Menu Tutup

Teori Tentang Sumber Kejiwaan Agama

Hampir seluruh ahli ilmu jiwa sependapat, bahwa sesungguhnya apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan manusia itu bukan hanya terbatas pada kebutuhan makan, minum, pakaian ataupun kenikmatan-kenikmatan lainnya. Berdasarkan hasil riset dan observasi mereka mengambil kesimpulan bahwa pada diri manusia terdapat semacam keinginan dan kebutuhan yang bersifat universal. Kebutuhan ini melebihi kebutuhan-kebutuhan lainnya, bahkan mengatasi kebutuhan akan kekuasaan. Keinginan akan kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan kodrati, berupa keinginan untuk mencita dan dicintai Tuhan.

Berdasarkan kesimpulan di atas manusia ingin mengabdikan dirinya kepada Tuhan atau sesuatu yang dianggapnya sebagai Zat yang mempunyai kekuasaan tertinggi. Keinginan itu terdapat pada setiap kelompok, golongan atua masyarakat manusia dari yang paling primitive hingga yang paling modern.

Pernyataan yang timbul adalah : apakah yang menjadi sumber pokok yang mendasarkan timbulnya keinginan untuk mengabdikan diri kepada Tuhan itu? Atau dengan kata lain “Apakah yang menjadi sumber kejiwaan agama  itu”?

Untuk memberikan jawab itu telah timbul beberapa teori antara lain :

Teori Monistik : (Mono=Satu)

Teori monistik berpendapat, bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama itu adalah satu sumber kejiwaan. Selanjutnya sumber tunggal manakah yang dimaksud yang paling dominan sebagai sumber kejiwaan itu timbul beberapa pendapat, yaitu yang dikemukakan oleh :

Thomas Van Aquino

Sesuai dengan masanya Thomas Aquino mengemukakan, bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama itu, ialah berpikir. Manusia ber-Tuhan karena manusia menggunakan kemampuan berpikirnya. Kehidupan beragama merupakan refleksi dari kehidupan berpikir manusi itu sendiri. Pandangan semacam ini masih tetap mendapat tempatnya hingga sekarang di mana para ahli mendewakan rasio sebagai satu-satunya motif yang menjadi sumber agama.

Fredrick Hegel

Hampir sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh Thomas Van Aquino, maka filosof Jerman ini berpendapatk agama adalah suatu pengetahuan yang sungguh-sungguh benar dan tempat kebenaran abadi.

Teori Fakulti (Faculty Theory)

Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia tidak bersumber pada suatu faktor  yang tunggal tetapi terdiri atas beberapa unsure, antara lain yang dianggap memegang peranan penting adalah : fungsi cipta (reason), rasa (emotion) dan karsa (will).

Demikian pula perbuatan manusia yang bersifat keagamaan dipengaruhi dan ditentukan oleh tiga fungsi tersebut :

  1. Cipta (reason) berperanan untuk menentukan benar atau tidaknya ajaran suatu agama berdasarkan pertimbangan intelek seseorang.
  2. Rasa(emotion) menimbulkansikap batin yang seimbang dan positif dalam menghayati kebenaran ajaran agama.
  3. Karsa (will) menimbulkan amalan-amalan atau doktrin keagamaan yang benar dan logis.

Salah satu tokoh yang menggunakan teori ini adalah Zakiah Daradjat. Dr. Zakiah Daradjat berpendapat bahwa pada diri manusia itu terdapat kebutuhan pokok. Beliau mengemukakan, bahwa selain dari kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani manusia pun mempunyai suatu kebutuhan akan adanya kebutuhan akan keseimbangan dalam kehidupan jiwanya agar tidak mengalami tekanan.

Unsur-unsur kebutuhan yang dikemukakan yaitu :

  1. Kebutuhan akan rasa kasih sayang; kebutuhan yang menyebabkan manusia mendambakan rasa kasiha. Sebagai pernyataan tersebut dalam bentuk negatifnya dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya : mengeluh, mengadu, menjilat kepada atasan mengambinghitamkan orang dan lain sebagainya.

Akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan ini maka akan timbul gejala psiko-somatis misalnya ; hilang nafsu makan, pesimis, keras kepala, kurang tidur dan lain-lain.

  1. Kebutuhan akan rasa aman; kebutuhan yang mendorong manusi mengharapkan adanya perlindungan. Kehilangan rasa aman ini akan mengakibatkan manusia sering curiga, nakal, mengganggu, membela diri, mengguakan jimat-jimat dan lain-lain. Kenyataan dalam kehidupan ialah adanya kecenderungan manusia mencari perlindungan dari kemungkitan gangguan terhadap dirinya, misalnya: system perdukunan, pertapaan dan lain-lain.
  2. Kebutuhan akan rasa harga diri, kebutuhan yang bersifat individual yang mendoron manusia agar dirinya dihormati dan diakui oleh orang lain. Dalam kenyataan terlihat mislnya; sikap sombong, ngambek, sifat sok tahu dan lain-lain. Kehilangan rasa harga diri ini akan mengakibatkan tekanan batin, misalnya sakit jiwa: delusi dan illusi.
  3. Kebutuhan akan rasa bebas: kebutuhan yang menyebabkan seseorang bertindak secara bebas, untuk mencapai kondisi dan situasi rasa lega.
  4. Kebutuhan akan rasa sukses: kebutuhan manusia yang menyebabkan ia mendambakan rasa keinginan untuk dibina dalam bentuk penghargaan terhadap hasil karyanya. Jika kebutuhan akan rasa sukses ini ditekan, maka seseorang yang mengalami hal tersebut akan kehilangan harga dirinya.
  5. Kebutuhan akan rasa ingin tahu (mengenal); kebutuhan yang menyebabkan manusia selalu meneliti dan menyelidiki sesuatu. Jika kebutuhan ini diabaikan akan mengakibatkan tekanan batin, oleh karena itu kebutuhan ini harus disalurkan untuk memenuhi pemuasan pembinaan pribadinya.

Menurut Dr. Zakiah Darajat selanjutnya gabungan dari keenam macam kebutuhan tersebut menyebabkan orang memerlukan agama. Melalui agama kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat disalurkan. Dengan melaksanakan ajaran agama secara baik maka kebutuhan akan rasa kasih saying, rasa aman, rasa harga diri, rasa bebas, rasa sukses dan rasa ingin tahu akan terpenuhi.

Daftar Pustaka

Jalaludin.1998.Psikologi Agama.Jakarta:Grafindo Persada

Baca Juga: