Menu Tutup

Bahasa Indonesia Baku: Pengertian, Fungsi, Proses, dan Ciri-Ciri

Apa Itu Bahasa Indonesia Baku?

Bahasa Indonesia baku merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal dan bersifat standar, baik dalam segi tata bahasa, kosakata, ejaan, maupun struktur kalimat. Bahasa ini diatur oleh pedoman resmi, seperti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Penggunaannya diperlukan untuk memastikan keseragaman dan kejelasan dalam komunikasi yang bersifat formal, ilmiah, dan publik.

Secara umum, bahasa baku adalah varian bahasa yang digunakan dalam dokumen resmi, hukum, media massa, serta percakapan di institusi pendidikan. Bahasa ini dipandang sebagai bentuk bahasa yang tepat untuk menyampaikan gagasan atau informasi dalam konteks yang membutuhkan kejelasan, formalitas, dan keakuratan.

Proses Pembakuan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia tidak serta-merta menjadi bahasa baku. Pembakuannya melalui proses panjang yang melibatkan beberapa tahapan. Proses ini meliputi kodifikasi, penyempurnaan tata bahasa, serta penyesuaian kosakata sesuai dengan perkembangan zaman.

  1. Kodifikasi: Tahap pertama dalam pembakuan bahasa adalah kodifikasi atau penyusunan aturan tata bahasa dan ejaan yang jelas. Kodifikasi ini dilakukan oleh lembaga resmi seperti Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di Indonesia.
  2. Standardisasi Ejaan: Ejaan bahasa Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan, yang paling signifikan adalah ketika dilakukan penyempurnaan melalui Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Ini merupakan langkah penting untuk memastikan penulisan yang konsisten di seluruh wilayah Indonesia.
  3. Penerimaan Publik: Setelah kodifikasi dan standardisasi, tahap terakhir adalah penerimaan masyarakat luas terhadap aturan bahasa baku. Tanpa penerimaan masyarakat, standar bahasa ini tidak dapat berfungsi dengan optimal. Oleh karena itu, lembaga pendidikan, media, dan pemerintah memainkan peran penting dalam menyebarluaskan penggunaan bahasa baku di berbagai sektor.

Fungsi Bahasa Indonesia Baku

Bahasa Indonesia baku memiliki fungsi yang sangat vital dalam komunikasi formal. Fungsi ini menjadikan bahasa baku sebagai alat yang mempersatukan dan memperkuat identitas nasional Indonesia. Berikut adalah empat fungsi utama bahasa Indonesia baku:

  1. Fungsi Pemersatu: Sebagai negara dengan ratusan bahasa daerah, bahasa Indonesia baku memainkan peran sentral dalam menyatukan seluruh suku bangsa di Indonesia. Bahasa baku digunakan untuk mengatasi perbedaan bahasa daerah, terutama dalam komunikasi antarwilayah yang berbeda.
  2. Fungsi Pemberi Kekhasan: Bahasa baku memberikan ciri khas tersendiri bagi Indonesia. Meskipun memiliki akar dari bahasa Melayu, bahasa Indonesia yang baku sudah mengalami perkembangan dan perubahan sesuai dengan kebutuhan bangsa Indonesia. Ini membuatnya unik dan berbeda dari bahasa Melayu yang digunakan di negara-negara lain seperti Malaysia atau Brunei Darussalam.
  3. Fungsi Pembawa Kewibawaan: Bahasa Indonesia baku memberikan wibawa atau prestise, terutama bagi mereka yang menggunakan bahasa ini dalam situasi formal. Penggunaan bahasa baku dalam komunikasi resmi seperti surat menyurat, pidato, atau publikasi ilmiah menunjukkan bahwa penuturnya memiliki pendidikan dan kesadaran terhadap aturan bahasa yang benar.
  4. Fungsi Kerangka Acuan: Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai tolok ukur atau standar untuk penggunaan bahasa yang baik dan benar. Aturan-aturan dalam bahasa baku, seperti yang tertuang dalam KBBI dan PUEBI, digunakan sebagai pedoman oleh penutur bahasa Indonesia untuk menilai dan membetulkan kesalahan dalam penggunaan bahasa.

Ciri-Ciri Bahasa Indonesia Baku

Bahasa Indonesia baku memiliki beberapa ciri utama yang membedakannya dari bahasa tidak baku atau bahasa sehari-hari yang sering dipengaruhi oleh dialek lokal dan bahasa informal. Berikut ini adalah ciri-ciri bahasa Indonesia baku:

  1. Tidak Dipengaruhi Dialek Daerah: Bahasa baku harus bebas dari pengaruh dialek atau aksen lokal. Penggunaan bahasa daerah dalam situasi resmi harus dihindari, dan sebagai gantinya, kosakata yang sesuai dengan bahasa baku harus dipakai. Misalnya, kata “mengapa” dipakai dalam bahasa baku, bukan “kenapa” yang sering muncul dalam percakapan sehari-hari.
  2. Menggunakan Ejaan yang Benar: Bahasa baku selalu menggunakan ejaan yang sesuai dengan PUEBI. Contohnya adalah penggunaan “di” sebagai kata depan harus dipisahkan dari kata yang mengikutinya, seperti “di sini”, bukan “disini”. Kesalahan dalam ejaan akan mempengaruhi pemahaman dan kesan profesionalisme.
  3. Mengikuti Struktur Kalimat yang Benar: Dalam bahasa baku, urutan kata harus mengikuti aturan tata bahasa yang telah ditentukan. Misalnya, dalam kalimat pasif, kata kerja mendahului subjek. Contohnya adalah “Surat ini telah saya baca” (bahasa baku) dibandingkan dengan “Saya sudah baca surat ini” (bahasa tidak baku).
  4. Tidak Menggunakan Kata Tidak Baku: Bahasa baku menghindari penggunaan kata-kata yang dipengaruhi oleh percakapan informal. Misalnya, dalam bahasa baku digunakan kata “silakan” bukan “silahkan”, atau “tertawa” bukan “ketawa”.
  5. Konsistensi dalam Penggunaan Partikel: Bahasa baku menggunakan partikel seperti “lah”, “kah”, dan “pun” secara konsisten. Contohnya adalah “Apakah Anda datang kemari?” dan bukan “Apa Anda datang kemari?”
  6. Pemakaian Imbuhan dengan Benar: Imbuhan dalam bahasa baku harus digunakan dengan tepat, seperti awalan “me-” untuk kata kerja. Contohnya adalah “mengambil” dan bukan “ambil”, serta “membawa” bukan “bawa”.

Perbandingan Bahasa Baku dan Tidak Baku

Untuk lebih memahami perbedaan antara bahasa baku dan tidak baku, berikut adalah beberapa contoh perbandingan dalam penggunaan sehari-hari:

Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku
Mengapa Kenapa
Pergi Pigi
Laki-laki Cowok
Silakan Silahkan
Bertemu Ketemu
Tertawa Ketawa

Dalam konteks formal, penggunaan bahasa baku diperlukan untuk menjaga kejelasan, profesionalisme, dan wibawa dalam komunikasi. Sebaliknya, bahasa tidak baku lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari yang bersifat santai.

Pentingnya Menggunakan Bahasa Indonesia Baku

Penggunaan bahasa Indonesia baku tidak hanya penting dalam konteks formal, tetapi juga menjadi salah satu upaya menjaga keberlanjutan identitas nasional. Di tengah maraknya penggunaan bahasa asing, terutama dalam teknologi dan media sosial, mempromosikan bahasa Indonesia baku menjadi semakin penting agar bahasa Indonesia tetap relevan dan kuat di era globalisasi.

Bahasa Indonesia baku mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah bangsa Indonesia. Dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, kita turut menjaga warisan kebangsaan yang telah dibangun sejak Sumpah Pemuda 1928, di mana bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa persatuan bangsa.

Kesimpulan

Bahasa Indonesia baku adalah fondasi dalam komunikasi formal di Indonesia. Melalui penggunaan bahasa yang tepat, kita dapat berkomunikasi dengan lebih jelas, akurat, dan efektif, serta turut menjaga identitas dan kewibawaan bangsa. Penting bagi setiap individu, terutama yang terlibat dalam dunia akademik, pemerintahan, dan media, untuk memahami dan menerapkan bahasa Indonesia baku dalam kehidupan sehari-hari. Selain sebagai alat pemersatu, bahasa Indonesia baku juga menjadi simbol kekhasan, kewibawaan, dan kerangka acuan yang membentuk dasar komunikasi yang baik di Indonesia.

Sumber:

Devianty, Rina. (2021). Penggunaan Kata Baku dan Tidak Baku dalam Bahasa Indonesia. EUNOIA (Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia), 1(2), 121-132. Diakses dari https://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/i

Wikipedia. (2023). Bahasa Baku. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_baku.

Kemdikbud. (n.d.). BAB IV Bahasa Indonesia Baku. Diakses dari https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/45227/mod_page/content/1/BAB%20IV.pdf.

Kompas.com. (2022). 4 Fungsi Bahasa Indonesia Baku. Diakses dari https://www.kompas.com/skola/read/2022/06/30/093000169/4-fungsi-bahasa-indonesia-baku#google_vignette.

Kantor Bahasa Maluku. (2020). Fungsi Bahasa Baku. Diakses dari https://kantorbahasamaluku.kemdikbud.go.id/2020/03/fungsi-bahasa-baku/.

Tirto.id. (2023). Apa Itu Bahasa Baku, Ciri-Ciri dan Contohnya?. Diakses dari https://tirto.id/apa-itu-bahasa-baku-ciri-ciri-dan-contohnya-gBhx#google_vignette.

Lainnya