Menu Tutup

Ancaman Meninggalkan ṣalat

ṣalat merupakan salah satu rukun Islam dan merupakan kewajiban terbesar setelah dua syahadat. Rasulullah Saw. bersabda:

Artinya: Islam dibangun di atas lima tiang: Syahadat Lâ ilâha illa Allah     dan Muhammad Rasûlullâh, menegakkan ṣalat, memberikan zakat, haji, dan puasa Ramadhân.” (HR. Bukhâri )

Dampak meninggalkan Salat

a. Menyebabkan kesesatan

Salat adalah sarana komunikasi kepada Tuhan. Untuk itu tentunya harus dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Bahkan Islam menempatkan salat sebagai tiang agama, maka ibadah salat sangat penting. Orang yang melaksanakan salat akan mendapatkan petunjuk dari Allah Swt. dan yang meninggalkannya akan mendapatkan kesesatan, sebagaimana firman-Nya:

Artinya: Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia- nyiakan ṣalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan (QS. Maryam [19]: 59)

b. Dihukumi sebagai orang yang mendapatkan kecelakaan

Tugas utama manusia adalah untuk beribadah kepada Allah Swt. Salat adalah ibadah yang paling utama, bahkan menjadi salah satu rukun Islam. Orang yang melalaikan salat berarti telah melalaikan tugas utamanya. Oleh Allah Swt. orang semacam ini disebutnya sebagai orang yang mendapatkan kecelakaan, sebagaimana firman-Nya:

Artinya: Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang ṣalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari ṣalatnya, (QS. Al-Mā’un [107]: 4-5)

c. Diancam masuk neraka

Ketaatan manusia kepada Allah dibuktikan dengan ketundukannya dalam menjalankan kewajiban-kewajiban yang sudah ditentukan oleh Allah. Diantara kewajiban yang harus dilaksanakan adalah salat. Al-Qur’an menjelaskan, bahwa ada diantara penghuni neraka yang ditanya Allah dengan pertanyaan mengapa kamu masuk di neraka saqar, maka dia menjawab, dulu ketika di dunia dia tidak meninggalkan salat sampai dengan ajal menjemputnya, sebagaimana firman-Nya:

Artinya: “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? mereka menjawab: “Kami dahulu tidak Termasuk orang-orang yang mengerjakan ṣalat,  (QS. Al-Mudatstsir [74]: 42-43)

Baca Juga: