Menu Tutup

Profil Ali Bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam. Dia adalah khalifah keempat yang berkuasa setelah Utsman bin Affan, dan juga sepupu sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW. Dia dikenal sebagai salah satu pemeluk Islam pertama, sahabat utama Nabi, ulama rabbani, pejuang gagah berani, dan zuhud yang terkenal. Dia juga dihormati oleh berbagai kelompok Islam, terutama Syiah yang menganggapnya sebagai imam pertama.

Latar Belakang Keluarga

Ali bin Abi Thalib berasal dari keluarga Quraisy yang terhormat. Ayahnya Abu Thalib bin Abdul Muthalib adalah pemimpin Bani Hasyim dan saudara kandung Abdullah bin Abdul Muthalib yang merupakan ayah Nabi Muhammad SAW. Ibu Ali adalah Fatimah binti Asad, seorang wanita shalihah yang juga termasuk dalam Ahlul Bait. Ali memiliki tiga orang kakak laki-laki, yaitu Thalib, Aqil dan Ja’far.

Ali menikah dengan Fathimah binti Muhammad, putri kesayangan Nabi, yang diberikan oleh Nabi sendiri sebagai menantu terbaik untuknya. Dari pernikahan ini, Ali dan Fathimah dikaruniai lima orang anak, yaitu Hasan, Husain, Zainab, Ummu Kultsum dan Muhsin. Muhsin meninggal saat masih bayi. Hasan dan Husain merupakan cucu Nabi yang sangat dicintai olehnya dan dianggap sebagai pemimpin kaum muda surga.

Selain Fathimah, Ali juga menikah dengan beberapa wanita lain setelah Fathimah wafat. Mereka adalah Umamah binti Abi al-Ash, Fathimah binti Hizam, Laila binti Mas’ud, Asma’ binti Umais, Khaulah binti Ja’far, Ash-Shahba’ binti Rabi’ah dan Ummu Sa’id binti Urwah. Dari istri-istri ini, Ali memiliki beberapa anak lagi, yaitu Muhammad Al-‘Abbas, ‘Abdullah, Abu Bakar, Utsman, Umar, Ubaidillah dan Muhammad al-Ashghar.

Kehidupan Awal

Ali bin Abi Thalib dilahirkan di Ka’bah pada hari Jumat tanggal 13 Rajab tahun 21 sebelum hijrah atau sekitar tahun 599 Masehi. Dia adalah anak terakhir dari empat bersaudara. Awalnya dia diberi nama Haidar atau Haidarah oleh ibunya yang berarti singa. Namun kemudian ayahnya menamakannya Ali yang berarti luhur, tinggi dan agung.

Ali dibesarkan dalam lingkungan keluarga Quraisy yang terkemuka. Ayahnya Abu Thalib adalah saudara kandung Abdullah bin Abdul Muthalib yang merupakan ayah Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian Ali adalah sepupu Nabi. Selain itu Abu Thalib juga merupakan pemimpin Bani Hasyim dan pelindung Nabi sejak masa kecil hingga dewasa.

Ketika Ali berusia lima tahun, dia diasuh oleh Nabi Muhammad SAW karena kondisi ekonomi keluarganya yang sulit. Sejak saat itu Ali tinggal bersama Nabi dan mengikuti jejaknya. Ali menjadi saksi pertama wahyu pertama yang turun kepada Nabi di gua Hira. Dia juga menjadi salah satu pemeluk Islam pertama dan termuda pada usia sepuluh tahun.

Peran dalam Dakwah dan Peperangan

Ali bin Abi Thalib berperan aktif dalam menyebarkan dakwah Islam sejak awal. Dia membantu Nabi dalam menyampaikan risalah Islam kepada kaum Quraisy secara rahasia maupun terang-terangan. Dia juga ikut serta dalam hijrah ke Madinah bersama Nabi dan keluarganya.

Ali juga terlibat dalam berbagai peperangan yang dialami kaum Muslimin melawan musuh-musuh Islam. Dia dikenal sebagai salah satu pejuang paling berani dan tangguh di medan perang. Dia memegang panji-panji Rasulullah dalam beberapa peperangan seperti Badar, Uhud, Khaibar dan Hunain. Dia juga memegang pedang Zulfikar yang menjadi ciri khasnya.

Beberapa prestasi Ali dalam peperangan antara lain:

  • Menyelamatkan Nabi dari serangan musuh di perang Uhud
  • Membunuh Amr bin Abd Wudd yang merupakan pejuang paling gagah dari kaum Quraisy di perang Khandaq
  • Membuka pintu benteng Khaibar dengan kekuatannya di perang Khaibar
  • Menjadi panglima pasukan Muslimin di perang Yamamah melawan Musailamah al-Kadzab

Pernikahan dengan Fathimah dan Keturunannya

Ali bin Abi Thalib menikah dengan Fathimah binti Muhammad, putri kesayangan Nabi, pada tahun kedua hijriah. Pernikahan ini diatur oleh Nabi sendiri yang menganggap Ali sebagai menantu paling pantas untuk Fathimah. Mereka dikaruniai lima orang anak, yaitu Hasan, Husain, Zainab, Ummu Kultsum dan Muhsin. Muhsin meninggal saat masih bayi.

Hasan dan Husain merupakan cucu Nabi yang sangat dicintai olehnya. Mereka juga termasuk dalam Ahlul Bait atau keluarga Nabi yang mendapat keistimewaan dan kemuliaan. Mereka juga dianggap sebagai pemimpin kaum muda surga oleh Nabi.

Ali dan Fathimah hidup dalam kesederhanaan dan kezuhudan. Mereka tidak pernah mengeluh atau meminta sesuatu yang berlebihan kepada Nabi. Mereka selalu bersyukur dan sabar dalam menghadapi segala cobaan. Mereka juga rajin beribadah dan bersedekah.

Kepemimpinan sebagai Khalifah

Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah keempat setelah Utsman bin Affan dibunuh oleh pemberontak pada tahun 35 hijriah. Ali diangkat menjadi khalifah oleh sebagian besar kaum Muslimin di Madinah setelah dia diminta untuk mengambil alih kepemimpinan. Ali awalnya menolak karena merasa ada yang lebih baik darinya, namun akhirnya menerima karena desakan umat.

Ali memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah ke Kufah di Irak. Dia juga mengganti sebagian besar pejabat dan gubernur yang dianggap tidak kompeten atau korup olehnya. Dia berusaha menegakkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Namun masa kepemimpinan Ali diwarnai oleh berbagai konflik dan perpecahan di kalangan umat Islam. Ali menghadapi tiga perang saudara yang dikenal sebagai Fitnah Kubra, yaitu:

  • Perang Jamal melawan Aisyah, Thalhah dan Zubair yang menuntut pembalasan atas pembunuhan Utsman
  • Perang Shiffin melawan Muawiyah bin Abu Sufyan yang menolak mengakui kepemimpinan Ali
  • Perang Nahrawan melawan kelompok Khawarij yang memberontak terhadap Ali karena menerima arbitrase di Shiffin

Ali berhasil memenangkan perang Jamal dan Nahrawan, namun tidak dapat menyelesaikan konflik dengan Muawiyah yang berujung pada terbentuknya Kekhalifahan Umayyah di Damaskus. Ali juga menghadapi banyak tantangan dari dalam maupun luar, seperti pemberontakan, fitnah, pembunuhan dan propaganda.

Kematian dan Warisan

Ali bin Abi Thalib meninggal dunia pada tanggal 21 Ramadan tahun 40 hijriah atau sekitar tahun 661 Masehi. Dia dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam, seorang Khawarij yang menusuknya dengan pedang beracun saat dia sedang shalat subuh di masjid Kufah.

Ali dimakamkan di Najaf, Irak, yang sekarang menjadi tempat ziarah bagi banyak Muslim, terutama Syiah. Makamnya dikenal sebagai Masjid Imam Ali. Ali meninggalkan warisan berupa ilmu pengetahuan, kebijaksanaan, keberanian dan keteladanan bagi umat Islam.

Salah satu warisan terkenal dari Ali adalah Nahjul Balaghah, sebuah kumpulan khutbah, surat dan hikmah yang diucapkan atau ditulis olehnya. Buku ini dianggap sebagai salah satu karya sastra Arab terbaik yang mengandung banyak pelajaran dan nasihat bagi umat Islam.

Sumber: 
(1) Ali bin Abi Thalib – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Ali_bin_Abi_Thalib.
(2) Biografi Ali Bin Abi Thalib, Khalifah yang Berani. https://dalamislam.com/sejarah-islam/biografi-ali-bin-abi-thalib.
(3) Sejarah Singkat dan Prestasi Ali bin Abi Thalib Sebagai Khalifah. https://kumparan.com/berita-terkini/sejarah-singkat-dan-prestasi-ali-bin-abi-thalib-sebagai-khalifah-1wVadoP1BNR.
(4) Biografi Ali bin Abi Thalib, Khalifah Bergelar Karramallahu Wajhah. https://kalam.sindonews.com/berita/1449704/70/biografi-ali-bin-abi-thalib-khalifah-bergelar-karramallahu-wajhah.

Baca Juga: