Sholat sunnah mutlak adalah sholat sunnah yang tidak terikat oleh waktu, sebab, atau jumlah rakaat tertentu. Artinya, sholat ini dapat dilaksanakan kapan saja, baik siang maupun malam, dengan jumlah rakaat minimal dua dan tanpa batas maksimal, sesuai kemampuan dan keikhlasan individu.
Pengertian Sholat Sunnah Mutlak
Sholat sunnah mutlak merupakan ibadah tambahan yang dianjurkan dalam Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berbeda dengan sholat sunnah muqayyad yang memiliki waktu dan sebab tertentu, sholat sunnah mutlak tidak terikat oleh ketentuan tersebut. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi umat Muslim untuk menambah amal ibadah sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang dimiliki.
Keutamaan Sholat Sunnah Mutlak
Melaksanakan sholat sunnah mutlak memiliki berbagai keutamaan, antara lain:
- Penyempurna Sholat Wajib: Sholat sunnah berfungsi sebagai penyempurna bagi kekurangan yang mungkin terjadi dalam sholat wajib.
- Meningkatkan Kedekatan dengan Allah SWT: Dengan memperbanyak sholat sunnah, seorang hamba menunjukkan kesungguhannya dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
- Mendapatkan Pahala Tambahan: Setiap amal ibadah yang dilakukan dengan ikhlas akan mendapatkan pahala dari Allah SWT, termasuk sholat sunnah mutlak.
Waktu Pelaksanaan Sholat Sunnah Mutlak
Meskipun sholat sunnah mutlak dapat dilaksanakan kapan saja, terdapat beberapa waktu yang dilarang untuk melaksanakan sholat, yaitu:
- Setelah Sholat Subuh hingga Terbit Matahari: Dilarang melaksanakan sholat sunnah setelah sholat subuh hingga matahari terbit dan meninggi sekitar satu tombak.
- Saat Matahari Tepat di Atas Kepala (Istiwa’): Dilarang melaksanakan sholat saat matahari berada tepat di atas kepala hingga tergelincir ke barat, kecuali pada hari Jumat.
- Setelah Sholat Ashar hingga Matahari Terbenam: Dilarang melaksanakan sholat sunnah setelah sholat ashar hingga matahari terbenam.
- Saat Matahari Terbit hingga Meninggi: Dilarang melaksanakan sholat saat matahari mulai terbit hingga meninggi sekitar satu tombak.
- Saat Matahari Hampir Terbenam hingga Terbenam Sempurna: Dilarang melaksanakan sholat saat matahari mulai tenggelam hingga terbenam sempurna.
Larangan ini didasarkan pada hadits Rasulullah ﷺ yang melarang sholat pada waktu-waktu tersebut untuk menghindari kesamaan dengan praktik penyembahan matahari yang dilakukan oleh kaum musyrik.
Tata Cara Pelaksanaan Sholat Sunnah Mutlak
Tata cara pelaksanaan sholat sunnah mutlak sama dengan sholat pada umumnya, yaitu:
- Niat: Berniat dalam hati untuk melaksanakan sholat sunnah mutlak.
- Takbiratul Ihram: Mengucapkan “Allahu Akbar” sebagai tanda dimulainya sholat.
- Membaca Doa Iftitah: Membaca doa pembuka sholat.
- Membaca Surah Al-Fatihah: Dilanjutkan dengan membaca surah Al-Fatihah.
- Membaca Surah atau Ayat Lain: Setelah Al-Fatihah, membaca surah atau ayat lain dari Al-Qur’an.
- Rukuk: Membungkuk dengan tangan diletakkan di lutut.
- I’tidal: Berdiri tegak kembali setelah rukuk.
- Sujud: Bersujud dengan meletakkan dahi, hidung, kedua telapak tangan, lutut, dan ujung jari kaki di lantai.
- Duduk di Antara Dua Sujud: Duduk sejenak sebelum sujud kedua.
- Sujud Kedua: Melakukan sujud kedua.
- Bangkit untuk Rakaat Selanjutnya: Jika masih ada rakaat berikutnya, bangkit untuk melanjutkan.
- Tasyahud Akhir: Pada rakaat terakhir, membaca tasyahud akhir.
- Salam: Mengucapkan salam ke kanan dan kiri sebagai penutup sholat.
Jumlah rakaat dalam sholat sunnah mutlak minimal dua dan tidak ada batas maksimal, sehingga dapat disesuaikan dengan kemampuan dan keikhlasan masing-masing individu.
Penutup
Sholat sunnah mutlak merupakan salah satu bentuk ibadah yang fleksibel dan dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada waktu-waktu yang dilarang. Dengan melaksanakan sholat ini, seorang Muslim dapat menambah kedekatan dengan Allah SWT, menyempurnakan sholat wajib, dan mendapatkan pahala tambahan. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.