Menu Tutup

Pendidikan Informal dan Manfaatnya

Menurut UU sisdiknas pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan diakui sama dengan pendidikan formal dan non formal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standard nasional.

Sedangkan menurut Coombs seperti yang diakui oleh Sudjana, pendidikan informal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis diluar persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu didalam mencapai tujuan belajarnya.

Pendidikan informal yang mana sangat dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap pembentukan sikap dan perilaku seorang anak. Disini anak mengenal bahasa yang pertama, serta kebiasaan-kebiasaan yang dihilangkan hingga dewasa, sehingga pendidikan ini akan mempengaruhi jiwa seorang anak.

Konsep system pendidikan informal (pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan) adalah proses pendidikan yang diperoleh sesorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar. Pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis sejak seorang lahir sampai mati, seperti dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar, atau dalam pergaulan sehari-hari. Walaupun demikian, pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan seseorang karena kebanyakan masyarakat pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan berperan penting melalui keluarga, masyarakat, dan pengusaha. Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama bagi setiap manusia.

Seseorang lebih banyak berada dalam rumah tangga dibandingkan dengan ditempat-tempat lain. Sampai umur 3 tahun, seseorang akan selalu berada dirumah tangga. Pada masa itulah diletakkan dasar-dasar kepribadian seseorang. Dalam hal ini psikiater menemukan penyimpanan dari kehidupan seseorang akan mencari sebab-sebabnya pada masa kanak-kanak seseorang itu.

Manfaat masyarakat di lingkungan pendidikan yaitu:

Bagi sekolah

a) Umpan balik untuk menyempurnakan proses belajar mengajar disekolah sebagai hasil interaksi.

b) Pemberian mata pelajaran atau bidang-bidang study yang fungsional yaitu yang bermanfaat dan berguna bagi masyarakat.

c) Sekolah akan peka menghadapi kebutuhan masyarakat dan kenyataan-kenyataan yang terjadi di masyarakat.

d) Sekolah akan menjauhi pengetahuan yang bersifat verbalita

e) Membangkitkan motivasi untuk mengadakan penelitian terhadap fakta yang ada pada masyarakat.

f) Memberikan pengalaman langsung dan praktis kepada anak didik tentang problema-problema di masyarakat.

g) Anak didik dan pendidik akan lebih mengenal adat istiadat dan kebudayaan lingkungan atau masyarakat, sehingga mereka juga menyadari pentingnya peranan desa dalam pembangunan bangsa.

h) Membiasakan anak didik untuk mendekati suatu masalah secara interdisipliner.

i) Memberikan keseimbangan yang tepat antara perkembangan intelektual dan keterampilan praktis.

Bagi Masyarakat

a) Pembangunan masyarakat akan lancar sebab setiap lapangan kehidupan akan dapat bantuan tenaga pendidik dari anak didik yang ahli di bidangnya.

b) Anggota masyarakat dapat secara jujur dan terbuka menyatakan keadan yang sebenarnya di masyarakat, seperti contoh: anggota masyarakat menyampaikan tentang kursus pemberantasan buta huruf (PBH).

c) Membantu memecahkan masalah pengangguran di masyarakat, karena dengan diselenggarakannya antara lain kelompok belajar pengetahuan dasar (KBPD). KB pendidikan kesejahteraan keluarga dan KB pendidikan kejuruan.

Proses, struktur, kurikulum, Pendidikan informal ini berlangsung dimana saja, selama pergaulan ada dengan orang tua di rumah tangga, family, dan juga pergaulan di dalam masyarakat, rakyat, maupun pergaulan-pergaulan lainnya.

Nilai dan pengetahuan yang berbentuk melalui pergaulan-pergaulan sehari-hari sangat banyak faedahnya dalam pembinaan hidup individu, akan tetapi karena pergaulan ini bermacam corak dan ragam dan terjadi pada semua lapisan masyarakat serta kepribadian hetorgen, maka terdapat pengaruh yang kemungkinan tidak menguntungkan (tidak pedagogis), maka sangat dibutuhkan karifan dan perlu selektif dalam hal tersebut.

REFERENSI:

Zahra Idris, Jamal Lisma. Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT. Grafindo, 1992

Sardjana Kadir, Perencanaan Pendidikan Nonformal, Surabaya: Usaha Nasional, 1982,

Sanapiah Faisal. Pendidikan non formal Di dalam Sistem Pendidikan dan Pembangunan Nasional, Surabaya: Usaha Offset Printing. 1981,