Menu Tutup

Metode, Metodologi, Paradigma dan Pendekatan

Pengertian Metode, Metodologi, Paradigma dan Pendekatan

Metode berasal dari bahasa yunani, meta, metedos, dan logos. Meta berarti menuju, melalui, dan mengikuti. Metodos berarti jalan atau cara. Maka metodos (metoda) berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai sesuatu.

Ketika metode digabungkan dengan kata logos maknanya berubah. Logos berarti “studi tentang” atau “teori tentang”. Oleh karena itu, metodologi tidak lagi sekedar kumpulan cara yang sudah diterima tetapi berupa kajian tentang metode. Dalam metodologi dibicarakan kajian tentang cara kerja ilmu pengetahuan. Pendek kata, bila dalam metode tidak ada perdebatan, refleksi dan kajian atas cara kerja ilmu pengetahuan, sebaliknya dalam metodologi terbuka luas untuk mengkaji, mendebat, dan merefleksi cara kerja suatu ilmu.

Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari bahasa Latin ditahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola, bahasa Yunani paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk “membandingkan”, “bersebelahan” (para) dan memperlihatkan (deik).

Pengertian Paradigma secara etimologis paradigma berarti model teori ilmu pengetahuan atau kerangka berpikir. Sedangkan secara terminologis paradigma berarti pandangan mendasar para ilmuan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan.

Dalam KBBI pendekatan adalah proses perbuatan, cara mendekati atau usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti; metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.”

Secara terminology, pendekatan merupakan serangkaian pendapat tentang hakikat belajar dan pengajaran. Jika dihubungkan dengan studi Islam, pendekatan berarti serangkaian pendapat atau asumsi tentang hakikat studi Islam dan pengajaran agama islam.

Arti dan Lingkup Studi Islam

  1. Arti

Studi keislaman, secara sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan agama islam.

Menurut istilah, studi islam dapat diartikan dengan kajian islam. Kalimat ini mengandung arti memahami, mempelajari, atau meniliti islam sebagai obyek kajian.

  1. Ruang lingkup studi islam

Agama sebagai obyek studi minimal dapat dilihat dari tiga sisi:

  1. Sebagai doktrin dari tuhan yang sebenarnya bagi para pemeluknya.
  2. Sebagai gejala budaya, yang berarti seluruh yang menjadi kreasi manusia dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
  3. Sebagai interaksi sosial, yaitu realitas umat islam.

Urgensi Mempelajari Metodologi Studi Islam

Seiring berkembangnya zaman, mempelajari metodologi studi islam diharapkan dapat mengarahkan kita untuk untuk mengadakan usaha-usaha pembaharuan dalam pemikiran ajaran-ajaran islam. Agar mampu beradaptasi serta menjawab tantangan serta tuntutan zaman dan modernisasi dunia dengan tetap berpegang terhadap sumber agama islam yang asli, yaitu al-qur’an dan as-sunnah.

Mempelejari metodologi studi islam juga diharapkan mampu memberikan pedoman dan pegangan hidup bagi umat islam agar tetap menjadi muslim yang sejati yang mampu menjawab tantangan serta tuntutan zaman modern maupun era-globalisasi sekarang ini.

Urgensi studi islam yang demikian dapat dipahami dan diuraikan sebagai berikut:

Aspek-Aspek Metodologi Studi Islam

  1. Aspek Sasaran Keagamaan

Kerangka ajaran yang terdapat didalam al-qur’an dan hadits tetap dijadikan sandaran sentral agar kajian keislaman tidak keluar dan tercerai dari teks dan konteks. Dari aspek sasaran tersebut, wacana keagamaan dapat ditransformasikan secara baik dan menjadikan landasan kehidupan dalam berprilaku tanpa melepaskan kerangka normatif.

  1. Aspek Sasaran Kelimuan

Studi keilmuan memerlukan pendekatan kritis, analitis, metadologis, empiris dan historis. Dengan demikian studi islam sebagai aspek sasaran keilmuan membutuhkan berbagai pendekatan. Selain itu, ilmu pengetahuan tidak kenal dan tidak terikat kepada wahyu. Ilmu pengetahuan beranjak dan terikat pada pemikiran rasional. Oleh Karen itu kajian keislaman yang bernuansa islamiah meliputi aspek kepercayaan normatif  yang bersumber dari wahyu dan aspek prilaku manusia yang lahir dari dorongan kepercayaan.

Pertumbuhan Studi Islam Dulu dan Sekarang

  • Masa Rasulullah
    • Transformasi ilmu dilakukan secara lisan
    • Rasul telah mengembangkan bibit pengembangan studi islam terutama tafsir dan ushul fiqih. Hadits adalah penafsiran rosul tarhadap al-qur’an yang didalamnya terdapat metode penerapan hukum.
  • Masa Pasca Rasulullah
    • Mulai muncul tradisi literer dimulai dengan pengumpulan al-qur’an (masa khulafaur rasyidin)
    • Hadits juga mulai dikumpulkan dan ditulis dalam sebuah kitab (masa dinasti abasiyyah). Para muhaddisin juga menyusun kriteria ilmiah bagi penerimaan hadits dengan kategori shahih, hasan dan dha’if.
    • Perkembanggan studi islam mencapai puncaknya pada masa abasiyyah. Studi islam yang dikembangkan hanya meliputi ilmu normatif islam yang bersumber pada teks agama.
  • Studi Islam di Dunia Barat
    • Kajian barat terhadap islam memunculkan orientalisme, yaitu kajian tentang ketimuran. Kajian awal yang dilakukan orientalisme yang diselenggarakan diperguruan tinggi di barat.
    • Kajiannya difokuskan pada al-qur’an dan pribadi nabi Muhammad secara ilmiah yang hasilnya menyudutkan ajaran dan umat islam.
    • Pendekatan yang digunakan para orientalis bersifat lahiriah (eksternalisasi). Agama islam hanya dipandang dari sisi luarnya saja menurut sudut pandang barat.
    • Pada masa selanjutnya muncul karya-karya yang mengoreksi dan merekonstruksi kajian orientalis lama, Karen adanya anomali (ketidaktepatan) dalam studi islam. Tokohnya antara lain:Louis Massingnon, W. Montgomery Watt, dan Wilfred Cantwell Smith.
    • Islamic studies menjadi salah satu kajian yang dibuka di universitas barat dengan sarana pendukung yang lengkap. Pendekatan yang digunakan antara lain: filologi, antropologi, sejarah, sosiologi,psikologi, dsb.
  • Studi Islam di Indonesia
  • Masa klasik (abad 7-15M)
    • Melalui kontak informal, saluran perdagangan, perkawinan, dan tasawuf
    • Para pedagang (arab, persia dan india) beberapa sebagai mubalighoh
    • Materi pengajaran: kalimat syahadat, rukun iman, rukun islam
    • Abad 13 muncul pendidikan langgar dan pesantren
  • Masa pra kemerdekaan
    • Tahun 1909 muncul pendidikan madrasah yang didirikan oleh Syekh Abdullah Ahmad di Palembang
    • Tahun 1910, Syekh Tholib Umar mendirikan madrasah school di Batu Sangkar tahun1923 diganti dengan diniyah school dan tahun 1931 diganti menjadi al-jam’iah al-islamiah
    • Tahun 1915, Zainuddin Labib Al-Yunusi mendirikan madrasah diniyah di Padang Panjang
    • Muhammadiyah (berdiri tahun 1912) mendirikan HIS, sekolah guru, SD 5 tahun, dan madrasah.
    • Al-irsyad (berdiri di Jakarta tahun 1913) mendirikan madrasah awaliyah (3th), ibtidaiyah (4th), tajhizyah (2th), mualimmin (2th), dan takhassus (2th).
    • Al-jami’ah Al-Wasliyah (berdiri tahun 1930 di Medan), mendirikan: madrasah tajhiziyah (2th), ibtidaiyah (4th), tsanawiyah (2 th), qismul ali (3 th), dan takhassus (2th).
    • Nidhamul ulama (didirikan tahun 1926). Mendirikan: madrasah awaliyah ( 2th), ibtidaiyah (3th), tsanawiyah (3th), mu’alimmin wstha (2 th), mu’alimmin ulya (2 th).
  • Pasca kemerdekaan
    • Tahun 1952 studi islam pada tingkat dasar sampai menengah diseragamkan melalui jenjang: MI (6 th), MTS 93 Th), dan MA (3 th).
    • Pada tahun 1951 didirikan perguruan tinggi agama islam negri (PTAIN) yang kemudian menjadi institut agama islam negri (IAIN) tahun 1960.

DAFTAR PUSTAKA

  • Fanani, Muhyar, Metode Studi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008
  • ____________ , Metode Studi Islsm, Aplikasin Sosoilogi Pengetahuan Sebagai Cara Pandang, Yogyakarta: pustak apelaJar, 2008
  • Muhaimin, et.al.Kawasan dan Wawasan Studi Islam,Jakarta: Kencana, 2005.
  • Nurhakim, M ,Metode Studi Islam, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004.
  • Tajib, dkk, Dimensi-Dimensi Studi Islam, Surabaya: Karya Abditama, 1994.
  • Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, cet. 17.
  • Anwar, Rosihan, Yunus, Badruzzaman, M, Saehuddin, Pengantar Studi Islam, CV.  Pustaka Setia Bandung, 2009.

Baca Juga: