Pengertian Nilai
Nilai adalah prinsip atau standar yang dianggap penting dalam kehidupan manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nilai diartikan sebagai harga atau kadar dari sesuatu yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Nilai tidak hanya dipandang sebagai keyakinan, tetapi juga sebagai sesuatu yang mempengaruhi pola pikir dan tindakan manusia. Nilai-nilai ini sering kali menjadi panduan dalam pengambilan keputusan dan penentuan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Steeman, nilai adalah sesuatu yang memberikan makna dalam hidup dan menjadi acuan dalam menentukan tujuan hidup. Nilai juga menjunjung tinggi martabat manusia dan dapat mempengaruhi tindakan seseorang. Selaras dengan pendapat tersebut, Rokeach merumuskan nilai sebagai keyakinan mendalam mengenai perilaku atau tindakan yang dianggap benar atau salah. Linda dan Richard Eyre juga menegaskan bahwa nilai adalah standar perilaku yang menentukan siapa kita, bagaimana kita hidup, dan bagaimana kita memperlakukan orang lain.
Fungsi dan Karakteristik Nilai
Fungsi Nilai
Nilai memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, di antaranya:
- Petunjuk Arah: Nilai berfungsi sebagai panduan dalam cara berpikir dan bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.
- Acuan dalam Menentukan Pilihan: Nilai membantu individu dalam menentukan peran mereka di masyarakat dan mempersatukan individu dalam kelompok tertentu.
- Pengembangan Diri: Nilai mendorong proses pengembangan diri individu dalam masyarakat.
- Perlindungan Individu: Nilai bertindak sebagai pelindung bagi setiap individu di masyarakat.
- Motivasi Tindakan: Nilai mendorong individu untuk melakukan tindakan berdasarkan nilai-nilai tertentu.
- Penyampaian Pendapat: Nilai memungkinkan individu atau kelompok untuk menyampaikan pendapat di masyarakat.
- Identitas Individu atau Kelompok: Nilai mencerminkan identitas individu atau kelompok dalam masyarakat.
Karakteristik Nilai
Nilai memiliki beberapa ciri khas yang dapat dikenali, yaitu:
- Proses Sosialisasi: Nilai terbentuk melalui proses sosialisasi dalam masyarakat.
- Interaksi Sosial: Nilai merupakan hasil dari interaksi antarwarga dalam masyarakat.
- Penyebaran dalam Masyarakat: Nilai disebarkan di antara anggota masyarakat.
- Pemenuhan Kebutuhan Sosial: Nilai merupakan bagian dari upaya untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
- Pengaruh Pengembangan Diri Sosial: Nilai dapat mempengaruhi pengembangan diri sosial individu.
- Sistem Nilai: Nilai-nilai cenderung saling berhubungan dan membentuk sistem nilai.
- Abstrak dan Stabil: Nilai dalam masyarakat bersifat umum, abstrak, campuran, dan stabil.
- Kualitas Moral: Nilai mengandung kualitas moral yang tidak selalu bersifat realistis.
Hierarki Nilai Menurut Max Scheler
Max Scheler, seorang filsuf Jerman, mengidentifikasi hierarki nilai yang terdiri dari beberapa tingkatan. Berikut adalah tingkatan nilai menurut Scheler:
1. Nilai Kenikmatan atau Kesenangan (Agreeable) dan Ketidaksenangan (Disagreeable)
Ini adalah tingkatan nilai yang paling rendah, berhubungan dengan hal-hal yang disukai atau tidak disukai oleh seseorang. Nilai ini terkait dengan kenikmatan dan penderitaan, di mana manusia cenderung memilih apa yang menyenangkan daripada yang tidak menyenangkan.
2. Nilai Vitalitas atau Kehidupan (Vital Feeling)
Nilai ini mencakup aspek-aspek penting dalam kehidupan seperti kesehatan, vitalitas, penyakit, penuaan, kelemahan, dan kematian. Nilai vitalitas tidak dapat direduksi atau dikembalikan kepada tingkatan yang lebih rendah maupun tinggi.
3. Nilai Spiritual atau Kejiwaan (Spiritual Values)
Nilai ini tidak bergantung pada lingkungan fisik atau jasmani dan memiliki kedudukan lebih tinggi. Individu yang berada pada tingkatan ini mungkin mengorbankan nilai vitalitas demi nilai spiritual, seperti cinta, kebencian, keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni.
4. Nilai Ketuhanan atau Kesucian
Nilai tertinggi ini tidak terpengaruh oleh perbedaan waktu atau individu yang membawanya. Nilai ini mencerminkan pengalaman manusia mengenai kedekatan atau jaraknya dengan yang dianggap suci, menciptakan perasaan diberkati atau putus harapan.
Tingkatan Nilai Menurut Graves
Graves, dalam teorinya yang diuraikan dalam buku Mulyadi “Organisasi, Teori Struktur, dan Proses”, menyusun tingkatan nilai secara hierarki sebagai berikut:
1. Tingkat Pertama: Reaktif
Individu pada tingkatan ini tidak menyadari dirinya sebagai makhluk berbudaya dan bertindak semata-mata berdasarkan kebutuhan biologis.
2. Tingkat Kedua: Tribalistik
Individu pada tingkat ini sangat bergantung pada tradisi kelompok dan taat pada perintah.
3. Tingkat Ketiga: Egosentris
Individu lebih mementingkan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan orang lain.
4. Tingkat Keempat: Konformis
Individu memaksa orang lain untuk menerima nilai-nilai yang dianutnya, dengan toleransi yang rendah terhadap perbedaan.
5. Tingkat Kelima: Manipulatif
Individu cenderung memanipulasi orang lain untuk mencapai tujuan pribadinya, dengan sifat materialistis yang kuat.
6. Tingkat Keenam: Sosiosentrik
Individu pada tingkat ini lebih menghargai kerja sama dan menolak paham materialistis dan manipulatif.
7. Tingkat Ketujuh: Eksistensi
Individu memiliki toleransi tinggi terhadap perbedaan nilai yang dianut oleh orang lain.
Kesimpulan
Nilai-nilai dalam kehidupan memiliki peran penting dalam membentuk perilaku dan keputusan individu. Baik melalui hierarki nilai yang diusulkan oleh Max Scheler maupun tingkatan nilai menurut Graves, kita dapat melihat bahwa nilai berkembang dari yang paling dasar hingga yang paling luhur, mencakup aspek biologis, sosial, spiritual, hingga ketuhanan. Pemahaman tentang nilai ini dapat membantu kita menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan berkontribusi positif dalam masyarakat.
Referensi:
- Gramedia. “Pengertian Nilai sebagai Suatu Keyakinan Mengenai Perbuatan”. Diakses dari https://www.gramedia.com
- Brainly. “Jawaban Tugas”. Diakses dari https://brainly.co.id
- Edukasinesia. “Hierarki Nilai Beserta Penjelasannya Terlengkap”. Diakses dari https://www.edukasinesia.com