Menu Tutup

Sejarah Psikologi Islam: Klasik Hingga Modern

Psikologi Islam adalah suatu bidang ilmu yang mengkaji gejala-gejala kejiwaan manusia berdasarkan sumber-sumber ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an, Sunnah, dan pemikiran para ulama dan filsuf muslim. Psikologi Islam juga berusaha mengintegrasikan antara ilmu pengetahuan modern dengan nilai-nilai Islam dalam memahami dan menyelesaikan masalah-masalah psikologis yang dihadapi oleh umat manusia.

Masa Klasik (Abad ke-7 hingga ke-13 Masehi)

Pada masa klasik (abad ke-7 hingga ke-13 Masehi), unsur-unsur psikologi dalam ajaran Islam dikemukakan oleh para tokoh dan institusi yang memiliki tingkat penafsiran yang tinggi atas ajaran Islam. Beberapa tokoh yang berperan penting dalam perkembangan psikologi Islam pada masa ini adalah:

  • Al-Kindi (801-873 M), yang dikenal sebagai filsuf pertama dalam Islam. Ia menulis banyak karya tentang psikologi, seperti Risalah fi al-Nafs (Treatise on the Soul), Risalah fi Istiqlal al-Nafs (Treatise on the Autonomy of the Soul), dan Risalah fi al-Aql (Treatise on the Intellect). Ia juga mengembangkan konsep-konsep psikologis seperti tabula rasa, nafsiyyah (psikis), fitrah (alam bawaan), dan ruh (jiwa).
  • Al-Farabi (870-950 M), yang dikenal sebagai filsuf kedua dalam Islam. Ia menulis banyak karya tentang psikologi, seperti Kitab al-Nafs (Book of the Soul), Kitab al-Aql wa al-Nafs (Book of the Intellect and the Soul), dan Kitab al-Huruf (Book of Letters). Ia juga mengembangkan konsep-konsep psikologis seperti nafs al-natiqah (jiwa berbicara), nafs al-hayawaniyyah (jiwa binatang), nafs al-nabatiyyah (jiwa tumbuhan), dan nafs al-jamadiyyah (jiwa benda mati).
  • Ibn Sina (980-1037 M), yang dikenal sebagai filsuf ketiga dalam Islam. Ia menulis banyak karya tentang psikologi, seperti Kitab al-Shifa’ (Book of Healing), Kitab al-Najat (Book of Salvation), dan Kitab al-Isharat wa al-Tanbihat (Book of Directives and Remarks). Ia juga mengembangkan konsep-konsep psikologis seperti nafs al-insaniyyah (jiwa manusia), nafs al-malakiyyah (jiwa malaikat), nafs al-hayulaniyyah (jiwa potensial), dan nafs al-fa’iliyyah (jiwa aktual).
  • Al-Ghazali (1058-1111 M), yang dikenal sebagai mujaddid (pembaharu) dalam Islam. Ia menulis banyak karya tentang psikologi, seperti Ihya’ Ulum al-Din (Revival of Religious Sciences), Kimiya’ al-Sa’adah (Alchemy of Happiness), dan Tahafut al-Falasifah (Incoherence of the Philosophers). Ia juga mengembangkan konsep-konsep psikologis seperti qalb (hati), sirr (rahasia), ruh (roh), aql (akal), nafs (ego), dan khawatir (khayalan).
  • Ibn Arabi (1165-1240 M), yang dikenal sebagai syaikh al-akbar (guru besar) dalam tasawuf. Ia menulis banyak karya tentang psikologi, seperti Futuhat al-Makkiyyah (Meccan Revelations), Fusus al-Hikam (Bezels of Wisdom), dan Ruh al-Quds fi Munasahat al-Nafs (Spirit of Holiness in Counseling the Soul). Ia juga mengembangkan konsep-konsep psikologis seperti wahdat al-wujud (kesatuan wujud), wahdat al-syuhud (kesatuan kesaksian), a’yan thabitah (prototipe abadi), dan barzakh (perantara).

Masa Modern (Abad ke-19 hingga Sekarang)

Pada masa modern (abad ke-19 hingga sekarang), unsur-unsur psikologi dalam ajaran Islam dikembangkan oleh para ilmuwan dan praktisi yang berusaha mengadaptasi dan mengkritisi ilmu pengetahuan Barat dengan perspektif Islam. Beberapa tokoh yang berperan penting dalam perkembangan psikologi Islam pada masa ini adalah:

  • Muhammad Iqbal (1877-1938 M), yang dikenal sebagai penyair dan filsuf dari Pakistan. Ia menulis banyak karya tentang psikologi, seperti The Development of Metaphysics in Persia, The Reconstruction of Religious Thought in Islam, dan The Secrets of the Self. Ia juga mengembangkan konsep-konsep psikologis seperti khudi (diri), khirad (intelek), ishq (cinta), mard-i-mumin (manusia beriman), dan mard-i-kamil (manusia sempurna).
  • Malik Badri (1932-sekarang), yang dikenal sebagai bapak psikologi Islam kontemporer. Ia menulis banyak karya tentang psikologi, seperti The Dilemma of Muslim Psychologists, Contemplation: An Islamic Psychospiritual Study, dan The AIDS Crisis: A Natural Product of Modernity’s Sexual Revolution. Ia juga mengembangkan konsep-konsep psikologis seperti taqwa (ketakwaan), tawakkul (pasrah), sabr (sabar), shukr (syukur), dan rida (ridha).
  • Abdul Hamid Abu Sulayman (1936-sekarang), yang dikenal sebagai salah satu pendiri International Institute of Islamic Thought (IIIT). Ia menulis banyak karya tentang psikologi, seperti Crisis in the Muslim Mind, The Islamic Theory of International Relations: New Directions for Islamic Methodology and Thought, dan Revitalizing Higher Education in the Muslim World: A Case Study of IIUM. Ia juga mengembangkan konsep-konsep psikologis seperti islamisasi ilmu pengetahuan, metodologi ilmiah Islami, dan integrasi antara wahyu dan akal.
  • Syed Muhammad Naquib Al-Attas (1931-sekarang), yang dikenal sebagai salah satu pendiri International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC). Ia menulis banyak karya tentang psikologi, seperti Prolegomena to the Metaphysics of Islam: An Exposition of the Fundamental Elements of the Worldview of Islam, Islam and Secularism, dan The Concept of Education in Islam: A Framework for an Islamic Philosophy of Education. Ia juga mengembangkan konsep-konsep psikologis seperti adab (etika), ta’dib (pendidikan), tarbiyah (pembinaan), dan ta’lim (pengajaran).

Ruang Lingkup Psikologi Islam

Psikologi Islam memiliki ruang lingkup yang luas dan mencakup berbagai aspek kehidupan manusia. Beberapa cabang ilmu yang termasuk dalam ruang lingkup psikologi Islam adalah:

  • Psikologi Kepribadian Islami, yang mengkaji sifat-sifat, motivasi, dan perilaku manusia dari sudut pandang ajaran Islam. Beberapa topik yang dibahas dalam cabang ini adalah tipologi kepribadian, konflik batin, pertumbuhan diri, dan pengaruh lingkungan.
  • Psikologi Sosial Islami, yang mengkaji interaksi sosial manusia dari sudut pandang ajaran Islam. Beberapa topik yang dibahas dalam cabang ini adalah sikap, persepsi sosial, komunikasi, kelompok, pengaruh sosial, dan perubahan sosial.
  • Psikologi Klinis Islami, yang mengkaji gangguan-gangguan mental manusia dari sudut pandang ajaran Islam. Beberapa topik yang dibahas dalam cabang ini adalah diagnosis, etiologi, terapi, pencegahan, dan rehabilitasi gangguan mental. Beberapa gangguan mental yang diteliti dalam

Baca Juga: