Menu Tutup

Bagaimana Teknik Pengumpulan Data dengan Wawancara?

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara adalah proses komunikasi antara peneliti dan informan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tertentu yang relevan dengan topik penelitian. Wawancara dapat dilakukan secara langsung (tatap muka), melalui telepon, atau media online. Berikut adalah beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan wawancara:

1. Menentukan Tujuan dan Jenis Wawancara

Tujuan wawancara adalah apa yang ingin dicapai oleh peneliti dari proses wawancara. Tujuan wawancara harus sesuai dengan rumusan masalah, tujuan, dan pertanyaan penelitian. Jenis wawancara adalah bentuk atau format wawancara yang dipilih oleh peneliti. Ada tiga jenis wawancara yang umum digunakan, yaitu:

  • Wawancara terstruktur: Wawancara yang menggunakan kuesioner tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner bersifat tertutup, yaitu hanya memiliki pilihan jawaban yang terbatas. Kelebihan wawancara terstruktur adalah mudah dilakukan, diolah, dan dianalisis. Kekurangannya adalah kurang fleksibel dan mendalam.
  • Wawancara semi terstruktur: Wawancara yang menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan pokok yang ingin ditanyakan oleh peneliti. Pertanyaan-pertanyaan dalam pedoman wawancara bersifat terbuka, yaitu memberikan ruang bagi informan untuk menjawab sesuai dengan pengalaman dan pandangannya. Kelebihan wawancara semi terstruktur adalah lebih fleksibel dan mendalam. Kekurangannya adalah sulit dilakukan, diolah, dan dianalisis.
  • Wawancara tidak terstruktur: Wawancara yang tidak menggunakan alat bantu apapun, melainkan hanya berdasarkan topik umum yang ingin diteliti. Peneliti membiarkan informan berbicara secara bebas tanpa mengintervensi atau mengarahkan jawabannya. Kelebihan wawancara tidak terstruktur adalah sangat fleksibel dan mendalam. Kekurangannya adalah sangat sulit dilakukan, diolah, dan dianalisis.
Baca Juga:  Langkah-Langkah Menulis Abstrak yang Baik dan Benar untuk Karya Ilmiah

2. Menentukan Informan dan Cara Menghubungi Mereka

Informan adalah orang-orang yang memiliki informasi yang dibutuhkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Informan harus dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria tertentu yang relevan dengan topik penelitian. Cara menghubungi informan dapat bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi penelitian. Ada beberapa cara yang dapat digunakan, seperti:

  • Mengirim surat permohonan: Surat permohonan adalah surat resmi yang ditujukan kepada informan untuk meminta izin melakukan wawancara. Surat permohonan harus berisi identitas peneliti, latar belakang penelitian, tujuan wawancara, waktu dan tempat wawancara, serta manfaat penelitian.
  • Mengirim email atau pesan singkat: Email atau pesan singkat adalah cara yang lebih praktis dan cepat untuk menghubungi informan. Email atau pesan singkat harus berisi hal-hal yang sama dengan surat permohonan, namun lebih ringkas dan informal.
  • Menghubungi melalui telepon: Telepon adalah cara yang paling langsung dan efektif untuk menghubungi informan. Peneliti dapat menjelaskan secara lisan hal-hal yang sama dengan surat permohonan atau email, serta menanyakan ketersediaan informan untuk melakukan wawancara.

3. Menyiapkan Alat dan Bahan Wawancara

Alat dan bahan wawancara adalah segala sesuatu yang dibutuhkan oleh peneliti untuk melakukan wawancara dengan baik. Alat dan bahan wawancara dapat meliputi:

  • Kuesioner atau pedoman wawancara: Kuesioner atau pedoman wawancara adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengajukan pertanyaan kepada informan. Kuesioner atau pedoman wawancara harus disusun dengan baik, sesuai dengan tujuan dan jenis wawancara.
  • Rekaman suara atau video: Rekaman suara atau video adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk merekam proses wawancara. Rekaman suara atau video dapat membantu peneliti untuk mengingat dan menganalisis jawaban informan dengan lebih akurat. Rekaman suara atau video harus dilakukan dengan izin informan dan menggunakan alat yang berkualitas.
  • Catatan lapangan: Catatan lapangan adalah bahan yang digunakan oleh peneliti untuk mencatat hal-hal penting yang terjadi selama wawancara. Catatan lapangan dapat berisi ekspresi, gestur, suasana, atau hal-hal lain yang tidak tertangkap oleh rekaman suara atau video. Catatan lapangan harus dibuat secara singkat, jelas, dan objektif.
Baca Juga:  Koordinasi Efektif: Jenis, Prinsip, Hambatan, dan Strategi dalam Mencapai Tujuan Bersama

4. Melakukan Wawancara dengan Etika dan Teknik yang Baik

Wawancara adalah proses interaksi antara peneliti dan informan yang harus dilakukan dengan etika dan teknik yang baik. Etika wawancara adalah norma-norma yang harus diikuti oleh peneliti untuk menghormati hak dan kewajiban informan. Teknik wawancara adalah cara-cara yang harus dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi yang valid dan reliabel dari informan. Beberapa etika dan teknik wawancara yang perlu diperhatikan adalah:

  • Menghormati privasi dan kerahasiaan informan: Peneliti harus menghormati privasi dan kerahasiaan informan dengan tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi, sensitif, atau rahasia, serta tidak menyebarkan informasi yang diperoleh tanpa izin informan.
  • Menghargai waktu dan tempat informan: Peneliti harus menghargai waktu dan tempat informan dengan menyesuaikan jadwal, durasi, dan lokasi wawancara sesuai dengan kesepakatan dan kenyamanan informan.
  • Menjaga sikap sopan dan ramah: Peneliti harus menjaga sikap sopan dan ramah dengan menyapa, memperkenalkan diri, mengucapkan terima kasih, serta menggunakan bahasa yang santun dan hormat kepada informan.
  • Membangun rapport dan kepercayaan: Peneliti harus membangun rapport dan kepercayaan dengan informan dengan menunjukkan ketertarikan, empati, penghargaan, serta kesamaan pandangan atau pengalaman dengan informan.
  • Mengajukan pertanyaan yang jelas dan relevan: Peneliti harus mengajukan pertanyaan yang jelas dan relevan dengan topik penelitian. Pertanyaan harus disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti, tidak mengandung asumsi, bias, atau sugesti, serta tidak menimbulkan konflik atau kebingungan.
  • Mendengarkan dan merespon dengan aktif: Peneliti harus mendengarkan dan merespon dengan aktif terhadap jawaban informan. Mendengarkan aktif berarti memperhatikan isi, makna, dan emosi yang disampaikan oleh informan. Merespon aktif berarti memberikan umpan balik, klarifikasi, tindak lanjut, atau rangsangan kepada informan.
Baca Juga:  Kalimat Topik: Pengertian, Ciri, Jenis, Fungsi, dan Contoh Lengkap

5. Mengolah dan Menganalisis Data Wawancara

Data wawancara adalah hasil dari proses wawancara yang berupa rekaman suara atau video, catatan lapangan, atau transkrip wawancara. Data wawancara harus diolah dan dianalisis untuk mendapatkan temuan penelitian yang valid dan reliabel. Proses pengolahan dan analisis data wawancara dapat meliputi:

  • Transkripsi: Transkripsi adalah proses menuliskan rekaman suara atau video menjadi teks tertulis. Transkripsi harus dilakukan secara akurat, lengkap, dan sistematis.
  • Koding: Koding adalah proses memberikan label atau kategori kepada teks transkrip berdasarkan tema, konsep, atau pola yang muncul. Koding dapat dilakukan secara manual atau dengan bantuan software khusus.
  • Reduksi: Reduksi adalah proses menyederhanakan dan menyusun data koding menjadi bentuk yang lebih ringkas dan terstruktur. Reduksi dapat dilakukan dengan membuat tabel, diagram, grafik, atau narasi.
  • Interpretasi: Interpretasi adalah proses memberikan makna dan penjelasan kepada data yang telah direduksi. Interpretasi harus didasarkan pada teori, literatur, atau logika yang relevan dengan topik penelitian.
  • Triangulasi: Triangulasi adalah proses membandingkan dan menguji validitas data wawancara dengan data lain yang berasal dari sumber atau metode yang berbeda. Triangulasi dapat meningkatkan kredibilitas dan reliabilitas temuan penelitian.
Posted in Ragam

Artikel Terkait: