Menu Tutup

Tarekat : Pengertian, Sejarah, dan Aliran-alirannya

Pengertian Tarekat

Secara etimologi tarekat berasal dari kata thariqah yang berarti jalan, keadaan, aliran atau garis pada sesuatu. Sedangkan secara terminologi para pengkaji tarekat mengemukakan beberapa definisi, di antaranya :

  1. Menurut Aboebakar Atjeh, tarekat mempunyai arti jalan atau petunjuk dalam melakukan suatu ibadat sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan Nabi dan dikerjakan oleh sahabat dan tabi’in, turun-temurun sampai kepada guru-guru, secara berantai.
  2. Menurut Al-Taftazani, tarekat diartikan sekumpulan sufi yang terkumpul dengan seorang syaikh tertentu, tunduk dalam aturan aturan yang terperinci dalam tindakan spiritual, hidup secara berkelompok di dalam ruang-ruang peribadatan atau berkumpul secara berkeliling dalam momen-momen tertentu, serta membentuk majelis-majelis ilmu dan zikir secara organisasi.
  3. Menurut Harun Nasution, tarekat berarti jalan yang harus ditempuh seorang calon sufi agar ia berada sedekat mungkin dengan Allah.
  4. Menurut Nurcholis Madjid, tarekata dalah jalan menuju Allah guna mendapatkan ridha-Nya dengan mentaati ajaran-ajaran-Nya.
  5. Menurut al-Syaikh Muhammad Amin al-Kudry, tarekat diartikan: pertama, mengamalkan syariat melaksanakan beban ibadah dengan tekun dan menjauhkan diri dari sikap yang sebenarnya memang tidak boleh dipermudah. Kedua, menjauhi larangan dan melakukan perintah Tuhan sesuai dengan kesanggupan, baik larangan dan perintah yang nyata maupun tidak (batin).

Berdasarkan beberapa definisi secara istilah tersebut dapat disimpulkan bahwa tarekat mempunyai dua pengertian: pertama, tarekat sebagai pendidikan keruhanian yang dilakukan oleh orang-orang yang menjalani kehidupan tasawuf, yang secara individu untuk mencapai suatu tingkat keruhanian tertentu, dan kedua,tarekat sebagai sebuah perkumpulan atau organisasi yang didirikan menurut aturan yang telah ditetapkan oleh seorang syaikh yang menganut suatu aliran tarekat tertentu.

Ajaran-ajaran tasawuf yang harus ditempuh untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT merupakan hakikat tarekat yang sebenarnya.Tasawuf adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sedangkan, tarekat adalah cara dan jalan yang ditempuh sesorang dalam usahanya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini menunjukkan bahwa tarekat adalah tasawuf  yang berkembang dengan beberapa variasi tertentu, sesuai dengan spesifikasi yang diberikan seorang guru terhadap muridnya.

Berikut susunan struktur dalam melaksanakan tarekat:

  1. Mursyid, yaitu orang yang memberikan petunjuk (irsyad) atau sering disebut dengan syaikh.
  2. Mu’allim, yaitu guru yang memberikan ilmu atau pengurus satu pengajian.
  3. Muaddib, yaitu guru yang mengajar adab atau moral.
  4. Ustadz, yaitu sebutan untuk seorang guru.
  5. Nussak, yaitu orang yang mengerjakan segala amal dan perintah agama.
  6. Ubbad, yaitu orang yang ahli dan ikhlas mengerjakan segala ibadah.
  7. Imam, yaitu pemimpin yang bukan saja dalam soal ibadah bahkan juga dalam suatu aliran keyakinan.
  8. Sadah, yaitu penghulu. Gelar ini juga kadang diberikan kepada seorang guru sebagai penghormatan atau orang yang dihormati dan diberi kuasa penuh.
  9. Salik, yaitu murid. Orang yang menghendaki pengetahuan dalam segala amal ibadahnya.

Dalam melaksanakan tarekat, sebelumnya seorang salik terlebih dahulu di talqin yaitu pengajaran dan peringatan yang diberikan oleh seorang mursyid kepada salik yang akan memulai laku sufinya (suluk). Dan dibai’ah yaitu perjanjian kesanggupan kesetiaan seorang salik di hadapan mursyidnya untuk mengamalkan dan mengerjakan segala amalan dan kebajikan yang diperintahkan oleh mursyidnya.

Hendaknya bagi mereka yang menggabung diri kepada tarekat tertentu mengetahui benar benar nisbah atau silsilah atau hubungan guru-gurunya yang sambung menyambung antara satu sama lain sampai kepada Nabi Muhammad SAW.

Selain terstruktur, tarekat juga menggunakan beberapa istilah tertentu. Antara lain :

a) Syariat

Kata “syariat” yang berarti peraturan atau perjalanan,para ahli berpendapat berupa amalan-amalan lahir, semisal shalat, puasa, dan lain-lain.

b) Hakikat

Kata “hakikat” yang berarti puncak atau kesudahan sesuatu atau asal sesuatu.Namun didalam istilah tarekat berarti sebagai kebalikan syariat yakni yang menyangkut batin.

c) Ma’rifat

“Ma’rifat” berarti pengetahuan atau pengalaman.Menurut istilah ma’rifat adalah pengetahuan dalam mengerjakan syariat dan hakikat.

d) Suluk

Kata “suluk” berarti menempuh perjalanan. Dalam tasawuf suluk adalah ikhtiar ( usaha ) dalam menempuh jalan untuk mencapai tujuan tarekat. Orang yang menjalankan ikhtiar tersebut dinamakan Salik.

e) Manazil

Artinya tempat-tempat perhatian yang dilalui salik yang melaksanakan suluk:

Ø  Masyahid

Ialah hal-hal yang terlihat pada perjalanan di tengah sedang menjalankan suluk.

Ø  Maqamat

Ialah derajat-derajat yang diperoleh dengan usaha sendiri.

Ø  Kasbiyah

Ialah derajat-derajat yang diperoleh semata-mata dengan anugerah Allah yang disebut “al-ahwal”

f) Zawiyah

Zawiyah adalah merupakan suatu ruang tempat mendidik calon-calon sufi.

g) As-Sukr

As-Sukr maksudnya sebagai salah satu sikap dalam ibadah dan khalwat. Sehingga orang itu tidak sadar lagi akan dirinya.

Ø  Al-Fana

Maksudnya ialah lupa segala sesuatu ketika beribadah kecuali yang disembahnya.

h) Uslah

Uslah adalah salah satu prektek suluk dengan mengasingkan diri dari khalayak ramai yang berbuat maksiat.

Ø Khalwat

Khalwat sebagai satu rangkaian dalam suluk dengan jalan menyendiri di tempat yang sunyi atau bertapa.

i) Kasyaf

Artinya terbukanya dinding antara hamba dengan Tuhan dalam tarekat. Empat dinding pembatas antara Khalik dengan makhluk menurut ahli tarekat yaitu:

Ø  Najis dan hadas

Ø  Haram dan makruh

Ø  Akhlak dan tercela

Ø  Kelalaian terhadap Tuhan karena dunia

j) Khirkah

Ialah semacam ijazah yang diberikan kepada murid setelah mencapai suatu tahap dalam pengethuan.

k) Wali

Wali adalah seseorang yang telah mencapat tingkat kesucian yang tinggi setelah melalui suluk.Dia mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu sebagai bukti-bukti dari kewaliannya.

l) Keramat

Adapun yang dimaksud dengan keramat adalah keistimewaan yang dimiliki seorang wali tersebut.

Ada 2 macam tarekat yaitu tarekat wajib dan tarekat sunah.
Tarekat wajib , yaitu amalan-amalan wajib, baik fardhu ain dan fardhu kifayah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. tarekat wajib yang utama adalah mengamalkan rukun Islam. Amalan-amalan wajib ini sudah ditentukan oleh Allah SWT melalui Al-Quran dan Al-Hadis.Contoh amalan wajib yang utama adalah shalat, puasa, zakat, haji. Amalan wajib lain antara lain adalah menutup aurat , makan makanan halal dan lain sebagainya.
Tarekat sunah, yaitu kumpulan amalan-amalan sunat dan mubah yang diarahkan sesuai dengan 5 syarat ibadah untuk membuat pengamalnya menjadi orang bertaqwa. Tentu saja orang yang hendak mengamalkan tarekat sunnah hendaklah sudah mengamalkan tarekat wajib. Tarekat sunah  ini disusun oleh seorang guru mursyid untuk diamalkan oleh murid-murid dan pengikutnya. Isi dari tarekat sunah ini tidak tetap, tergantung keadaan zaman tarekat tersebut dan juga keadaan sang murid atau pengikut. Hal-hal yang dapat menjadi isi tarekat sunat ada ribuan jumlahnya, seperti shalat sunat, membaca Al Qur’an, puasa sunat, wirid, zikir dan lain sebagainya.

Sejarah dan Perkembangan Tarekat

  1. Bani Umayyah

Perubahan sosio-ekonomi dan politik dalam pemerintahan Bani Umayyah pada abad ke-3 dan ke-4 adalah titik tolak pelancaran suatu aliran zuhud dan mengutamakan pembinaan ruhani dalam islam oleh ulama-ulama setempat. Sebenarnya aliran itu, tidak berniat untuk mengemukakan sesuatu yang baru atau di luar lingkungan agama islam. Mereka sebenarnya miris dengan perpecahan umat yang terjadi ketika itu dan merindukan suasana kehidupan yang murni seperti zaman Rasulullah SAW.

  1. Bani Abbasiyah

Pada akhir era pemerintahan Bani Umayyah, para zuhud tampil ke depan terutama di Basrah dan Kufah. Di sanalah Hasan al-basri dikenal sebagai penggerak sufi yang terulung. Pada masa pemerintahan Abbasiyah bangkitlah golongan-golongan sufi yang menggerakkan konsep-konsep keruhanian. Pada zaman inilah sufi mulai berkembang dari berlaku zuhud ke peringkat ma’rifat yang lebih dalam.

Ahli sejarah menetapkan Syeikh Ma’ruf al-Karkhi sebagai ulama sufi yang mengenalkan aliran zuhud dan ma’rifat. Konsep sufi ini diteruskan oleh Abu Sulaiman ad-Darani dan Dzunun al-Misri. Dan menurut Kamil Musthafa Asy-syibi dalam tasisnya mengungkapkan tokoh pertama yang memperkenalkan sistem tarekat adalah Syaih Abdul Qadir al-Zailani ( 561 M-1166 H ) di Bagdag dengan tarekat Qadiriyah, Sayyid Ahmad Ar-Rifa’i di Mesir dengan tarekat Rifa’iyyah, dan Jalaluddin ar-Rumi (672 H-1273 M) di Parsi dengan tarekat Maulawiyah.

 Kemunculan Imam Al-Ghazali juga menguatkan dan mendukung usaha pemikir-pemikir sufi. Beliau menerapkan ilmu tasawuf dalam pemikiran dasar ilmu tafsir dan selanjutnya menguatkan pengalamannya dalam tarekat.

Menurut ahli sejarah, tarekat berkembang dari dua daerah yaitu, Khusaran ( Iran ) dan Mesopotamia ( Irak ) pada periode  ini mulai timbul beberapa diantara tarekat Yasafiyah yang didirikan oleh Abd Al-Khaliq Al-Ghuzdawani.

Berikut beberapa nama sufi lain yang hidup dalam masa dinasti Abbasiyah :

  1. Sufyan As-Sauri (97-161 H/716-778 M)
  2. Abu Hasyim (w. 190 H)
  3. Rabi’ah al-Adawiyah (w. 185 H/801 M)
  4. Junaidi al-Baghdadi
  5. Abu Yazid al-Bustami (w. 874 M)
  6. Shabuddin Sahrawardi
  7. Al-Qusyairi

Pergerakan tarekat beredar luas pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah telah menarik pengikut yang mempunyai latar belakang berbeda. Di masa Al-Ghazali, pada abad ke 6 dan 7 tarekat mencapai ekspresi yang lebih sistematik sebagai alat penyampaian sufi dan dengan ajaran sufistiknya yang berpegang pada kitab Allah dan sunnah Rasulullah. Dua faktor yang berpengaruh dalam perkembangan tarekat adalah para syeikh tarekat dan pengikutnya.

Dibawah ini, beberapaaliran-aliran tarekat yang berkembang dalam agama islam :

  1. Tarekat Qadiriyah

Qadiriyah didirikan oleh Abdul Qadir Zailani [470 H /1077 M-561 H /1166 M] atau quthb al-awiya. Ciri khas dari Tarekat Qadiriyah ini adalah sifatnya yang luwes,tidak sempit sehingga tuan syaikh atau Syaikh Mursyid yang baru dapat menentukan langkahnya menuju kehadirat Allah SWT guna mendapat keridlaan-Nya. Keluwesan dan kemandirian inilah, yang menyebabkan tarekat ini cepat berkembang di sebagian besar dunia Islam.Terutama di Turki, Yaman, Mesir, India, Suria, Afrika dan termasuk ke Indonesia.

  1. Syadziliyah

Tarekat Syadziliyah didirikan oleh Abu Al-Hasan asy-Syadzili [593 H /1196 M-656 H /1258 M].Syadziliyah menyebar luas di sebagian besar Dunia Muslim.Seperti, Afrika Utara termasuk Mesir.

  1. Tarekat Naqsabandiyah

Tarekat Naqsabandiyah didirikan oleh Muhammad Bahauddin an-Naqsabandi al-Awisi al-Bukhari [w.1389M] di Turkistan. Tarekat ini mempunyai dampak dan pengaruh sangat besar kepada masyarakat muslim di berbagai wilayah yang berbeda-beda. Tarekat ini pertama kali berdiri di Asia Tengah, kemudian meluas ke Turki, Suriah, Afganistan, dan India. Ciri menonjol tarekat Naqsabandiyah adalah : Pertama, mengikuti syariat secara ketat, keseriusan dalam beribadah yang menyebabkan penolakan terhadap musik dan tari, dan lebih menyukai berdzikir dalam hati. Kedua, upaya yang serius dalam memengaruhi kehidupan dan pemikiran golongan penguasa serta mendekati negara pada agama.

  1. Tarekat Yasafiyah

Tarekat Yasafiyah didirikan oleh Ahmad al-Yasafi [w. 562H/1169M] Tarekat ini menganut paham tasawuf Abu Yazid Al-Bustami [w. 425 H/1034 M].Setelah wafatnya Ahmad al-Yasafi kepemimpinan dilanjutkan oleh Abu Al-Farmadhi [w. 477 H/1084 M].Tarekat Yasafiyah berkembang ke berbagai daerah, antara lain ke Turki.

  1. Tarekat Khalwatiyah

Tarekat ini didirikan oleh Umar al-Khalatawi [w. 1397 M] dan merupakan salah satu tarekat yang berkembang di berbagai negeri, seperti Turki, Syiria, Mesir, Hijaz, dan Yaman.Di Mesir, tarekat Khalwatiyah didirikan oleh Ibrahim Gulsheini [w. 940 H/1534 M] yang kemudian terbagi kepada beberapa cabang, antara lain tarekat Sammaniyah yang didirikan oleh Muhammad bin Abd al-Karim as-Samani [1718-1775].

  1. Tarekat Syatariyah

Tarekat ini didirikan oleh Abdullah bin Syattar [w. 1485 M] dari India.

  1. Tarekat Rifa’iyah

Tarekat ini didirikan oleh Ahmad bin Ali ar-Rifa’i  [1106-1182 M]. Tarekat sufi Sunni ini memainkan peranan penting dalam pelembagaan sufisme. Dari segala praktik kaum Rifa’iyah, dzikir mereka yang khas selalu dilakukan disertai tabuhan gendang.

  1. Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah

Tarekat ini merupakan gabungan dari dua ajaran tarekat, yaitu Qadiriyah dan Naqsabandiyah.Tarekat ini didirikan oleh Ahmad Khatib Sambas yang bermukim dan mengajar di Mekkah pada pertengahan abad ke-19.Tarekat ini merupakan yang paling berpengaruh dan tersebar secara meluas di Jawa saat ini.

  1. Tarekat Sammaniyah

Tarekat ini didirikan oleh Muhammad bin Abdal-Karim al-Madani asy-Syafi’i as- Samman [1130-1189 H /1718-1775 M]. Hal menarik dari tarekat ini yang menjadi ciri khasnya adalah corak wahdat al-wujud.

  1. Tarekat Tijaniyah

Tarekat Tijaniyah didirikan oleh Syaikh Ahmad bin Muhammad at-Tijani [1150-1230 H/1737-1815 M]. Bentuk amalan tarekat Tijaniyah terdiri dari dua jenis,yaitu wirid wajibah dan wirid ikhtiyariyah.

  1. Tarekat Chistiyah

Chistiyah adalah salah satu tarekat sufi utama di Asia Selatan. Tarekat ini meyebar ke seluruh kawasan yang kini merupakan wilayah India, Pakista dan Banglades. Namun, tarekat ini hanya terkenal di India. Pendiri tarekat ini di India adalah Khwajah Mu’ in Ad-Din Hasan, yang lebih populer dengan panggilan Mu’ in Ad-Din Chisti.

  1. Tarekat Mawlawiyah

Nama Mawlawiyah berasal dari kata “mawlana” [guru kami],yaitu gelar yang diberikan murid-muridnya kepada Muhammad Jalal Ad-Din Ar-Rumi [w. 1273 M].Oleh karena itu, Rumi adalah pendiri tarekat ini, yang didirikan sekitar 15 tahun terakhir hidup Rumi.Salah satu mursyid sekaligus wakil yang terkenal secara internasional dari tarekat ini adalah Syaikh al-Kabir Helminski yang bermarkas di California, Amerika Serikat. Tarekat Mawlawiyah ini mempunyai ciri khas tarian yaitu tarian darwis, yang dilakukan dalam keadaan tidak sadar agar dapat bersatu dengan Tuhan.

  1. Tarekat Ni’matullahi

Tarekat Ni’matullahi adalah suatu mazhab sufi Persia yang segera setelah berdirinya dan mulai berjaya pada abad ke-8 sampai abad ke-14. Tarekat ini didirikan oleh Syaikh Ni’matullahi Wal. Tarekat ini secara khusus menekankan pengabdian dalam pondok sufi itu sendiri.

  1. Tarekat Sanusiyah

Tarekat ini didirikan oleh Sayyid Muhammad bin Alias-Sanusi. Dalam tarekat ini, dzikir bisa dilakukan bersama-sama atau sendirian. Tujuan dzikir itu lebih dimaksudkan untuk “melihat nabi” ketimbang “melihat tuhan”, sehingga tidak dikenal “keadaan ekstatis”  sebagaimana yang ada pada tarekat lain.

[1] Luis Makluf, Al-Munjid fi Al-Lughat wa Al-A’lam (Bairut: Dar Al-Masyriq, 1986), hal.465.

[2] M. Solihin, Ilmu Tasawuf (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), hal.203.

[3] Annemarie Schimel, Dimensi Mistik dalam islam(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986), hal.101.

[4] A. Mustofa, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 2007),hal.280.

[5] A. Mustofa, Op.Cit., hal.280-281.

[6] Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi, Pengantar Ilmu Tasawuf (Sumatra Utara, 1981/1982)hal.273.

[7] M. Solihin, Op.Cit., hal.207.

[8] Harun Nasution, Perkembangan Tasawuf di Dunia Islam (Jakarta: Depag RI, 1986), hal.24.

[9] Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000), hal.167.

[10] Rosihon Anwar, Op.Cit., hal.168.

[11] M. Solihin, Op.Cit.,hal.211-216.

[12] M. Solihin, Op.Cit.,hal.217-218.

[13] H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf ( Bandung: CV Pustaka Setia, 2010 ), hal.285-286.

[14] H. A. Mustofa, Op.Cit.,hal.286-287.

[15] H. A. Mustofa, Op.Cit.,hal.287-288.V

Baca Juga: