Kita sering mendengar kata “Remaja” di mana saja dan kapan saja. Masa remaja adalah masa transisi antara usia kanak-kanak dengan usia dewasa. Seorang Psycholog asal Perancis, bernama Alfred Binet, dalam buku “Psikologi Keagamaan” karangan Zakiyah Daradjat tahun 1977, mengemukakan bahwa kemampuan untuk mengerti hal- hal yang abstrak baru sempurna ketika seseorang berumur lebih kurang 12 tahun. Kesanggupan untuk mengambil kesimpulan yang abstrak dari fakta yang ada kira-kira mulai umur 14 tahun. Karena itu pada usia 14 tahun ke atas remaja sering kali menolak hal yang menurutnya kurang masuk akal, dan kadangkala menyebabkan mereka menolak apa yang dulu diterimanya (Daradjat, 1977: 111). Jadi usia remaja antara 17 tahun sampai dengan 21 tahun.
Berdasarkan buku di atas, remaja memiliki sifat menolak. Sesuatu yang kurang masuk akal biasanya ditolak oleh remaja. Tetapi bukan berarti yang dilakukannya selalu salah justru lewat penolakannya daya nalar seseorang akan timbul karena terdapat sifat kritis yang dimiliki remaja. Meskipun demikian sifat yang tidak masuk akal kadang juga dilakukan remaja demi mencari jati diri. Lalu, bagaimanakah ciri-ciri remaja itu? Ciri- ciri remaja pada umumnya sebagai berikut:
- Suka membantah/ menentang/ menolak/ berontak
- Suka berangan-angan (berimajinasi)
- Cenderung pendapatnya merasa benar
- Rasa ingin tahunya besar
- Banyak kemauannya
- Suka diperhatikan dan diakui perannya
- Masa mencari jati diri
- Selalu ingin dituruti keinginannya
- Suka menggebu-gebu (kurang hati-hati)
- Cenderung sulit diatur
- Suka mengritik
- Biasanya berpikir spontan
- Penuh semangat
- Kepribadiannya agak unik (ada-ada saja)
Meskipun kiprah sosial remaja tidak teralu dituntut sebagaimana layaknya orang dewasa, akan tetapai kehadiran remaja dalam masyarakat sangat penting. Sebagi contoh seorang remaja yang aktif di salah satu organisasi remaja seperti Karang Taruna, Organisasi Masyarakat (Ormas), Organisasi Keagamaan, dan lain-lain. Dari ini bakat dan minat remaja dapat ditempa dan dapat berperan di masyarakat sewaktu-waktu dibutuhkan untuk mewakili acara-acara tertentu. Bagaimanapun akan berbeda antara remajayang aktif dan remaja yang tidak aktif di masyarakat.
Kiprah di bidang pendidikan, seni-budaya, dan olah raga juga perlu melibatkan remaja. Sesuai tingkat kemampuan remaja yang masih berada di masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, kehadiran remaja perlu mewarnai kegiatan- kegiatan yang berkenaan dengan bidangnya. Selain untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya sendiri juga berguna untuk menginspirasi remaja-remaja yang lainnya.
Berbagai kegiatan remaja bukan berarti menyita waktu belajar bagi remaja. Remaja yang baik tetap dapat memerioritaskan belajar dan mengiringi kegiatan positif baik lewat ekstrakurikuler di sekolahnya ataupun lewat kegiatan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya (tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional, atau internasional) sesuai kemampuannya.