Menu Tutup

Makkah: Sejarah Kota Kelahiran Nabi Muhammad SAW dan Peran Sentralnya dalam Islam

Nabi Muhammad SAW, sebagai nabi terakhir dalam Islam, lahir di kota Makkah pada tahun 570 Masehi, yang dikenal sebagai Tahun Gajah. Kelahiran beliau terjadi pada hari Senin, 12 Rabiul Awal, sesuai dengan kalender Hijriah.

Kota Makkah: Latar Belakang Sejarah

Makkah, yang terletak di wilayah Hijaz, Jazirah Arab, memiliki sejarah panjang yang menjadikannya pusat spiritual dan budaya bagi umat Islam. Kota ini dikenal sebagai tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW dan lokasi Ka’bah, bangunan suci yang menjadi kiblat bagi umat Islam di seluruh dunia.

Nama “Makkah” memiliki beberapa sebutan lain dalam literatur Islam, seperti “Bakkah” yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Beberapa ahli berpendapat bahwa “Bakkah” merujuk pada area sekitar Ka’bah, sementara “Makkah” mengacu pada keseluruhan kota. Selain itu, kota ini juga dikenal sebagai “Umm al-Qura” yang berarti “ibu dari semua kota,” menunjukkan perannya yang sentral dalam peradaban Arab.

Ka’bah, yang terletak di pusat Masjidil Haram, diyakini pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS, sebagai rumah ibadah kepada Allah SWT. Di dekat Ka’bah terdapat sumur Zamzam, yang menurut tradisi Islam, muncul secara ajaib untuk memenuhi kebutuhan air Hajar dan Ismail. Kehadiran Ka’bah dan sumur Zamzam menjadikan Makkah sebagai tujuan utama bagi para peziarah sejak zaman kuno.

Selain sebagai pusat keagamaan, Makkah juga berkembang menjadi pusat perdagangan yang penting. Letaknya yang strategis di persimpangan jalur perdagangan antara Yaman di selatan dan Levant di utara menjadikannya tempat pertemuan bagi para pedagang dari berbagai wilayah. Pasar-pasar seperti Ukaz menjadi tempat di mana barang-barang dari berbagai penjuru diperjualbelikan, memperkaya budaya dan ekonomi kota.

Sebelum kedatangan Islam, Makkah dihuni oleh berbagai suku, dengan suku Quraisy sebagai yang paling dominan. Masyarakat Makkah pada masa itu dikenal dengan kehidupan sosial yang kompleks, termasuk praktik penyembahan berhala dan tradisi lisan yang kaya. Meskipun demikian, nilai-nilai seperti kehormatan, kedermawanan, dan perlindungan terhadap tamu sangat dijunjung tinggi dalam budaya mereka.

Dengan kelahiran dan misi kenabian Nabi Muhammad SAW, Makkah mengalami transformasi signifikan. Setelah peristiwa Fathu Makkah pada tahun 8 Hijriah, kota ini menjadi pusat penyebaran ajaran Islam. Ka’bah yang sebelumnya dikelilingi oleh berhala dibersihkan dan dikembalikan sebagai pusat monoteisme. Sejak saat itu, Makkah menjadi tujuan utama bagi umat Islam yang melaksanakan ibadah haji, memperkuat posisinya sebagai kota suci dalam Islam.

Melalui perjalanan sejarahnya, Makkah telah berkembang dari sebuah kota oasis di tengah gurun menjadi pusat spiritual dan budaya yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Kehadirannya sebagai tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW dan lokasi Ka’bah menjadikannya simbol persatuan dan keimanan bagi umat Islam.

Keluarga dan Silsilah Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW berasal dari keluarga Bani Hasyim, salah satu klan terhormat dalam suku Quraisy. Ayah beliau, Abdullah bin Abdul Muthalib, meninggal dunia saat Nabi masih dalam kandungan. Ibunya, Aminah binti Wahb, wafat ketika Nabi berusia enam tahun. Setelah itu, beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, dan kemudian oleh pamannya, Abu Thalib.

Peristiwa Tahun Gajah

Tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai Tahun Gajah karena pada tahun tersebut terjadi peristiwa penyerangan Ka’bah oleh pasukan bergajah yang dipimpin oleh Abrahah, gubernur Yaman. Namun, serangan ini digagalkan oleh Allah SWT dengan mengirimkan burung Ababil yang melempari pasukan tersebut dengan batu dari neraka, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Fil.

Masa Kanak-Kanak dan Remaja

Setelah kelahiran, Nabi Muhammad SAW disusui oleh Halimah As-Sa’diyah dan tinggal di perkampungan Bani Sa’ad selama beberapa tahun. Tradisi ini umum di kalangan Quraisy untuk membesarkan anak-anak mereka di pedesaan agar tumbuh kuat dan sehat. Setelah kembali ke Makkah, beliau kehilangan ibunya dan kemudian diasuh oleh kakek serta pamannya. Pada masa remaja, Nabi Muhammad SAW dikenal dengan kejujuran dan integritasnya, sehingga mendapat gelar “Al-Amin” yang berarti “yang terpercaya”.

Pernikahan dengan Khadijah binti Khuwailid

Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad SAW menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya dan terpandang di Makkah. Pernikahan ini berlangsung harmonis dan menghasilkan enam orang anak. Khadijah juga menjadi pendukung utama Nabi dalam menyebarkan ajaran Islam.

Menerima Wahyu Pertama

Pada usia 40 tahun, saat bermeditasi di Gua Hira, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama melalui Malaikat Jibril. Wahyu ini menandai awal kerasulan beliau dan dimulainya penyebaran ajaran Islam.

Kesimpulan

Nabi Muhammad SAW lahir dan dibesarkan di kota Makkah, yang memiliki peran penting dalam sejarah Islam. Kehidupan beliau di kota ini, mulai dari kelahiran hingga menerima wahyu pertama, menjadi fondasi bagi penyebaran ajaran Islam ke seluruh dunia.

Lainnya