Menu Tutup

Kreatif dan Inovatif dalam Islam

Pengertian Kreatif dan Inovatif

Kata kreatif berasal dari bahasa Inggris yaitu create berarti membuat atau menciptakan sesuatu. Sedangkan kata kreatif dalam bahasa Arab biasa dihubungkan dengan kata khalaqa, shawwara berarti menciptakan sesuatu yang tidak ada pangkal, asal dan contoh terlebih dahulu, dan membentuknya sebaik-baiknya.

Kreatif merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Kreatif dilakukan dengan cara menemukan, menggabungkan, membangun, mengarang, mendesain, merancang, mengubah ataupun menambah sesuatu untuk bernilai manfaat. Dalam pandangan Islam, kreatif merupakan cerminan dari nama Allah, al-Khāliq dan al- Mushawwir. Kreatif ialah kemampuan menggunakan apa yang dimilikinya dalam menghasilkan sesuatu yang terbaik dan bermanfat bagi kehidupan sebagai wujud pengabdian yang tulus kehadirat-Nya dan rasa syukur atas nikmat-Nya. Allah Swt. berfirman:

“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang, Namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka”. (QS. al-An’ām [6]: 1)

Membahas tentang kreatif tentu tidak akan terpisahkan dengan inovatif. Jika menciptakan sesuatu yang baru disebut kreatif maka menciptakan sesuatu yang sebelumnya telah ada disebut inovatif.

Inovatif berasal dari kata dalam bahasa Inggris innovate berarti memperkenalkan sesuatu yang baru atau yang bersifat memperbarui. Kata inovatif dalam bahasa Arab sering dihubungkan dengan kata bada’a berarti menciptakan dari sesuatu yang ada menjadi sesuatu yang lebih baru.

Inovatif adalah kegiatan penelitian, pengembangan, atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada dan dapat berarti temuan baru yang menyebabkan berdaya gunanya produk atau jasa ke arah yang lebih produktif dan mempunyai nilai manfaat bagi masyarakat. Misalnya dalam dunia perbankan, bank syariah di Indonesia baru dikembangkan pada dekade awal tahun 1990-an sebagai inovasi dari penerapan bank konvensional. Bank syariah dikembangkan dengan lebih mengembangkan ajaran muamalah dalam tradisi syariat Islam. Salah satu ajaran yang dikembangkan adalah akad bagi hasil dalam pengelolaan uang di bank. Sedangkan bank konvensional lebih berorientasi profit sehingga rentan dengan masalah suku bunga atau riba. Bank Syariah tersebut merupakan contoh hasil dari sikap inovatif yaitu melalui Bank Syariah yang lebih mengutamakan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan ajaran Islam.

Makna Kreatif dan Inovatif dalam Islam

Islam tidak hanya menjelaskan tentang beribadah kepada Allah melainkan juga menjelaskan tentang berbagai cara untuk menjadikan umatnya bahagia di dunia maupun di akhirat. Dalam kehidupan, tentu manusia tak akan lepas dari kegiatan berpikir. Setiap manusia pasti menggunakan daya akalnya untuk berpikir mengenai setiap sesuatu yang dijalaninya dalam hidup. Islam pun tidak melarang akal digunakan untuk melakukan kreativitas atau pun inovasi dalam bekerja dan mencukupi kehidupannya. Islam justru memerintahkan kita untuk mengelola sumber daya alam yang ada sebaik mungkin yang dapat bermanfaat untuk siapa pun baik manusia, hewan atau pun makhluk hidup lainnya.

Dengan bersikap kreatif dan inovatif, kita sudah termasuk orang-orang yang mensyukuri nikmat yang Allah berikan melalui ciptaannya. Bersikap kreatif dan inovatif memiliki banyak dampak positif diantaranya

Berpikir dengan mendalam

Dalam kehidupan, Manusia akan selalu berhadapan dengan masalah. Ada beberapa masalah yang belum bisa terselesaikan dan ada masalah yang sudah diselesaikan. Salah satu masalah dalam manusia adalah tidak mau berpikir secara mendalam. Berpikir secara mendalam ialah kegiatan mencari hakikat dari objek tertentu sehingga memahami betul objek yang dimaksud. Seperti adanya keinginan untuk mengurangi banyaknya sampah di TPA. Orang-orang yang

berpikir dengan mendalam akan memulai analisanya dengan kenapa banyak sampah di TPA, dari mana sama itu berasal, sampah apa saja yang ada di TPA. Lalu ia akan mengobservasi data tentang sampah di TPA, jenis sampahnya, dan asalnya dari mana. Setelah observasinya selesai dan menemukan beberapa solusi, ia akan mencoba solusi-solusi tersebut dan mengevaluasinya. Contoh solusinya adalah sosialisasi jenis-jenis sampah kepada masyarakat agar memisahkan sampah organik dan non-organik. Solusi lainnya adalah mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak.

Beretos kerja tinggi

Bersikap kreatif dan inovatif merupakan salah satu ciri-ciri orang yang memiliki etos kerja tinggi. Dalam Islam, Etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi keyakinan seseorang hamba bahwa kerja mempunyai kaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu memperoleh ridha Allah Swt. Dia berfirman:

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya)” (QS. an-Najm [53]: 39-40)

Contoh etos kerja adalah seseorang bekerja di perusahaan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ia yakin bahwa kepala keluarga bertanggung jawab atas keluarganya. Maka ia ingin keluarganya hidup dengan bahagia. Oleh karena itu, untuk memperoleh kebahagiaan keluarga, ia bekerja dengan sungguh-sungguh dan bersikap santun kepada semua orang.

Produktif

Bersikap kreatif dan inovatif merupakan salah satu sikap yang menghasilkan daya cipta yang berkualitas dan berkuantitas. Dalam kata lain, sikap kreatif dan inovatif akan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Contohnya dalam pendidikan. Semua murid akan berkompetisi menjadi murid berprestasi di madrasahnya. Ketika banyak murid hanya memahami pelajaran dengan mendengarkan penjelasan guru, salah seorang murid justru memahaminya dengan menambah wawasan melalui buku bacaan dan membuat peta pemahaman atas buku yang dibaca di samping mendengarkan penjelasan guru.

Pantang menyerah

Sikap kreatif dan inovatif akan membuat seseorang memiliki pemikiran yang futuristik. Otaknya akan terus berpikir dan pantang menyerah sampai menemukan jalan terang dari berbagai kebuntuan sesuatu. Allah Swt. berfirman:

“Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat”. (QS. Al-Hijr [15]: 56)

Misalnya berbicara tentang makanan, banyak jajanan dari bahan bakar jagung. Ada pop corn, jagung bakar dan jagung rebus. Jika seorang yang kreatif dan inovatif ingin membuka usaha jajanan dari jagung, ia akan berpikir peluang usahanya. Jika jajanan yang hendak diperjual belikan sama, maka ada persaingan dengan mereka. Kita mungkin kalah pamor dengan penjual yang lama kecuali dengan strategi promosi yang menggiurkan. Jika jajanan yang hendak diperjual belikan tidak sama, maka akan ada varian jajanan baru dari bahan jagung dan hal itu akan mengurangi persaingan dengan penjual jagung yang lain. Akhirnya ia mencoba beberapa eksperimen dengan jagung dan menemukan jajanan yang siap untuk diperjual belikan yaitu jasuke (jagung susu keju).

Evaluatif untuk kemaslahatan

Dalam dunia perdagangan, bersikap kreatif dan inovatif akan meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi. Akan tetapi, terkadang produksi yang dianggap bagus tidak banyak digandrungi oleh masyarakat. Masyarakat menganggap ada kekurangan pada produksi baru tersebut. Oleh karena itu, seseorang yang kreatif dan inovatif akan melakukan evaluasi terhadap gejala tersebut. Evaluasi digunakan untuk meningkatkan kualitas sesuai dengan keinginan masyarakat.

Contohnya dalam bidang pendidikan. Seorang yang mengikuti kompetisi bahasa Arab akan berlatih dengan sekuat tenaga untuk memperoleh hasil yang baik dalam kompetisi. Pada saat latihan di rumah, ia berkreasi membuat papan mufradat untuk mudah menghafalkan kosa kata. Akan tetapi, hal tersebut tidak berhasil karena ia lebih banyak berlatih di luar rumah sehingga ia berkreasi kembali dengan membuat buku mufradat yang bisa dibawa ke mana-mana.

Baca Juga: