Menu Tutup

Pengertian Ghibah dan Penyebabnya

Pengertian Ghibah

Ghibah artinya mengumpat atau menggunjing yaitu perbuatan atau tindakan yang membicarakan aib orang lain. Pada zaman modern ini, dengan berbagai macam alat informasi yang semakin canggih, perbuatan ghibah pun dikemas sedemikian manisnya. Sehingga para konsumen sebagai pengakses informasi itu menjadi tidak terasa kalau dia sudah terlibat dalam perbuatan ghibah. Islam melarang perbuatan ini untuk dilakukan, karena kalaupun informasi atau berita yang dilontarkan itu benar, tetap akan menyakiti hati orang lain. Apalagi kalau berita itu salah, bisa menimbulkan fitnah.

Artinya: “Dan orang-orang yang menyakiti orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka itu telah memikul kebohongan dan yang nyata. (QS. Al-Ahzab[33]:58)

Dalam ayat-Nya yang lain Allah Swt. berfirman:

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan berburuk sangka (kecurigaan) karena sebagaian dari berburuk sangka itu dosa. Dan janganlah mencari- cari keburukan orang lain dan jangan menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kaum suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah seseungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat [49]:12)

Nabi Muhammad Saw. juga bersabda:

Artinya : “Dari Muawiyah ra. katanya : Saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya apabila kamu selalu mencari-cari auratnya kaum muslimin berarti kamu akan menjatuhkan mereka atau hampir menjatuhkan mereka.” (HR. Abu Daud)

Dari nash Al-Qur’an dan Hadis tersebut di atas, terdapat pelajaran yang bisa diambil bahwa perbuatan ghibah itu sangat merusak hubungan persahabatan, persaudaraan dan bahkan bisa merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

Sebab-sebab timbulnya ghibah:

Syaikh Jamaluddin al-Qasimi mengemukakan hal-hal yang dapat membuat seseorang pada akhirnya berbuat ghibah:

1. Mengobati sakit hati.
Biasanya seseorang ketika sakit hati akibat prilaku orang lain, maka untuk mengobati sakit hatinya ia akan mengemukakan perbuatan-perbuatan buruk orang lain tersebut. Hal tersebut dilakukan karena ia merasa bahwa dengan mengemukakan aib orang lain, maka ia sudah merasa puas. Prilaku seperti ini di saat kampanye pilpres sangat banyak terjadi. Oleh karena itu sebaiknya para pendukung masing-masing harus dapat menjaga lisan masing-masing dengan tidak terprovokasi oleh pendukung orang lain.

2. Mengikuti teman.
Ghibah dapat terjadi karena seseorang ikut­ikutan pada temannya. Biasanya ikut­-ikutan ini terjadi karena apabila seseorang tidak mengikuti, maka ia akan dianggap tidak setia kawan. Akhirnya seseorang akan berbuat ghibah karena mengedepankan kesetiakawanan walaupun hal tersebut dilarang oleh agama.

3. Kesombongan dan kebanggaan.
Ghibah dapat terjadi karena seseorang akan merasa bangga apabila ia sudah dapat mencaci seseorang di hadapan orang lain. Ia tidak memiliki keinginan apa-apa kecuali kebanggaan dan inilah yang membuat orang lain akhirnya melakukan perbuatan ghibah.

4. Iri hati.
Iri hati biasanya terjadi ketika ada seseorang yang senantiasa dipuji, dimuliakan dan dicintai oleh masyarakat. Di sini ia berusaha untuk melenyapkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat tersebut dengan mengemukakan keburukan orang yang bersangkutan. Di sinilah dimulainya perbuatan ghibah.

5. Bergurau.
Di media televisi atau di media sosial lainnya kita sering melihat tayangan yang barangkali maksudnya adalah bergurau. Hanya saja gurauan tersebut dapat menyakiti orang lain. Oleh karena itu sebaiknya perlu diperhatikan bagaimana bergurau yang tidak membuat orang lain sakit hati.

6. Menyindir atau mencaci.
Menyindir atau mencaci-maki orang lain dengan tujaun menghina termasuk ke dalam perbuatan ghibah. Hal tersebut dilakukan biasa saja terkait dengan fisik, keturunan, prilaku, perbuatan dan ucapan seseorang.

Baca Juga: