Menu Tutup

Pengertian Akhlak dan Macam-macamnya

Pengertian akhlak

Secara bahasa kata akhlak berasal dari bahasa Arab al-akhlak, yang merupakan bentuk jamak dari kata khuluq atau al-khaliq yang berarti:
a) tabiat, budi pekerti,
b) kebiasaan atau adat,
c) keperwiraan, kesatriaan, kejantanan

Sedangkan pengertian secara istilah, akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang melahirkan perbuatan-perbuatan yang mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika keadaan (hal) tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal dan hukum Islam, disebut akhlak yang baik. Jika perbuatan-perbuatan yang timbul itu tidak baik, dinamakan akhlak yang buruk.

Sebagian ulama’ memberi defnisi mengenai akhlak, yaitu:

“Akhlak adalah sifat manusia yang terdidik”Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang

melekat di dalam jiwa, maka perbuatan baru disebut akhlak kalau terpenuhi beberapa syarat, yaitu:

a. Perbuatan itu dilakukan berulang-ulang. Kalau perbuatan itu dilakukan hanya sesekali saja, maka tidak dapat disebut akhlak. Misalnya, pada suatu saat, orang yang jarang berderma tiba-tiba memberikan uang kepada orang lain karena alasan tertentu. Tindakan seperti ini tidak bisa disebut murah hati berakhlak dermawan karena hal itu tidak melekat di dalam jiwanya.
b. Perbuatan itu timbul mudah tanpa dipikirkan atau diteliti terlebih dahulu sehingga benar-benar merupakan suatu kebiasaan. Jika perbuatan itu timbul karena terpaksa atau setelah dipikirkan dan dipertimbangkan secara matang tidak disebut akhlak.

Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, sehingga setiap aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia, yang disebut al-akhlak al-karimah. Hal ini tercantum antara lain dalam sabda Rasulullah saw;

Rasulullah bersabda:“ Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Al-Hakim)

Macam-Macam Akhlak

a. Akhlak Wad’iyyah
Akhlak Wad’iyyah adalah norma yang mengajarkan kepada manusia dengan berpedoman kepada olah pikir dan pengalaman manusia. manusia dengan menggunakan akhlaknya berpikir dan bertindak kearah yang baik dan benar dengan menjadikan akal sebagai rujukan dalam perbuatan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, akhlak, ini hanya mempunyai satu macam sanksi, yaitu sanksi yang datang dari masyarakat (sesama manusia) semata-mata

b. Akhlak Islam
Norma keagamaan adalah akhlak yang mengajarkan akhlak kepada manusia dengan mengambil tuntunan yang telah diberikan Allah Swt. dan Rasulullah saw. dalam Al-Qur’an dan hadis Dengan demikian akhlak ini mempunyai dua macam sanksi apabila dilanggar. Yang pertama adalah sanksi dari Tuhan (bersifat gaib) dan yang kedua adalah sanksi yang datang dari masyarakat (sesama manusia).

Adapun ciri-ciri akhlak Islam adalah:

  1. Kebaikannya bersifat mutlak (al-khairiyah al-mutlaqah), yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam merupakan kebaikan yang murni, baik untuk individu maupun untuk masyarakat, di dalam lingkungan, keadaan, waktu dan tempat apapun;
  2. Kebaikannya bersifat menyeluruh (al-salah iyyah al-ammah), yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya merupakan kebaikan untuk seluruh umat manusia di segala zaman dan di semua tempat;
  3. Tetap dan kontekstual, yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya bersifat tetap, tidak berubah oleh perubahan waktu dan tempat atau perubahan kehidupan masyarakat;
  4. Kewajiban yang harus dipatuhi (al-ilzam al-mustajab), yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam merupakan hukum yang harus dilaksanakan sehingga ada sanksi hukum tertentu bagi orang-orang yang tidak melaksanakannya; dan
  5. Pengawasan yang menyeluruh (ar-raqabah al-muhitah). Karena akhlak Islam bersumber dari Tuhan, maka pengaruhnya lebih kuat dari akhlak ciptaan manusia, sehingga seseorang tidak berani melanggar kecuali setelah ragu-ragu dan kemudian akan menyesali perbuatannya untuk selanjutnya bertaubat dengan sungguhsungguh dan tidak melakukan perbuatan yang salah lagi. Ini terjadi karena agama merupakan pengawas yang kuat. Pengawas lainnya adalah hati nurani yang hidup yang didasarkan pada agama dan akal sehat yang dibimbing oleh agama serta diberi petunjuk.

Persamaan antara akhlak, etika, moral dan budi pekerti

Etika berasal dari bahasa Yunani ethicos, atau ethos artinya karakter, kebiasaan, kebiasaan, watak, sifat. Sedang secara istilah etika ialah ilmu pengetahuan yang menetapkan ukuran-ukuran atau kaidahkaidah yang mendasari pemberian tanggapan atau penilaia terhadap perbuatan-perbuatan.

Sedangkan moral berasal dari bahasa Latin mores artinya mengenai kesusilaan. Secara istilah moral adalah ajaran tentang baik dan buruk yang diterima secara umum. Sedangkan budi pekerti berarti tabiat, akhlak dan watak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara akhlak, etika, moral dan budi pekerti memiliki persamaan, yaitu berbentuk perilaku yang sifatnya netral. Misalnya ada orang yang berbuat buruk, maka tidak tepat jika dikatakan bahwa orang tersebut tidak mempunyai akhlak. Sebab akhlak itu sendiri adalah perilaku. Orang itu sudah berperilaku, namun berperilaku yang buruk. Akan lebih tepat kalau dikatakan bahwa orang tersebut berakhlak tercela.

Oleh karena itu, semuanya tergantung kepada setiap orang/ individu. Jika watak, karakter, kebiasaan dan tabiat itu mengarah dan diarahkan kepada hal-hal yang baik, maka ia akan menjadi akhlak terpuji. Sebaliknya, jika semua itu diarahkan kepada hal-hal yang jelek, maka ia akan menjadi akhlak tercela. Karena itu, pembinaan akhlak itu sama dengan pembinaan perilaku.