Menu Tutup

Pengertian Tawakal, Dalil, Contoh dan Dampak Positifnya

1. Pengertian Tawakal

Tawakal berasal dari kata وكل (wakala) yang berarti menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan urusan kita kepada orang lain. Dalam kaitan ini penyerahan tersebut adalah kepada Allah Swt. Tujuannya, untuk mendapat kemashlahatan dan menghilangkan kemudharatan.

Secara istilah arti tawakkal adalah menyerahkan suatu urusan kepada kebijakan Allah Swt., yang mengatur segalanya-galanya. Berserah diri (tawakkal) kepada Allah Swt. adalah salah satu perkara yang diwajibkan dalam ajaran agama Islam. Berserah diri (tawakkal) kepada Allah Swt. dilakukan oleh seorang muslim apabila sudah melaksanakan Ikhtiar (usaha) secara maksimal dan sungguh-sungguh sesuai dengan kemampuannya.

Tawakkal dilaksanakan setelah manusia melakukan iktiar dengan maksimal, maka tawakal kepada Allah Swt. tidak dibenarkan apabila menyerahkan (tawakkal) segala urusan kepada Allah Swt. sebelum melaksanakan usaha semaksimal mungkin. Demikian juga tawakkal yang ditujukan kepada selain Allah Swt. termasuk perbuatan syirik yang harus dijauhi oleh setiap orang yang beriman.

2. Dalil Naqli Perilaku Tawakal

Firman Allah dalam Al Qur’an surah Al-Maidah ayat 23, sebagai berikut:

Artinya: “Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah Telah memberi nikmat atas keduanya: “Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, Maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. dan Hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”. (QS. Al-Maidah [5]:23)

Ayat diatas menunjukkan bahwa manusia dikatakan beriman apabila sudah bertawakkal kepada Allah Swt.

Firman Allah dalam Al Qur’an surah Ali Imran ayat 159, sebagai berikut:

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut

terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran [3]:159)

Ayat di atas menunjukkan bahwa manusia akan disukai oleh Allah Swt. bila bertawakkal kepada Allah Swt. setelah melaksanakan usaha dengan maksimal.

3. Contoh Perilaku Tawakal

Manusia harus menyadari bahwa dirinya lemah. Hal ini terbukti bahwa banyak orang yang mengalami kegagalan dan tidak berhasil memenuhi harapannya. Keberhasilan usaha seseorang terletak pada kuasa dan kehendak Allah Swt. Oleh sebab itu manusia harus sadar bahwa ia harus bertawakal kepada Allah setelah ia berusaha dengan maksimal. Orang bertawakal berarti menunggu keberhasilan apa yang diusahakannya. Oleh sebab itu, di saat tawakal hendaknya meningkatkan intensitas do’a nya kepada Allah Swt. agar apa yang diinginkan akan berhasil dengan baik.

Salah satu bentuk perilaku tawakal yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. ditunjukkan dalam kisah berikut: Seorang sahabat Rasulullah Saw. yang meninggalkan untanya tanpa diikatkan pada sesuatu, seperti pohon, tonggak dan lain lain, lalu ditinggalkan. Beliau Saw. bertanya: “Mengapa tidak kamu ikatkan?” Ia menjawab: “Saya sudah bertawakal kepada Allah.” Rasulullah Saw. tidak dapat menyetujui cara berpikir orang itu, lalu bersabda: “Ikatlah dulu lalu bertawakallah.“

4. Dampak Positif Tawakal

Upaya yang bisa dilakukan dalam membiasakan perilaku tawakkal adalah membiasakan mengawali dan mengakhiri setiap aktivitas dengan berdoa kepada Allah Swt, berusaha dengan penuh totalitas, kemudian menyerahkan hasilnya pada keputusan Allah Swt.

Adapun dampak positif yang kita peroleh apabila kita mau membiasakan perilaku tawakal kepada Allah Swt. adalah:

  1. Meningkatkan keyakinan dan keimanan kepada Allah
  2. Memperoleh ketenangan dan ketentraman jiwa
  3. Mengurangi beban pikiran, karena yakin manusia hanya berusaha Allah Swt.
  4. Mengurangi kejahatan dan tindak kriminal,
  5. Memperoleh keteguhan hati,
  6. Menyadarkan bahwa dirinya lemah, dan mengakui kebesaran Allah

Baca Juga: