Puasa Tasu’a adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram, sehari sebelum puasa Asyura yang jatuh pada 10 Muharram. Puasa ini memiliki keutamaan khusus dalam ajaran Islam dan didukung oleh dalil-dalil yang shahih.
Pengertian Puasa Tasu’a
Secara etimologis, “Tasu’a” berasal dari bahasa Arab yang berarti kesembilan, merujuk pada tanggal 9 Muharram dalam kalender Hijriyah. Puasa Tasu’a dianjurkan sebagai bentuk persiapan dan pendamping bagi puasa Asyura. Tujuannya adalah untuk membedakan praktik puasa umat Islam dengan kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada hari Asyura.
Dalil Anjuran Puasa Tasu’a
Anjuran untuk melaksanakan puasa Tasu’a didasarkan pada hadits-hadits Rasulullah SAW. Salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, di mana Rasulullah SAW bersabda:
“Seandainya aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharram.”
Hadits ini menunjukkan niat Rasulullah SAW untuk menambahkan puasa pada tanggal 9 Muharram sebagai pendamping puasa Asyura.
Keutamaan Puasa Tasu’a
Puasa Tasu’a memiliki beberapa keutamaan, antara lain:
- Membedakan Diri dari Kaum Yahudi: Dengan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram, umat Islam membedakan diri dari praktik kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada tanggal 10 Muharram.
- Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW: Meskipun Rasulullah SAW wafat sebelum sempat melaksanakan puasa Tasu’a, niat beliau untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharram menjadi dasar anjuran bagi umat Islam untuk melaksanakannya.
- Puasa Terbaik Setelah Ramadhan: Bulan Muharram, termasuk di dalamnya puasa Tasu’a, dianggap sebagai waktu terbaik untuk berpuasa setelah bulan Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda:”Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram.”
Niat Puasa Tasu’a
Untuk melaksanakan puasa Tasu’a, disunnahkan melafalkan niat sebagai berikut:
“Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â lillâhi ta‘âlâ.”
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT.”
Penutup
Puasa Tasu’a merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Selain mengikuti sunnah Rasulullah SAW, puasa ini juga memiliki keutamaan dalam meningkatkan ketakwaan dan membedakan praktik ibadah umat Islam dari kaum lain. Dengan memahami dalil dan keutamaannya, diharapkan umat Islam dapat lebih termotivasi untuk melaksanakan puasa Tasu’a sebagai bagian dari ibadah di bulan Muharram.