Menu Tutup

Lingkungan sebagai Media Pembelajaran

Definisi Lingkungan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, lingkungan adalah daerah (kawasan tersebut) yang termasuk didalamnya.[1] Dalam kamus bahasa inggris, definisi lingkungan sangat beragam diantaranya yaitu circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.[2] Ada yang mengatakan lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan prilaku manusia itu sendiri dengan manusia lain. Lingkunagan terdiri dari unsur-unsur  biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia sendiri.

Jadi, lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energy, surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dasar lautan.

Belajar merupakan interaksi siswa dengan lingkungan. Slameto berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[3] Oleh karena itu lingkungan sangat berpengaruh dalam proses belajar. Lingkungan juga dapat menjadi media, sumber belajar bagi siswa.

Media sangat penting dalam proses pembelajaran, karena media adalah perantara untuk tersampainya sebuah pelajaran kepada siswa, sesuai dengan  definisi media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.[4] Oleh karena itu media pembelajaran sangat menunjang dalam proses tersebut.

Lingkungan yang ada di sekeliling kita, dapat digunakan sebagai sumber belajar yang efektif. Lingkungan ini meliputi : masyarakat disekeliling sekolah, lingkungan fisik disekitar sekolah, bahan-bahan yang tersisa  atau tidak terpakai, bahan-bahan bekas yang mampu diolah kembali atau dimanfaatkan sebagai sumber atau alat belajar mengajar, serta peristiwa alam yang terjadi di masyarakat.[5]

Media pembelajaran lingkungan adalah pemahaman terhadap gejala atau tingkah laku tertentu dari objek atau pengamatan ilmiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar sebagai bahan pengajaran kepada siswa sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah dengan membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka temui di lingkungan mereka.

Tujuan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran.

Tujuan utama penggunaan media pembelajaran adalah agar pesan atau informasi yang dikomunikasikan tersebut dapat diserap semaksimal mungkin oleh para siswa sebagai penerima informasi.[6]

Dengan penggunaan media tersebut, maka informasi tersebut dapat diterima oleh siswa dengan baik, cepat dan mudah untuk diproses oleh siswa tanpa harus melalui proses yang panjang dan menjadikan siswa jenuh untuk mengikuti pembelajaran.

Tujuan lingkungan sebagai media pembelajaran adalah untuk mengupayakan agar terjadi proses komunikasi dan interaksi antara sekolah, khususnya guru dan siswa dengan masyarakat sekitar sekolah. Dengan adanya interaksi diantara keduanya, maka akan tumbuh saling pengertian antara siswa dengan masyarakat sekitar. Sehingga miskomunikasi tidak akan terjadi diantara keduanya. Oleh karena itu, apabila sudah ada saling kepercayaan, maka akan timbul sebuah peningkatan relevansi antara kurikulum sekolah dengan kebutuhan yang diinginkan masyarakat sekitar.

Lingkungan sebagai media pembelajaran juga mampu menumbuhkan rasa cinta dan menghargai siswa terhadap lingkungan yang mereka singgahi sebagai tempat belajar.

Jenis Lingkungan sebagai Media Pembelajaran.

Semua lingkungan yang hadir disekitar kita, dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang mampu membantu terjadinya proses pembelajaran yang aktif. Semua lingkungan yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dapat dikelompokan menjadi tiga, diantaranya yaitu:[7]

  1. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial digunakan sebagai suber belajar berkenaan dengan kehidupan masyarakat, seperti berorganisasi, adat, kebiasaan masyarakat setempat, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan, agama dan sistem nilai.

Dalam proses pengajaran, penggunaan lingkungan harus dimulai dari hal yang terdekat dengan siswa,seperti: keluarga, tetangga, rukun tetangga, rukun warga, kampong, desa, kecamatan dan seterusnya. Hal ini dilaksanakan sesuai dengan kurikulum dan tingkatan peserta didik.

Contoh : Dalam pelajaran Ilmu Bumi dan Kependudukan siswa diberi tugas untuk mempelajari aspek kependudukan di rukun tetangganya. Siswa diminta untuk mempelajari jumlah penduduknya, jumlah keluarga, komposisi penduduk menurut umur, agama, mata pencaharian, tingkat pendidikan, peserta KB, pertambahan penduduk dari tahun ke tahun dan lain-lain. Dalam studi ini siswa menghubungi ketua RT dan bertanya kepadanya, disamping melihat sendiri keadaan penduduk di RT tersebut. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dipelajari lebih lanjut.

Apabila diaplikasikan dalam pembelajaran bahasa arab, siswa dapat diberi tugas sesuai dengan diatas akan tetapi laporan dalam bentuk bahasa arab dan disampaikan dikelas di depan siswa-siswa menggunakan bahasa arab, kemudian sisa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi apa yang disampaikan oleh siswa tersebut. Kemudian dariproses tersebut, siswa akan sungguh-sungguh mencari informasi yang faktual kemudian mereka akan belajar mengarang (insya) dan menyampaikan dengan bahasa arab.

  1. Lingkungan Alam

Lingkungan alam adalah segala sesuatu yang bersifat alamiah seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan,flora (tumbuhan), fauna (hewan), sumber daya alam (air,hutan, tanah,batu-batuan dan lai-lain).

Aspek-aspek lingkungan ini dapat dipelajari siswa dari segi mengingat sifat-sifat dari gejala alam. Siswa dapat mencatat segala gejala yang terjadi, proses dan sebagainya. Dengan mempelajari lingkungan, diharapkan siswa mampu memahami materi pelajaran di sekolah serta mampu menumbuhkan cinta alam, kesadaran untuk menjaga, memelihara lingkungan,serta turut dalam menanggulangi kerusakan.

Contoh : dalam pelajaran IPA, siswa diminta mempelajari lingkungan alam di tempat tinggalnya. Siswa diminta mencatat dan mempelajari suhu udara, jenis tumbuhan, hewan, batu-batuan, kerusakan lingkungan, pencemaran dan lain-lain. Baik secara individual maupun kelompok para siswa akam melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, bertanya kepada orang lain, membuktikan sendiri atau mencobanya. Dari kegiatan tersebut siswa akan mendapatkan pelajaran yang tidak diperolehnya di sekolah sehari-hari.

Dari contoh diatas dapat diaplikasikan dalam pembelajaran bahasa arab, contohnya: dalam pembelajaran bahasa arab, ketika mencapai bab mengenai alam, maka guru dapat menggunakan kesempatan ini untuk memberikan tugas kepada siswa untuk mengamati lingkungan masing-masing dari segi udara, cuaca, gejala alam dan lain-lain, kemudian membuat laporan dalam bentuk karangan (insya) dan guru dapat mengajukan pertanyaan menggunakan bahasa arab. Dalam metode seperti ini siswa dapat memperoleh pelajaran baru saat terjun di lapangan, belajar mengarang (insya) menggunakan bahasa arab dengan menambah kosa kata yang mereka punya dan meningkatkan kemampuan berbicara mereka dalam bahasa arab. Jadi, ada dua penilain di sini yaitu: kemampuan menulis (maharah kitabah) dan kemampuan berbicara (maharah kalam)

  1. Lingkungan Buatan

Lingkungan buatan adalah lingkungan yang sengaja dibuat, diciptakan atau dibangun manusia untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang dapat member manfaat bagi masyarakat. Lingkungan buatan diantaranya yaitu: irigasi atau pengairan, bendungan, pertamanan,kebun binatang, perkebunan, penghijauan, dan pembangkit tenaga listrik.

Apabila digunakan sebagai media pembelajaran, maka siswa dapat mempelajari dari pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, dan lain-lain. Lingkungan buatan dapat dikaitkan dengan kepentingan berbagai bidang studi yang diberikan sekolah.

Dalam pembelajaran bahasa arab, guru dapat menciptakan lingkungan khusus di lingkungan sekolah, seperti ruang bermain peran yang suasana ruangannya seperti Negara-negara timur tengah agar mereka ketika mengikuti pembelajaran main peran seperti masyrohiyah atau tamsil bisa bermain secara totalitas.

Ketiga lingkungan yang sudah disebutkan diatas dapat dimanfaatkan sekolah dalam proses pembelajaran. Penggunaan media lingkungan ini bisa dilakukan diluar jam pelajaran atau sebagai tugas siswa agar mereka dapat mengerjakan secara komperehensif. Apabila lingkungan dijadikan media atau sumber belajar yang relevan, maka siswa akan diperkaya oleh materi pengajaran, diperjelas oleh prinsip dan konsep belajar dalam bidang studi tersebut.

Keuntungan dan kelemahan menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran

Lingkungan yang dimanfaatkan sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan diantaranya:[8]

  1. Kegiatan belajar akan lebih menarik dan tidak membosankan karena pembelajaran tidak harus berada di kelas serta dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
  2. Siswa akan lebih mengetahui tentang hakikat belajar karena langsung dihadapkan dengan situasi dan keadaan lingkungan yang alami dan lebih memungkinkan untuk mengaplikasikannya secara langsung (aplikatif)
  3. Proses belajar siswa akan lebih komprehensif dan aktif
  4. Siswa akan lebih banyak menemukan sumber belajar karena beraneka ragamnya lingkungan yang dipelajari
  5. Bahan-bahan yang dipelajari lebih faktual dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Sehingga dapat memberikan pengetahuan kepada siswa secara langsung
  6. Siswa lebih menyatu dengan lingkungan sehingga dapat memahami dan menghayati aspek kehidupan dalam lingkungan tersebut
  7. Mengehemat biaya
  8. Benda dan peristiwa yang ada di lingkungan biasanya lebih mudah dicerna oleh siswa dibandingkan dengan media yang didesain (lebih komunikatif)
  9. Benda-benda yang berasal dari lingkungan siswa akan sesuai dengan karakteristik  dan kebutuhan siswa.  Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual learning).

Demikianlah beberapa keuntungan dari pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran. Lingkungan sebagai salah satu sumber dan media pembelajaran yang tak terbatas dalam meningkatkan belajar siswa. Kita tinggal memilihnya berdasarkan prinsip-prinsip atau kriteria  pemilihan media dan menyesuaikannya dengan tujuan, karakteristik siswa dan topik pelajaran yang akan kita ajarkan. Dalam pembelajaran bahasa arab, media lingkungan juga dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan atau sesuai dengan materi yang disampaikan agar siswa semakin memahami untuk menggunakan lingkungan dan mampu mengaplikasikan kemampuan mereka dalam berbahasa arab.

Selain kelebihan, lingkungan sebagai media pembelajaran mempunyai beberapa kekurangan antara lain:[9]

  1. Persiapan yang kurang matang sebelum proses belajar
  2. Adanya kesan bahwa kegiatan dari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama
  3. Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi dalam kelas.

Tekhnik penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran

Terdapat bermacam-macam cara untuk menggunakan lingkungan sebagai kepentingan pelajaran. Secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:[10]

  1. Membawa peserta didik dalam lingkungan atau masyarakat untuk keperluan pelajaran. Banyak cara yang dapat ditempuh antara lain:

a) Karyawisata atau Field Trip

Merupakan kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Karyawisata harus direncanakan dengan cermat mulai dari perencanaan objek apa yang akan dipelajari, bagaimana cara untuk mempelajari dan kapan waktu yang tepat untuk mempelajarinya. Objek karyawisata yang akan dikunjungi harus relevan dengan materi pelajaran. Nilai-nilai yang dapat diperoleh dari karya wisata:[11]

  • Memberikan pengalaman langsung pada siswa
  • Membangkitkan dan memperkuat minat siswa
  • Memberikan motivasi kepada siswa untuk menyelidiki sebab terjadinya sesuatu dalam masyarakat
  • Lebih mengembangkan hubungan social siswa dengan masyarakat
  • Memberikan pengertian yang lebih luas tentang kehidupan dalam masyarakat

b) Survey

Survey merupakan usaha untuk memperoleh keterangan-keterangan factual tentang suatu aspek dari masyarakat dengan penyelidikan sistematis.[12] Kegiatan belajar akan dimulai dengan wawancara atau pengamatan siswa terhadap pihak yang bersangkutan, kemudian mempelajari segala data yang diperoleh siswa dari masyarakat dan yang terakhir yaitu mencatat dan menyimpulkan hasil survey guna menambah informasi pembelajaran. Gaya belajar ini kebanyakan diterapkan dalam mata pelajaran social dan masyarakat seperti sosiologi, antropologi, ekonomi, sejarah dan lain-lain.

c) Pengabdian kepada masyarakat (Service Project)

Service Project merupakan suatu kegiatan yang dijalankan oleh siswa-siswa dalam rangka memperbaiki suatu aspek tertentu dari kehidupan masyarakat. Kegiatan ini akan mudah terlaksana jika siswa telah menemukan masalah dalam masyarakat melalui survey yang telah dilakukan sebelumnya kemudian adanya empati untuk memecahkan masalah tersebut bersama dengan bapak atau ibu guru. Adapun project yang harus dipilih harus memiliki criteria sebagai berikut:

  • Penting dan berguna bagi masyarakat
  • Adanya kemampuan siswa dalam melaksanakanya
  • Bermanfaat bagi perkembangan siswa

d) Interview

Dengan adanya interview guru berharap siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada orang lain untuk mendapatkan informasi dalam situasi yang tidak formal (luar sekolah). Interview akan menambah rasa percaya diri siswa untuk berkomunikasi dengan orang lain sekaligus mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Misalnya seorang siswa yang mengadakan interview dengan salah salah turis asing berkebangsaan arab saat berada di salah satu Museum.

e) Perkemahan sekolah atau School Camping

Berkemah merupakan salah satu cara guru untuk mendatangkan siswa secara langsung ke lingkungan dengan tujuan agar siswa mengenal lingkungan sekitarnya lebih dekat lagi. Perkemahan banyak mengandung nilai edukatif antara lain yang berhubungan dengan social dan juga keakraban dengan alam.

Walaupun demikian masih banyak kendala dalam pelaksanaan perkemahan yaitu berhubungan dengan biaya, tanggung jawab berat bagi guru dan juga perlu persiapan yang cermat dan matang.

2. Membawa sumber-sumber dari masyarakat kedalam kelas untuk kepentingan pelajaran. Adapun model pembelajarannya adalah sebagi berikut:

Resource Person

Dengan Resource Person para siswa dapat mendapatkan informasi dari narasumber yang mempunyai keahlian dan pengetahuan tertentu misalnya guru dengan keahlian tertentu, tokoh-tokoh masyarakat, petani, dockter dsb. Kegiatan ini akan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Misalnya dalam pelajaran balaghoh guru akan mengundang narasumber yang ahli dibidang tata bahasa arab.

Membawa benda-benda, contoh, koleksi dan sebagainya kedalam kelas

Setelah melakukan karyawisata atau survey ada baiknya guru meminta siswa untuk membawa atau mengumpulkan benda yang ditemuinya di alam dan dapat memberikan informasi.

[1] Hasan Alwi, Kams Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka: 2005), h. 675

[2] Priyo Darmawanto dan Pujo Wiyanto, Kamus Lengkap Inggris Indonesia (Surabaya: Arkola,-),h.121

[3] http://www.lingkungansebagaimediapembelajaran/variedzz.htm

[4] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h.3

[5] Sudjana Nana, Media Pengajaran Penggunaan dan Pembuatan (Bandung: Sinar Baru, 1997),h.28

[6] Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: UIN Malang Press, 2009),h28

[7] http://www.lingkungansebagaimediapembelajaran/variedzz.htm

[8] Fathurrohman, Tekhnologi dan Media Pembelajaran, (Surabaya: Dakwah Digital Press, 2008), h.49

[9] Ibid, h.50

[10] Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h. 19

[11] Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.133

Baca Juga: