Agar Shalat Bisa Khusyu

Kunci utama shalat khyusu’ adalah kita mengerti atau memahami yang kita ucapkan selama shalat. Maka, mari pahami bacaan shalat, mulai takbir hingga salam.

SHALAT Khusyu’ adalah sholat yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh, fokus, dan menyadari sepenuhnya bahwa saat shalat kita sedang berhadapan dengan Allah SWT.

Khusyu’ itu pekerjaan hati. Ali bin Abi Thalib ra meriwayatkan, Rasululullah Saw bersabda: “Khusyu’ itu berada dalam hati” (HR. Hakim). Berikut ini sebagian kiat menggapai sholat khusyu:

Pahami Bacaan Sholat

Ini kunci sholat khusyu’. Anda akan benar-benar merasakan ’kehadiran’ Allah Swt jika memahami semua bacaan sholat, mulai takbir hingga salam.

Kita akan sadar betul, seluruh keperluan hidup kita sudah kita panjatkan pemenuhannya kepada Allah saat sholat, mulai ampunan hingga berkah, mulai hidayah hingga rezeki. Jika kita tidak memahami bacaan sholat, kita ’mengigau’ atau seperti burung beo, berkata tapi tidak mengerti perkataan sendiri.

Memahami bacaan sholat sangat membantu untuk menghindarkan lintasan-lintasan pikiran yang mengintervensi shalat kita.

Fokus Menghadap Allah SWT

Konsentrasikan hati dan pikiran hanya pada sholat. Bahkan jika hidangan makan sudah tersedia, makanlah dulu, baru sholat. “Apabila hidangan makan malam telah disiapkan, maka mulailah menyantap makanan itu sebelum Anda Shalat Maghrib” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ingat, ketika kita sholat, kita sedang berhadapan dan ”berdialog” dengan Allah Swt.

Hasan bin Ali bin Abi Thalib terlihat pucat pasi saat berwudhu. Ketika ditanya penyebabnya, dia menjawab, “Tahukah Anda, dengan siapa aku akan berhadapan sesaat lagi?”

Pemutuskan hubungan dengan seluruh urusan yang sedang dihadapi, perbaharui ingatan akan hari akhirat, dan bayangkan bahwa kita sedang berdiri di hadapan Allah Yang Maha Agung.

Jangan Menoleh

Dari Aisyah ra berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah Saw tentang menoleh dalam shalat”. Kemudian Rasul Saw menjawab:

“Menoleh itu adalah suatu keteledoran seseorang akibat ulah syetan dalam salat seorang hamba” (HR. Bukhari).

Menurut Jumhur Ulama’, menoleh itu dimakruhkan, karena bisa mengurangi khusyu’ shalat. Namun, jika menolehnya itu sampai memalingkan dadanya atau seluruh lehernya dari kiblat, maka hal itu bukan lagi makruh, melainkan bisa membatalkan shalat.

“Allah SWT selalu menghadap kepada seorang hamba dalam shalatnya, selama dia tidak menoleh, jika dia memalingkan wajahnya, maka Allah pun ‘pergi'” (HR. Abu Dawud dan an-Nasa’i).

Anggap Shalat Terakhir

Anggap saja setiap shalat kita adalah shalat yang terakhir, setelah itu kita akan mati. Jika proses ini berhasil kita lakukan, kita akan merasakan betapa tidak ada lagi kesempatan untuk sholat khusyu’.