Menu Tutup

Tokoh Tokoh Pembaruan Islam di Berbagai Negara

Islam adalah agama yang tidak pernah ketinggalan zaman. Ajaran-ajaran Islam selalu relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan manusia. Namun, terkadang pemahaman umat Islam terhadap ajaran agamanya mengalami stagnasi atau kemunduran akibat pengaruh budaya, politik, atau sosial. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya pembaruan Islam yang bertujuan untuk mengembalikan kesucian dan kemurnian ajaran Islam sesuai dengan sumber-sumbernya, yaitu Al-Quran dan Sunnah.

Pembaruan Islam bukanlah hal baru dalam sejarah Islam. Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, sudah ada tokoh-tokoh yang melakukan pembaruan Islam, seperti para sahabat, tabiin, dan mujaddidin. Pembaruan Islam juga terus berlangsung hingga masa modern, terutama ketika umat Islam menghadapi tantangan dan persaingan dari dunia Barat yang lebih maju secara ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa tokoh pembaruan Islam di berbagai negara yang memberikan sumbangsih besar bagi perkembangan dan kemajuan Islam di dunia. Tokoh-tokoh ini memiliki latar belakang, pemikiran, dan aktivitas yang berbeda-beda, namun mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu memperbaharui pemahaman dan praktik Islam sesuai dengan tuntutan zaman.

Muhammad Ali Pasya (Mesir)

Muhammad Ali Pasya adalah seorang tokoh pembaharuan Islam dari Mesir yang lahir dari keluarga sederhana. Ia berhasil membangun karier sebagai pemungut pajak, kemudian masuk ke dinas kemiliteran dan menjadi perwira. Ketika Napoleon Bonaparte menyerang Mesir pada tahun 1798, Muhammad Ali Pasya dikirim untuk memimpin pasukannya melawan Prancis dan mampu menyelesaikan misinya dengan baik.

Setelah berhasil memukul mundur pasukan Prancis, Muhammad Ali Pasya mendapat simpati dari rakyat Mesir dan diangkat menjadi gubernur Mesir oleh Kesultanan Utsmaniyah pada tahun 1805. Ia kemudian melakukan reformasi politik, ekonomi, sosial, dan militer di Mesir dengan tujuan untuk memodernisasi negaranya dan mengembalikan kejayaan Islam.

Beberapa reformasi yang dilakukan oleh Muhammad Ali Pasya antara lain adalah:

  • Membangun industri modern seperti tekstil, senjata api, kapal perang, dan mesin uap.
  • Meningkatkan produksi pertanian dengan memperluas lahan irigasi dan menanam tanaman komersial seperti kapas.
  • Membentuk angkatan bersenjata yang terlatih dan disiplin dengan bantuan ahli militer dari Eropa.
  • Membuka sekolah-sekolah modern yang mengajarkan ilmu pengetahuan alam, matematika, bahasa asing, dan seni militer.
  • Mengirim para pelajar Mesir untuk belajar di Eropa dan membawa kembali ilmu-ilmu baru ke Mesir.
  • Melakukan ekspansi wilayah ke Sudan, Hijaz, Suriah, Palestina, dan Anatolia untuk menghadapi ancaman dari Utsmaniyah dan Inggris.

Muhammad Ali Pasya meninggal pada tahun 1849 dan digantikan oleh anak-anaknya yang melanjutkan reformasi-reformasinya. Ia dianggap sebagai bapak bangsa Mesir modern dan salah satu tokoh pembaharuan Islam terbesar di dunia.

Jamaluddin al-Afghani (Iran)

Jamaluddin al-Afghani adalah seorang pemimpin pembaharuan dalam Islam yang tempat tinggal dan aktivitasnya berpindah dari satu negara Islam ke negara Islam lain. Ia lahir di Iran pada tahun 1838 dari keluarga Sayyid yang memiliki garis keturunan dari Nabi Muhammad SAW. Ia belajar ilmu-ilmu agama di Iran, Irak, India, dan Afghanistan. Ia juga menguasai beberapa bahasa seperti Persia, Arab, Turki, Urdu, Hindi, Prancis, dan Inggris.

Jamaluddin al-Afghani memiliki visi untuk menyatukan umat Islam di seluruh dunia dalam satu gerakan pembaharuan yang bersifat politik dan intelektual. Ia ingin membangkitkan kesadaran umat Islam akan pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk menghadapi dominasi Barat yang kolonial dan imperialistik. Ia juga ingin mereformasi pemikiran Islam yang telah terkontaminasi oleh taqlid (meniru) dan taklid (mengikuti) tanpa kritis.

Beberapa aktivitas yang dilakukan oleh Jamaluddin al-Afghani antara lain adalah:

  • Mendirikan organisasi rahasia bernama Al-Urwah al-Wuthqa (Ikatan Kuat) yang bertujuan untuk menyebarkan ide-ide pembaharuan Islam di berbagai negara.
  • Menulis artikel-artikel kritis tentang masalah-masalah sosial, politik, ekonomi, dan agama di surat kabar seperti Al-Urwah al-Wuthqa (Mesir), Al-Irshad (India), Al-Muqtataf (Libanon), Al-Muwahhidun (Prancis), dan The Times (Inggris).
  • Mengadakan diskusi-diskusi publik dengan para ulama tradisional maupun modernis tentang isu-isu kontemporer seperti hubungan antara agama dan sains, hak-hak wanita dalam Islam, nasionalisme Arab versus pan-Islamisme, dll.
  • Memberikan pengaruh kepada para tokoh-tokoh pembaharuan lain seperti Muhammad Abduh (Mesir), Syekh Ahmad Sirhindi (India), Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab (Arab Saudi), dll.

Jamaluddin al-Afghani meninggal pada tahun 1897 di Istanbul setelah sempat diasingkan oleh pemerintah Turki karena dianggap sebagai penghasut. Ia dikenal sebagai salah satu tokoh pembaharuan Islam paling berpengaruh di dunia .

Muhammad Abduh (Mesir)

Muhammad Abduh adalah seorang ulama pembaharuan Islam dari Mesir yang lahir pada tahun 1849 dari keluarga petani. Ia belajar ilmu-ilmu agama di Al-Azhar dan menjadi murid dari Jamaluddin al-Afghani ketika ia datang ke Mesir pada tahun 1871. Ia juga belajar ilmu pengetahuan modern dari buku-buku Barat yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

Muhammad Abduh memiliki misi untuk mereformasi sistem pendidikan Islam di Mesir agar lebih sesuai dengan tuntutan zaman. Ia ingin menggabungkan antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu rasional dalam kurikulum pendidikan. Ia juga ingin membuka pintu ijtihad (penalaran) bagi para ulama agar dapat menafsirkan kembali ajaran-ajaran Islam sesuai dengan konteks sejarah dan sosial.

Beberapa karya yang dilakukan oleh Muhammad Abduh antara lain adalah:

  • Menulis buku-buku tentang pemikiran-pemikiran pembaharuan seperti Risalah al-Tauhid (Buku Tentang Tauhid), Tafsir al-Manar (Tafsir Berdasarkan Petunjuk), Al-Islam wa al-Nasraniyyah ma’a al-‘Ilm wa al-Madaniyyah (Islam dan Kristen Bersama Ilmu Pengetahuan dan Peradaban), dll.
  • Mendirikan majalah Al-Manar (Petunjuk) yang menjadi media penyebaran ide-ide pembaharuan Islam kepada masyarakat luas.
  • Menjadi mufti besar Mesir pada tahun 1899 yang memberikan fatwa-fatwa progresif tentang masalah-masalah hukum Islam seperti perbankan syariah, poligami, jilbab, dll.
  • Menjadi anggota Dewan Pendidikan Tinggi Mesir yang mereformasi sistem pendidikan Al-Azhar agar lebih modern.
  • Menjadi anggota Dewan Pendidikan Tinggi Mesir yang mereformasi sistem pendidikan Al-Azhar agar lebih modern dan mengakomodasi ilmu-ilmu rasional.

Muhammad Abduh meninggal pada tahun 1905 dan dianggap sebagai salah satu ulama pembaharuan Islam terkemuka di dunia .

Syekh Ahmad Sirhindi (India)

Syekh Ahmad Sirhindi adalah seorang sufi pembaharuan Islam dari India yang lahir pada tahun 1564 dari keluarga Sayyid yang memiliki garis keturunan dari Nabi Muhammad SAW. Ia belajar ilmu-ilmu agama dari ayahnya dan guru-gurunya di India dan Arab. Ia juga bergabung dengan tarekat Naqsyabandiyah yang merupakan salah satu tarekat sufi terbesar di dunia.

Syekh Ahmad Sirhindi memiliki visi untuk memurnikan ajaran Islam dari pengaruh-pengaruh bid’ah (sesat) dan syirik (menyekutukan Allah) yang merajalela di India pada masa pemerintahan Kaisar Akbar. Kaisar Akbar adalah seorang penguasa Muslim yang toleran terhadap agama-agama lain, namun juga menciptakan agama baru yang disebut Din-i Ilahi (Agama Ilahi) yang menggabungkan unsur-unsur Islam, Hinduisme, Zoroastrianisme, dan Kristen.

Syekh Ahmad Sirhindi menentang keras agama baru ini dan berusaha untuk mengembalikan kemurnian tauhid (kesatuan Allah) dalam ajaran Islam. Ia juga menekankan pentingnya syariat (hukum) sebagai sumber ajaran Islam selain tasawuf (mistisisme).

Beberapa karya yang dilakukan oleh Syekh Ahmad Sirhindi antara lain adalah:

  • Menulis surat-surat yang berisi pemikiran-pemikiran pembaharuan Islam yang kemudian dikumpulkan dalam buku Maktubat Imam Rabbani (Surat-surat Imam Rabbani).
  • Menyebarkan ajaran-ajaran pembaharuan Islam melalui murid-muridnya yang tersebar di berbagai wilayah India dan Asia Tengah.
  • Memberikan pengaruh kepada para penguasa Muslim seperti Kaisar Jahangir dan Kaisar Aurangzeb yang mendukung gerakan pembaharuan Islam di India.
  • Memberikan pengaruh kepada para tokoh-tokoh pembaharuan lain seperti Syekh Abdul Haq Muhaddis Dehlawi (India), Syekh Waliullah Dehlawi (India), Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab (Arab Saudi), dll.

Syekh Ahmad Sirhindi meninggal pada tahun 1624 dan dianggap sebagai mujaddid (pembaharu) abad ke-11 Hijriyah .

Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab (Arab Saudi)

Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah seorang ulama pembaharuan Islam dari Arab Saudi yang lahir pada tahun 1703 dari keluarga ulama. Ia belajar ilmu-ilmu agama dari ayahnya dan guru-gurunya di Arab Saudi, Irak, Iran, dan Suriah. Ia juga belajar ilmu-ilmu rasional seperti logika, matematika, dan astronomi.

Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab memiliki misi untuk membersihkan ajaran Islam dari praktik-praktik bid’ah (sesat) dan syirik (menyekutukan Allah) yang banyak dilakukan oleh masyarakat Arab pada masa itu. Praktik-praktik tersebut antara lain adalah menyembah kuburan para wali, meminta syafaat kepada orang-orang mati, mengadakan perayaan-perayaan yang tidak sesuai dengan sunnah, dll.

Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab menyerukan kembali ajaran Islam yang murni berdasarkan Al-Quran dan Sunnah serta pemahaman salafus shalih (generasi terdahulu yang saleh). Ia juga menegakkan hukum-hukum syariat secara ketat dan menentang segala bentuk bid’ah dan syirik.

Beberapa karya yang dilakukan oleh Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab antara lain adalah:

  • Menulis buku-buku tentang pemikiran-pemikiran pembaharuan Islam seperti Kitab al-Tauhid (Buku Tentang Tauhid), Kashf al-Shubuhat (Pembongkaran Keraguan), Al-Ushul al-Thalatha (Tiga Prinsip Dasar), dll.
  • Mendirikan gerakan dakwah yang dikenal sebagai gerakan Wahhabi atau Salafi yang bertujuan untuk menyebarkan ajaran-ajaran pembaharuan Islam kepada masyarakat luas.
  • Bersekutu dengan Muhammad bin Saud, pemimpin suku Banu Hanifah, yang memberikan dukungan politik dan militer kepada gerakan Wahhabi.
  • Melakukan perang jihad melawan penguasa-penguasa Muslim yang tidak mau mengikuti ajaran-ajaran pembaharuan Islam dan merebut wilayah-wilayah seperti Najd, Hijaz, Bahrain, dll.

Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab meninggal pada tahun 1792 dan dianggap sebagai salah satu ulama pembaharuan Islam terpenting di dunia .

Tokoh Pembaruan Islam dari Indonesia

Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Sejak masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-13 hingga sekarang, telah banyak tokoh-tokoh pembaruan Islam yang lahir di tanah air kita. Tokoh-tokoh ini memiliki peran besar dalam mengembangkan dan memperbaharui pemikiran dan praktik Islam di Indonesia sesuai dengan kondisi sosial, budaya, politik, dan ekonomi masyarakat Indonesia.

Beberapa tokoh pembaruan Islam dari Indonesia antara lain adalah:

  • Raden Ajeng Kartini (1879-1904): seorang tokoh perempuan yang memperjuangkan hak-hak perempuan dalam pendidikan, sosial, ekonomi, dan politik. Ia juga menulis buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang berisi pemikiran-pemikiran progresif tentang perempuan dalam Islam.
  • Ki Hajar Dewantara (1889-1959): seorang tokoh pendidikan yang mendirikan Taman Siswa sebagai sekolah nasionalis yang mengajarkan ilmu pengetahuan modern dan nilai-nilai kebangsaan. Ia juga menulis buku-buku tentang pendidikan seperti Pendidikan Nasional Indonesia dan Pendidikan Nasional dalam Perspektif Agama.
  • Ahmad Dahlan (1868-1923): seorang ulama pembaharuan yang mendirikan Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan yang bertujuan untuk memperbaharui pemahaman dan praktik Islam sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah. Ia juga mendirikan sekolah-sekolah modern seperti Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah dan Madrasah Mu’allimat Muhammadiyah di Irak. Beliau mendapat pendidikan agama dari ayahnya sendiri sebelum melanjutkan ke Mekah pada usia 15 tahun. Di sana beliau berguru kepada ulama-ulama besar seperti Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi dan Syekh Muhammad Mahfudh At-Tarmasi, sama seperti KH Hasyim Asy’ari.

Setelah pulang ke Cirebon pada tahun 1921, beliau bergabung dengan Persis dan menjadi salah satu tokoh utamanya. Beliau juga menulis banyak artikel-artikel tentang isu-isu keislaman di majalah-majalah Persis seperti Al-Munir, Pembela Islam, dan Al-Ikhwan. Beliau juga menjadi salah satu pendiri Universitas Islam Indonesia (UII) di Yogyakarta pada tahun 1945. Beliau wafat di Bandung pada 28 Oktober 1958 dan dimakamkan di Cikutra.

Baca Juga: