Pengertian Pembaharuan Islam
Pembaharuan Islam adalah upaya untuk menyesuaikan paham keagamaan Islam dengan perkembangan dan tantangan zaman yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan peradaban modern.
Pembaharuan Islam bukan berarti mengubah, mengurangi, atau menambahi teks Al-Qur’an maupun Hadis, melainkan hanya menyesuaikan penafsiran atau interpretasi terhadap ajaran-ajaran dasar agar sesuai dengan kebutuhan dan semangat zaman.
Pembaharuan Islam juga bertujuan untuk mengembalikan kemurnian dan dinamisme ajaran Islam yang telah tercemar oleh bid’ah, taklid buta, khurafat, dan stagnasi pemikiran1.
Latar Belakang Munculnya Pembaharuan Pada Islam
Pembaharuan Islam muncul sebagai respons terhadap krisis yang dihadapi umat Islam sejak abad ke-18 Masehi. Krisis tersebut meliputi kemunduran ilmiah, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang dialami oleh dunia Islam akibat dari penjajahan dan imperialisme Barat. Umat Islam merasa tertinggal dan terancam oleh dominasi Barat yang lebih maju dan kuat. Selain itu, umat Islam juga menghadapi masalah internal seperti konflik sektarian, fanatisme mazhab, penyimpangan akidah, dan pengabaian ijtihad2.
Untuk mengatasi krisis tersebut, umat Islam membutuhkan pembaharuan yang dapat merevitalisasi potensi dan kekuatan mereka. Pembaharuan yang dimaksud bukan hanya sekadar reformasi administratif atau struktural, tetapi juga reformasi intelektual dan spiritual yang dapat membangkitkan kesadaran dan semangat keislaman. Pembaharuan juga harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan realitas zaman tanpa mengorbankan prinsip-prinsip dasarnya3.
Tokoh-Tokoh Pembaharu
Pembaharuan Islam telah dilakukan oleh berbagai tokoh dan gerakan di berbagai negara dan wilayah. Berikut ini adalah beberapa contoh tokoh-tokoh pembaharu yang berpengaruh di dunia Islam:
Mesir
- Muhammad Ali Pasya (1769-1849): Ia adalah seorang penguasa Mesir yang melakukan reformasi politik, militer, ekonomi, dan pendidikan di bawah pengaruh Barat. Ia mendirikan sekolah-sekolah modern, mengirim pelajar-pelajar Mesir ke Eropa untuk belajar ilmu pengetahuan dan teknologi, serta membuka Mesir untuk perdagangan internasional4.
- Jamaluddin al-Afghani (1838-1897): Ia adalah seorang pemikir dan aktivis politik yang mengajak umat Islam untuk bersatu melawan penjajahan Barat. Ia menyerukan kembali kepada Al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber utama hukum dan pemikiran Islam. Ia juga mengkritik taklid buta terhadap mazhab-mazhab tradisional dan menekankan pentingnya ijtihad5.
- Muhammad Abduh (1849-1905): Ia adalah seorang ulama dan reformis yang menjadi murid al-Afghani. Ia berusaha untuk merumuskan pemikiran Islam yang rasional, moderat, dan progresif. Ia menolak taqlid dan bid’ah serta membela hak-hak perempuan dalam Islam. Ia juga memperkenalkan konsep tajdid (pembaruan) dan islah (perbaikan) dalam hukum dan pendidikan Islam6.
- Muhammad Rasyid Rida (1865-1935): Ia adalah seorang ulama dan jurnalis yang menjadi pengikut Abduh. Ia melanjutkan misi pembaharuan Abduh melalui majalah al-Manar yang ia dirikan. Ia mengusung gagasan tentang salafiyyah (kembali kepada salaf) sebagai cara untuk mereformasi pemikiran dan praktik keislaman. Ia juga mendukung gerakan pan-Islamisme (persatuan dunia Islam) sebagai strategi untuk melawan imperialisme Barat7.
Turki
- Sultan Mahmud II (1785-1839): Ia adalah seorang sultan Utsmaniyah yang melakukan reformasi politik, militer, dan administratif yang dikenal sebagai Tanzimat. Ia membubarkan pasukan Janisari yang dianggap reaksioner dan mendirikan pasukan modern yang terlatih dan bersenjata. Ia juga menghapuskan sistem feodal dan memberlakukan hukum sipil yang berlaku bagi semua warga negara8.
- Kelompok Usmani Muda (1889-1908): Mereka adalah sekelompok intelektual dan militer yang menentang absolutisme sultan dan menuntut reformasi politik dan sosial. Mereka menginspirasi revolusi 1908 yang mengakhiri pemerintahan Sultan Abdul Hamid II dan memulihkan konstitusi 1876. Mereka juga menganjurkan nasionalisme Turki dan sekularisme9.
- Mustafa Kemal Ataturk (1881-1938): Ia adalah seorang pemimpin militer dan politik yang menjadi pendiri Republik Turki. Ia memimpin perang kemerdekaan Turki melawan Sekutu setelah Perang Dunia I. Ia juga melakukan reformasi radikal yang bertujuan untuk memodernisasi dan menskularisasikan Turki. Ia menghapuskan khilafah, mengadopsi alfabet Latin, memberikan hak pilih kepada perempuan, dan memisahkan agama dari negara10.
India-Pakistan
- Sayyid Ahmad Khan (1817-1898): Ia adalah seorang pemikir dan pendidik yang berusaha untuk menyelaraskan Islam dengan ilmu pengetahuan dan peradaban Barat. Ia mendirikan Kolese Aligarh yang menjadi pusat pendidikan modern bagi kaum Muslim India. Ia juga mempromosikan loyalitas kepada pemerintah Inggris sebagai cara untuk melindungi hak-hak kaum Muslim11.
- Muhammad Iqbal (1877-1938): Ia adalah seorang penyair dan filsuf yang dikenal sebagai “Bapak Spiritual Pakistan”. Ia mengembangkan pemikiran Islam yang kreatif, dinamis, dan futuristik. Ia menekankan pentingnya khudi (kepribadian) dan ijtihad dalam kehidupan Muslim. Ia juga mengusulkan gagasan tentang negara Muslim terpisah di India yang kemudian menjadi inspirasi bagi gerakan Pakistan12.
- Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Ia adalah seorang pengacara dan politisi yang menjadi pendiri Pakistan. Ia memimpin Liga Muslim India dalam perjuangan untuk kemerdekaan dari Inggris. Ia menuntut pembentukan negara Pakistan sebagai solusi dua negara bagi kaum Muslim India. Ia menjadi gubernur jenderal pertama Pakistan setelah kemerdekaan pada 194713.
Indonesia
- Sarekat Islam (1912-1923): Mereka adalah sebuah organisasi sosial dan politik yang awalnya didirikan sebagai Sarekat Dagang Islam pada 1905. Mereka berperan penting dalam membangkitkan kesadaran nasionalisme dan keislaman di kalangan rakyat Indonesia. Mereka juga menentang penjajahan Belanda dan mendukung kemerdekaan Indonesia14.
- Muhammadiyah (1912-sekarang): Mereka adalah sebuah organisasi sosial keagamaan yang didirikan oleh Ahmad Dahlan. Mereka bergerak di bidang pendidikan, sosial, kesehatan, dakwah, dan amal usaha. Mereka menganut paham Islam yang rasional, progresif, dan reformis. Mereka menolak bid’ah, taklid buta, khurafat, dan tarekat15.
- Nahdlatul Ulama (1926-sekarang): Mereka adalah sebuah organisasi sosial keagamaan yang didirikan oleh Hasyim Asy’ari. Mereka bergerak di bidang pendidikan, sosial, kesehatan, dakwah, dan amal usaha. Mereka menganut paham Islam yang tradisional, moderat, dan inklusif. Mereka menghormati mazhab-mazhab klasik, tarekat, dan adat istiadat lokal16.
Tahapan Pembaharuan Islam
Pembaharuan Islam dapat dibagi menjadi beberapa tahapan berdasarkan periode dan karakteristiknya. Berikut ini adalah tahapan pembaharuan Islam:
Tahap Pertama (abad ke-18 sampai pertengahan abad ke-19 M):
Tahap ini ditandai oleh munculnya gerakan-gerakan pembaharuan yang bersifat lokal dan terbatas pada bidang politik, militer, dan administrasi. Tujuan utama dari gerakan-gerakan ini adalah untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa-bangsa Muslim dari ancaman penjajahan Barat. Contoh dari gerakan-gerakan ini adalah reformasi Muhammad Ali Pasya di Mesir, perlawanan Wahabi di Arab Saudi, perlawanan Syekh Utsman dan Umar al-Mukhtar di Afrika Utara, serta perlawanan Diponegoro dan Imam Bonjol di Indonesia.
Tahap Kedua (pertengahan abad ke-19 sampai awal abad ke-20 M):
Tahap ini ditandai oleh munculnya gerakan-gerakan pembaharuan yang bersifat nasional dan meluas pada bidang sosial, budaya, dan pendidikan. Tujuan utama dari gerakan-gerakan ini adalah untuk mengembalikan kemuliaan dan kemajuan umat Islam yang telah mengalami kemunduran akibat dari stagnasi ijtihad, taklid buta, khurafat, dan tradisi-tradisi yang tidak sesuai dengan sumber-sumber syariat. Contoh dari gerakan-gerakan ini adalah modernisasi Rifa’ah al-Tahtawi di Mesir, Pan-Islamisme Jamaluddin al-Afghani di berbagai negara, Salafiyah Muhammad Abduh di Mesir, Muhammadiyah Ahmad Dahlan di Indonesia, serta Aligarh Movement Sayyid Ahmad Khan di India.
Tahap Ketiga (awal abad ke-20 sampai pertengahan abad ke-20 M):
Tahap ini ditandai oleh munculnya gerakan-gerakan pembaharuan yang bersifat global dan mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, dan ideologi. Tujuan utama dari gerakan-gerakan ini adalah untuk memperjuangkan kemerdekaan dan kesejahteraan umat Islam dari penindasan dan eksploitasi Barat serta menegakkan negara-negara Islam yang berdasarkan syariat. Contoh dari gerakan-gerakan ini adalah Usmani Muda di Turki, Pakistan Movement Muhammad Iqbal di India-Pakistan, Jamaat-e-Islami Abul A’la Maududi di Pakistan, Persatuan Islam Ahmad Hassan di Indonesia, serta Ikhwanul Muslimin Hasan al-Banna di Mesir.
Tahap Keempat (pertengahan abad ke-20 sampai sekarang):
Tahap ini ditandai oleh munculnya gerakan-gerakan pembaharuan yang bersifat kontemporer dan beragam pada bidang pemikiran, spiritualitas, seni, dan media. Tujuan utama dari gerakan-gerakan ini adalah untuk menyesuaikan ajaran Islam dengan perkembangan dan tantangan zaman yang ditimbulkan oleh globalisasi, pluralisme, demokrasi, hak asasi manusia, lingkungan hidup, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Contoh dari gerakan-gerakan ini adalah Islam Liberal Nurcholish Madjid di Indonesia, Islam Feminis Amina Wadud di Amerika Serikat, Islam Transnasional Yusuf al-Qaradawi di Qatar, Islam Kultural Ziauddin Sardar di Inggris, serta Islam Populer Rhoma Irama di Indonesia.