhammad Ilyas |
18 | Menteri Kesehatan | Azis Saleh |
19 | Menteri Agraria | R. Sunarjo |
20 | Menteri Urusan Pengerahan Tenaga Rakyat untuk Pembangunan | A.M. Hanafi (sampai dengan 25 Juni1958) |
21 | Menteri Negara Urusan Veteran | Chaerul Saleh |
22 | Menteri Negara Urusan Hubungan Antar Daerah | F.L. Tobing (sampai dengan 25 Juni1958) |
23 | Menteri Negara | Suprajogi (Urusan Stabilitasi Ekonomi) (sejak 25 Juni 1958) |
Muhammad Wahib Wahab (Urusan Kerjasama Sipil-Militer) (sejak 25 Juni 1958) |
||
Dr. F.L. Tobing (Urusan Transmigrasi) (sejak 25 Juni 1958) |
||
A.M. Hanafi (sejak 25 Juni 1958) |
||
Prof. Mr. H. Moh. Yamin (sejak 25 Juni 1958) |
Program Kabinet Djuanda
a) Membentuk Dewan Nasional.