Menu Tutup

Pengertian Filsafat Pendidikan

Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani: philosophia, yang berarti cinta akan kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis. Filsafat dalam pengertian tersebut menunjukkan bahwa manusia tidak pernah secara sempurna memiliki pengertian menyeluruh tentang segala sesuatu yang dimaksudkan kebijaksanaan, namun terus menerus harus mengejarnya.

Filsafat adalah pengetahuan yang dimiliki rasio manusia yang menembusi dasar-dasar terakhir dari segala sesuatu. Sedangkan istilah pendidikan dalam bahasa Inggris; education, berakar dari bahasa Latin, educare, yang dapat diartikan pembimbingan berkelanjutan. Jika diperluas, arti etimologis itu mencerminkan keberadaan pendidikan yang berlangsung dari generasi ke generasi sepanjang eksistensi kehidupan manusia.

Sementara itu, istilah pendidikan dalam terminology agama kita disebut dengan tarbiyah, yang mengandung arti dasar sebagai pertumbuhan, peningkatan, atau membuat sesuatu menjadi lebih tinggi. Karena makna dasarnya pertumbuhan atau peningkatan, maka hal ini mengandung asumsi bahwa setiap diri manusia sudah terdapat bibit-bibit kebaikan. Adalah tugas para orang tua dan para pendidik untuk mengembangkan bibit-bibit positif anak-anak didik mereka dengan sebaik-baiknya.

Menurut Al-Syaibany dalam Jalaludin & Idi (2007: 19), filsafat pendidik­an adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelas­kan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya. Dalam hal ini, filsafat, filsafat pendidikan, dan pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral.

Filsafat pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang pendidikan yang menggambarkan aspek­-aspek pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan persoalan-persoal­an pendidikan secara praktis.

Menurut Hasan Langgulung dalam bahasannya tentang filsafat pendidikan diberi definisi sebagai berikut:

  1. Filsafat pendidikan adalah penerapan metoda dan pandangan filsafat dalam bidang pengalaman manusia yang disebut pendidikan. Filsafat pendidikan adalah mencari konsep-konsep yang dapat menyelaraskan gejala yang berbeda-beda dalam pendidikan dan suatu rencana menyeluruh, menjelaskan intilah-istilah pendidikan, mengajukan asumsi-asumsi dasar tempat tegaknya pernyataan-pernyataan khusus mengenai pendidikan dan menyingkapkan klasifikasi-klasifikasi yang berhubungan antara pendidikan dan bidang-bidang kepribadian manusia.
  2. Filsafat pendidikan adalah aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan, mengharmoniskan, dan penerapan nilai-nilai dan tujuan-tujuan yang ingin dicapainya.
  3. Filsafat pendidikan adalah aktivitas yang dikerjakan oleh pendidik dan filsuf-filsuf untuk menjelaskan proses pendidikan menyelaraskan, mengkritik dan mengubahnya berdasar pada masalah-masalah budaya.
  4. Filsafat pendidikan adalah teori atau ideology pendidikan yang muncul dari sikap filsafat seorang pendidik, dari pengalaman-pengalamannya dalam pendidikan dan kehidupan dari kajiannya tentang berbagai ilmu yang berhubungan dengan pendidikan, dan berdasar itu pendidik dapat mengetahui sekolah berkembang.

Sementara Dewey dalam Jalaludin & Idi (2007:20) menyampaikan bahwa filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasa­an (emosional), menuju tabiat manusia

Sementara menurut Thompson (Arifin, 1993:2), filsafat artinya melihat suatu masalah secara total dengan tanpa ada batas atau implikasinya; ia tidak hanya melihat tujuan, metode atau alat-alatnya, tapi juga meneliti dengan saksama hal-hal yang dimaksud. Keseluruhan masalah yang dipikirkan oleh filosof tersebut merupakan suatu upaya untuk menemukan hakikat masalah, sedangkan suatu hakikat itu dapat dibakukan melalui proses kompromi.

Lebih jauh Barnadib (Jalaludin & Idi, 2007:20), menyatakan bahwa filsafat pendidik­an merupakan ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Baginya filsafat pendidikan merupakan aplikasi sesuatu analisis filosofis terhadap bidang pendidikan.

Sedangkan menurut seorang ahli filsafat Amerika, Brubachen (Arifin, 1993:3), filsafat pendi­dikan adalah seperti menaruh sebuah kereta di depan seekor kuda, dan filsafat dipandang sebagai bunga, bukan sebagai akar tunggal pendidikan. Filsafat pendidikan itu berdiri secara bebas dengan memperoleh keuntungan karena punya kaitan dengan filsafat umum.

Kendati kaitan ini tidak penting, tapi yang terja­di ialah suatu keterpaduan antara pandangan filosofis dengan filsafat pendidikan, karena filsafat sering diartikan sebagai teori pendidikan dalam segala tahap. Lebih jauh, Alwasilah (2008: 15) menyatakan bahwa filsafat pendidikan dapat didefinisikan sebagai teori yang mendasari alam pikiran ihwal pendidikan atau suatu kegiatan pendidikan.

Berdasarkan uraian diatas dapat kita tarik pengertian bahwa filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang pendidikan merumuskan kaidah-kaidah norma dan atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan kehidupannya.

Baca Juga: