1) Raden Wijaya.
Berdirinya Kerajaan Majapahit sangat berhubungan dengan runtuhnya Kerajaan Singasari. Kerajaan Singasari runtuh setelah salah satu raja vasalnya yaitu Jayakatwang mengadakan pemberontakan. Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya yang merupakan menantu dari Raja Singasari terakhir yaituKertanegara. Raden Wijaya beserta istri dan pengikutnya dapat meloloskan diri ketika Singasari diserang Jayakatwang. Raden Wijaya meloloskan diri dan pergi ke Madura untuk menemui dan meminta perlindungan Bupati Sumenep dari Madura yaitu Aryawiraraja. Berkat Aryawiraraja juga, Raden Wijaya mendapat pengampunan dari Jayakatwang, bahkan Raden Wijaya sendiri diberi tanah di hutan Tarik dekat Mojokerto yang kemudian daerah itu dijadikan sebagai tempat berdirinya kerajaan Majapahit.
Raden Wijaya kemudian menyusun kekuatan di Majapahit dan mencari saat yang tepat untuk menyerang balik Jayakatwang. Untuk itu, dia mencoba mencari dukungan kekuatan dari raja-raja yang masih setia pada Singasari atau raja yang kurang senang pada Jayakatwang. Kesempatan untuk menghancurkanJayakatwang akhirnya muncul setelah tentara Mongol mendarat di Jawa untuk menyerang Kertanegara. Keadaan seperti ini dimanfaatkan oleh Raden Wijayadengan cara memperalat mereka untuk menyerang Jayakatwang. Raden Wijayabersama-sama dengan pasukan Kubhilai Khan berhasil mengalahkan pasukan Jayakatwang. Begitu pula Jayakatwang berhasil ditangkap dan lalu dibunuh oleh pasukan Kubhilai Khan.
Setelah Jayakatwang terbunuh, lalu Raden Wijaya melakukan serangan balik terhadap pasukan Kubhilai Khan. Raden Wijaya berhasil memukul mundur pasukan Kubhilai Khan, sehingga mereka terpaksa menyelamatkan diri keluar Jawa. Setelah berhasil mengusir pasukan Kubhilai Khan, Raden Wijayadinobatkan menjadi raja Majapahit pada tahun 1293 M dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana.
Sebagai seorang raja yang besar, Raden Wijaya memperistri empat putri Kertanegara sebagai permaisurinya. Dari Tribuana, ia mempunyai seorang putra yang bernama Jayanegara. Sedangkan dari Gayatri, ia mempunyai dua orang putri, yaitu Tribuanatunggadewi dan Rajadewi Maharajasa.
Para pengikut Raden Wijaya yang setia dan berjasa dalam mendirikan kerajaan Majapahit, diberi kedudukan yang tinggi dalam pemerintahan. Tetapi ada saja yang tidak puas dengan kedudukan yang diperolehnya. Hal ini menimbulkan pemberontakan di sana-sini. Pada tahun 1309 M, Raden Wijaya meninggal dunia dan didarmakan di Antahpura, dekat Blitar. Setelah Raden Wijaya meninggal dunia, Kerajaan Majapahit dipimpin oleh Jayanegara dengan gelar Sri Jayanegara.