Menu Tutup

Metode Pembinaan Akhlak

Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam Islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad  SAW. yang utama adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Perhatian Islam yang demikian terhadap pembinaan akhlak dapat pula dilihat dari perhatian Islam terhadap pembinaan jiwa yang harus didahulukan dari pada pembinaan fisik, karena dari jiwa yang baik inilah akan lahir perbuatan yang baik yang selanjutnya akan mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh kehidupan manusia, lahir dan batin. Perhatian Islam dalam pembinaan akhlak selanjutnya dapat dianalisis pada muatan akhlak yang terdapat pada seluruh aspek ajaran Islam. Ajaran Islam tentang keimanan misalnya sangat berkaitan erat dengan mengerjakan serangkaian amal salih dan perbuatan terpuji. Seperti dalam al-Qur’an:

Artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu ialah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian itu mereka tidak ragu-ragu dan senantiasa berjuang dengan harta dan dirinya di jalan Allah. Itulah orang-orang yang benar (imannya).” (QS. Al-Hujurat, 49: 15).

Pembinaan akhlak dalam Islam juga terintegrasi dengan pelaksaan rukun iman. Hasil analisis Muhammad al-Ghazali terhadap rukun Islam yang lima telah menunjukkan dengan jelas, bahwa dalam rukun Islam yang lima itu terkandung konsep pembinaan akjlak. Misalnya, rukun Islam yang pertama adalah mengucapkan dua kalimat syahadat. Kalimat ini mengandung pernyataan bahwa selama hidupnya manusia hanya tunduk kepada aturan dan tuntutan Allah. Orang yang tunduk dan patuh pada aturan Allah dan rasul-Nya sudah dapat dipastikan akan menjadi orang yang baik. Begitu juga pada butir-butir rukun Islam yang lain, masing-masing mengandunga konsep tentang akhlak.

Berdasarkan analisis tersebut. Kita dapat mengatakan bahwa Islam sangat memberi perhatian yang besar terhadap pembinaan akhlak, termasuk cara-caranya. Hubungan antara rukun iman dan rukun Islam terhadap pembinaan akhlak yang ditempuh islam adalah menggunakan cara atau system yang integrated, yaitu system yang menggunakan berbagai sarana peribadatan dan lainnya secara simultan untuk diarahkan pada pembinaan akhlak.

Cara lain yang dapat ditempuh untuk pembinaan akhlak ini adalah pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu. Berkenaan dengan ini Imam al-Ghazali mengatakan bahwa kepribadian manusia itu pada dasrnya dapat menerima segala usaha pembentukan melalui pembiasaan. Dalam tahap-tahap tertentu, pembinaan akhlak, khususnya akhlak lahiriah dapat pula dilakukan dengan cara paksaan yang lama kelamaan tidak lagi terasa dipaksa. Cara lain yang tak kalah ampuhnya adalah melalui keteladanan. Pendidikan itu tidak akan sukses, melainkan jika disertai dengan pemberian contoh teladan yang baik dan nyata. Cara yang demikian itu telah dilakukan oleh Rasulullah. Keadaan ini dinyatakan dalam ayat yang berbunyi

Artinya:

”Sungguh pada diri Rasulullah itu terdapat contoh teladan yang baik bagi kamu sekalian, yaitu bagi orang yang mengharapkan (keridlaan) Allah dan (berjumpa dengan-Nya di) hari kiamat, dan selalu banyak menyebut nama Allah.” (QS. Al-Ahzab, 33: 21).

Selain itu pembinaan akhlak dapat pula ditempuh dengan cara senantiasa menganggap diri ini sebagai yang banyak kekurangannya dari pada kelebihannya. Pembinaan akhlak secara efektif dapat pula dilakukan dengan memperhatikan faktor kejiwaan sasaran yang akan dibina.

DAFTAR PUSTAKA

  • Kahar Mansyhur, Membina Moral dan Akhlak, Jakarta: Rineka Cipta, 1994.
  • KH. Abdullah Salim, Akhlaq Islam, Jakarta: Media Da’wah, 1994.

Baca Juga: