Menu Tutup

Pengertian Licik, Ciri-ciri, dan Bahayanya

Pengertian Licik

Licik merupakan salah satu sifat negatif yang sangat membahayakan bagi diri sendiri maupun orang lain.  Licik berarti banyak akal yang buruk, pandai menipu, culas, curang, dan licin;

Ciri-Ciri Orang Licik

Sikap licik sangat berbahaya, sehingga jangan sampai sifat tersebut ada pada diri kita dan kita juga harus waspada terhadap orang yang bersifat licik. Berikut ini ciri-ciri sifat licik :

1)  Tidak suka melihat orang lain bahagia

Orang seperti ini hatinya sedih dan gelisah ketika melihat orang lain bahagia. Ketika ia melihat saudara atau temannya meraih sukses, maka ia iri lalu berkomentar yang negatif. Bahkan ia berharap kebahagiaan yang diperoleh saudaranya itu bisa pindah kepada dirinya. Jika tidak bisa ia berharap nikmat tersebut lenyap. Sesungguhnya ini adalah sikap hasad. Tetapi licik lebih berbahaya karena orang yang licik sangat aktif untuk menghalang-halangi orang agar gagal.

2)  Bahagia melihat orang lain menderita

Ciri yang kedua adalah orang licik bahagia dan senang jika ada teman atau saudaranya mengalami musibah dan penderitaan. Rasa bahagia dan senangnya tersebut diekspresikan dalam raut muka dan ucapan maupun disembunyikan di hati dan perasaannya

3)  Berpikir Untuk Mencelakakan Orang Lain

Ciri yang ketiga orang licik mempunyai rencana-rencana negatif, di mana ingin menghalang-halangi agar orang lain gagal. Serta lebih jauh dari itu ia menghalalkan segala cara untuk membuat lain menderita bahkan ia tidak sportif dan kadang-kadang menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan buruknya.

4)  Ingin Serba Jalan Pintas

Orang licik kerap kali ketika menginginkan sesuatu ia tidak mau melalui sebuah proses. Inginnya cepat-cepat berhasil.

5)  Pandai Menipu

Untuk memuluskan siasatnya yang licin, orang yang licik akan suka menipu dan berbohong serta bersilat lidah.

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. tanda orang munafik ada tiga: ketika ia bicara ia berdusta, jika ia berjanji ia mengingkari dan ketika ia dipercaya ia berkhianat.” (HR. Bukhari)

Bahaya Sifat Buruk Bagi Orang Lain

1) Seringkali kita jumpai orang yang sikut sana-sikut sini untuk mencapai tujuannya. Demi memuaskan hawa nafsunya ia tidak segan-segan berbuat licik. Padahal keinginan bisa terwujud tanpa harus berbuat licik. Bagaimana pun licik adalah sikap yang tidak disukai oleh manusia manapun.

2)  Licik membuat seseorang menjadi serakah. Orang yang licik nafsunya tidak pernah ada ujungnya. Ia berbuat seperti orang haus yang meminum air laut. Makin diminum makin haus.

3)  Orang yang licik inginnya menjadi nomor satu, tidak peduli dengan kemampuannya yang tidak seberapa. Ia akan berusaha menyingkirkan orang yang bisa menghalangi ambisinya.

4)  Kurang Iman. Sudah pasti orang yang licik imannya kurang makanya ia berbuat seperti itu. Orang yang berperilaku licik patut dikasihani karena kurang iman. Hatinya jauh dari mengingat  Allah. Ia lupa kalau  Allah selalu mengawasi  perilaku hamba-Nya.

Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: «Kami telah beriman». dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: «Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok.» (QS. Al Baqarah [2] : 14)

5) Selagi ia butuh ia mendekat, dan selagi ia tidak butuh ia menjauh kan diri, dan menceritakan semua kejelekan dan memfitnah orang tersebut. Tanpa ia mengingat budi dan kebaikan selama ia berteman pada orang tersebut, ia seperti kacang lupa dengan kulitnya.

Bahaya orang licik Bagi Diri Sendiri

1)  Batinnya selalu resah dan gelisah. Hatinya tidak akan tenang.

2)  Hidupnya tidak berkah. Jika ia menafkahi keluarga dengan jalan licik lalu anak diberi makan yang tidak halal, maka akan menjadi daging

3)  Hidupnya penuh dengan fitnah. Orang yang licik hidupnya penuh dengan cobaan.

4)  Dimanapun ia berada selalu mengalami cobaan. Fitnah akan datang dikala orang melihat apa yang ia dapat tidak dengan cara yang wajar.

5) Ia penuh dengan dosa, Karena berbuat licik tidak akan diridhoi Allah Swt. dan dikutuk orang-orang.

6)  Akhir hidupnya Su’ul Khotimah.

Baca Juga: