Pengertian Takabur-Ujub
Secara bahasa (etimologi), ‘Ujub, berasal dari kata “’ajaba”, yang artinya “kagum, terheran-heran, takjub. Al-I’jabu bin Nafsi ( ) berarti kagum pada diri sendiri. Sedangkan takabur berarti “sombong” atau “berusaha menampakkan keagungan diri”. Dalam kitab lisanul Arab, antara lain disebutkan bahwa at-takabur wal istikbar berarti at-ta’azzhum (sombong/ Kibr).
Secara istilah dapat kita pahami bahwa ‘ujub yaitu suatu sikap membanggakan diri, dengan memberikan satu penghargaan yang terlalu berlebihan kepada kemampuan diri. Sikap ini tercermin pada rasa tinggi diri (superiority complex) dalam bidang keilmuan, amal perbuatan ataupun kesempurnaan moral. dan disaat ia menampakkan kelebihanya pada orang lain dengan sombong, maka ia telah terjangkit penyakit Takabur. Oleh karena itu, sikap Ujub dan Takabur memiliki keterkaitan satu sama lain. Dan sikap takabur adalah sifatnya Iblis.
Jika perasaan senang itu di sertai pelanggaran hak orang lain misalnya dengan cara meremehkan dan menganggap kecil apa yang keluar dari mereka maka hal ini dinamakan ghurur atau i’jab yang berlebihan. Jika rasa senang tersebut disertai pelampauan dan pelanggaran hak orang lain dengan cara meremehkan kepribadian dan jati diri mereka serta merasa lebih tinggi atas mereka maka hal ini dinamakan takabur atau ghurur berlebih.
Lalu apa beda ujub dan takabur? Al-Mawardi mengatakan: Kibr itu terkait dengan kedudukan, sedangkan Ujb terkait dengan kelebihan. Jadi seorang yang memiliki akhlak Kibr membesarkan dirinya melebihi kapasitas orang yang sedang belajar sedangkan orang yang memiliki ‘Ujb memandang dirinya banyak memiliki kelebihan sehingga tidak perlu lagi untuk menambah ilmunya.
Sedangkan pendapat lainnya mengatakan bahwa Kibr adalah akhlak batin yang darinya muncul banyak perbuatan. Akhlak yang dimaksud adalah melihat diri sendiri lebih tinggi daripada orang lain. Sedangkan Ujb bisa terjadi walaupun tidak ada pembandingan orang lain. Jadi seorang yang memiliki akhlak Kibr melihat dirinya lebih tinggi dari orang lain, karenanya ia merasa bangga berlebihan, gembira dan puas terhadap apa yang diyakininya
PenyebabTakabur-Ujub
- Ujub dan takabur karena kelebihan fisik, misalnya tampan, cantik dan Ia merasa bahwa fisiknya lebih hebat, lebih cantik atau lebih tampan dan kuat daripada yang lainnya. Ditambah dengan suaranya yang lebih merdu. lantas ia takabur dan merendahkan yang lainnya.
- Ujub dan takabur karena kekuatan fisiknya dalam melawan musuh. Ia takabur dan sesumbar bahwa tidak akan ada orang yang dapat mengalahkan Ini adalah sikap yang keliru, karena akan menghilangkan kewaspadaannya. Ia akan lemah karena menganggap enteng lawan.
- Ujub dan takabur karena ilmu, akal dan kecerdikannya dalam memahami ilmu-ilmu agama dan juga urusan-urusan keduniaannya. Umumnya orang yang demikian itu merasa dan menggap dirinya paling pintar dan merasa bahwa pendapatnya paling
- Ujub dan takabur karena Artinya sombong dirinya, karena ia merasa dirinya turunan ningrat atau bangsawan. Biasanya orang yang demikian itu menganggap bahwa dirinyalah yang harus dihormati dan di muliakan. Ia harus di perioritaskan dalam segala hal. ia selalu mebayangkan bahwa orang yang ada di sekitarnya itu adalah pembantunya.
- Ujub dan takabur karena banyak anaknya yang dapat diandalkan, banyak keponakan dan anggota lainnya yang sukses, banyak temannya yang mempunyai kedudukan tinggi dan lain sebagainya.
- Ujub dan takabur karena harta yang berlimpah ruah. Ia sombong, takabur, dan riya dengan hartanya Seolah-olah dia saja yang yang kaya. Ia suka bercerita dan pamer tentang hartanya yang melimpah dan terdapat di mana-mana. Termasuk ketika ia berbuat baik dengan hartanya misalnya zakat dan sedekah ia lakukan bukan karena Allah tetapi karena pamer atau riya’.
Bahaya Takabur-Ujub
- ‘Ujub menyebabkan timbulnya rasa sombong (takabur), sebab memang ‘ujub itulah yang menyebabkan salah satu dari berbagai sebab kesombongan Dari ‘ujub maka muncullah ketakaburan.
- Bila seseorang sudah dihinggapi penyakit ‘ujub dan takabur, ia lupa pada bahaya-bahaya ‘ujub dan takabur itu sendiri, ia sudah tertipu oleh perasaan, dan pendapatnya sendiri.
- Karena ‘ujub dan takabur membuat seseorang kurang sadar terhadap kedudukan dirinya, ia akan memuji-muji dirinya, menyanjung dirinya sendiri dan menganggap suci dirinya serta bersih dari segala kesalahan
- Seorang yang ‘ujub dan takabur tidak mau belajar kepada orang lain, sebab ia sudah merasa amat pandai. Ia tidak suka bertanya kepada siapapun juga
- Orang yang memiliki sikap ujub dan takabur jika usahanya gagal, orang ini akan melemparkan kesalahan pada orang lain
- Orang yang sombong dan takabur akan bangga dan gembira kalau segala sesuatu itu timbul dari gagasannya dan suka sekali mempopulerkan apa- apa yang ada pada dirinya.
- Membatalkan Seseorang yang merasa ujub dengan amal kebajikannya, maka pahalanya akan gugur dan amalannya akan sia- sia. Karena Allah tidak akan menerima amalan kebajikan sedikitpun kecuali dengan ikhlas karena-Nya.
- Menyebabkan orang lain membenci pelakunya. Pada umumnya, orang tidak suka terhadap orang yang membanggakan diri, mengagumi diri sendiri dan sombong. Oleh karena itu, orang yang ujub tidak akan banyak temannya, bahkan ia akan dibenci meskipun luas ilmunya dan terpandang kedudukannya
- Ujub dan takabur adalah gambaran kejiwaan yang sangat berlebih- lebihan, saat seseorang menganggap dirinya paling hebat dibandingkan yang lainnya. Ia merasa paling pintar, paling gagah, paling kaya, paling berkuasa, paling dominan dan Pokoknya ia merasa orang super dalam segala hal, yang akhirnya memicu sifat arogansi dalam dirinya, menghina dan melecehkan orang lain
- Akibat buruk dari ujub dan takabur ialah hilangnya rasa saling hormat menghormati, lenyapnya rasa simpati orang kepadanya.
Cara Menghindari Takabur-Ujub
- Kita harus memiliki sifat percaya diri ( ), tetapi jika sudah memasuki ketakaburan dan menganggap rendah terhadap yang lain, inilah yang dikatakan ujub yang di larang agama. Hal tersebut harus dihindari dengan cara bahwa kita harus percaya diri tetapi ingat bahwa kita tetap punya sisi lemah. Orang lain juga mempunyai potensi dan kita harus menghargai potensi tersebut.
- Kita harus ingat dan sadar, bahwa dalam sejarah, orang yang ujub, takabur dengan kekuatannya, maka Allah yang akan menghancurkannya
- Kita juga harus sadar bahwa ilmu yang kita miliki sangatlah sedikit dibandingkan dengan ilmu Allah Swt. Bakhan sesungguhnya ilmu kita lebih sedikit dibandingkan dengan orang-orang sekitar kita. Kita hanya paham sesuatu yang pernah kita lihat, kita baca dan kita dengarkan, selebihnya kita tidak mengerti.
- Kita harus sadar bahwa fisik yang gagah, wajah yang tampan rupawan, cantik jelita adalah anugrah Allah dan sifatnya sementara, yaitu ketika masih usia Hal tersebut juga merupakan ukuran kemulianseseorang di hadapan Allah Swt. Karena yang menentukan kemulian adalah ketakwaannya.
- Kita juga harus ingat bahwa harta yang kita miliki juga titipan Allah yang harus dijaga dan digunakan untuk jalan yang Harta bukan untuk disombong-sombongkan seperti yang dilakukan oleh Qarun.