Menu Tutup

Biografi Franklin D. Roosevelt: Presiden AS yang Membuat Sejarah

Franklin Delano Roosevelt adalah presiden ke-32 Amerika Serikat yang menjabat selama empat periode dari tahun 1933 hingga 1945. Ia adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah AS, karena ia memimpin negara selama Depresi Besar dan Perang Dunia II, serta menciptakan program New Deal yang mereformasi sistem keuangan, sosial, dan ekonomi AS. Artikel ini akan membahas biografi Roosevelt, mulai dari latar belakang, penyakit dan pemulihan, karier politik, hingga kematian dan warisan.

Latar Belakang

Roosevelt lahir pada tanggal 30 Januari 1882 di Hyde Park, New York. Ia adalah anak tunggal dari James Roosevelt dan Sara Delano Roosevelt, yang berasal dari keluarga kaya dan terpandang. Ia dididik di rumah oleh guru-guru pribadi hingga usia 14 tahun, kemudian melanjutkan pendidikannya di Groton School, sebuah sekolah asrama elit di Massachusetts. Ia lulus dari Harvard pada tahun 1904 dengan gelar sejarah, dan menikah dengan sepupunya Anna Eleanor Roosevelt pada tahun yang sama. Pasangan ini memiliki enam anak: Anna, James, Franklin Jr., Elliott, Franklin Jr. (lagi), dan John.

Roosevelt melanjutkan studinya di Columbia Law School, tetapi tidak menyelesaikan gelarnya. Ia mulai bekerja sebagai pengacara di New York City pada tahun 1907. Ia juga tertarik dengan dunia politik, dan bergabung dengan Partai Demokrat. Pada tahun 1910, ia terpilih sebagai anggota Senat Negara Bagian New York dari distrik Hudson Valley. Ia menjabat selama dua periode hingga tahun 1913. Pada tahun 1912, ia mendukung Woodrow Wilson sebagai calon presiden AS dari Partai Demokrat, dan sebagai imbalannya ia diangkat sebagai asisten sekretaris angkatan laut pada tahun 1913. Ia menjabat di posisi ini hingga tahun 1920, dan berperan aktif dalam mengelola urusan angkatan laut selama Perang Dunia I.

Pada tahun 1920, Roosevelt mencalonkan diri sebagai wakil presiden AS bersama James M. Cox dari Partai Demokrat. Namun, mereka kalah telak dari pasangan Warren G. Harding dan Calvin Coolidge dari Partai Republik. Setelah kekalahan ini, Roosevelt kembali ke New York dan mengurangi aktivitas politiknya.

Penyakit dan Pemulihan

Pada tahun 1921, saat berlibur di Campobello Island, Kanada, Roosevelt terkena polio, sebuah penyakit menular yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Polio membuat kakinya lumpuh seumur hidup, meskipun ia berusaha untuk menyembunyikan kondisinya dari publik. Ia menjalani berbagai terapi fisik dan menggunakan alat bantu seperti tongkat, kursi roda, dan penyangga kaki untuk membantunya bergerak.

Roosevelt tidak menyerah pada penyakitnya, tetapi malah mencari cara untuk membantu orang-orang yang mengalami nasib serupa. Pada tahun 1926, ia mendirikan yayasan di Warm Springs, Georgia, yang menyediakan fasilitas perawatan dan rehabilitasi bagi korban polio. Yayasan ini kemudian dikenal sebagai March of Dimes Foundation (sekarang bernama March of Dimes), yang menggalang dana untuk penelitian dan pencegahan polio. Berkat upaya yayasan ini, pada tahun 1955 vaksin polio yang efektif berhasil dikembangkan oleh Jonas Salk.

Baca Juga:  Hari Santri: Sejarah, Makna, Tema, dan Kegiatannya

Penyakitnya tidak menghalangi Roosevelt untuk kembali ke dunia politik. Dengan dukungan istri dan teman-temannya, ia berhasil membangun kembali reputasinya sebagai pemimpin yang karismatik dan visioner. Ia juga mendapatkan simpati dan hormat dari rakyat AS, yang mengagumi keberaniannya menghadapi tantangan hidup.

Gubernur New York

Pada tahun 1928, Roosevelt mencalonkan diri sebagai gubernur New York, dan berhasil mengalahkan lawannya dari Partai Republik, Albert Ottinger. Ia menjabat sebagai gubernur New York dari tahun 1929 hingga 1933, dan terpilih kembali untuk periode kedua pada tahun 1930. Sebagai gubernur, ia mempromosikan program-program untuk melawan Depresi Besar yang melanda AS sejak tahun 1929. Depresi Besar adalah krisis ekonomi terparah dalam sejarah AS, yang ditandai oleh penurunan produksi, pengangguran massal, kemiskinan, dan kebangkrutan.

Roosevelt mengambil langkah-langkah untuk memberikan bantuan kepada pengangguran, petani, dan veteran. Ia juga mendukung proyek-proyek publik untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan infrastruktur. Ia bekerja sama dengan pemerintah federal dan organisasi-organisasi swasta untuk mengkoordinasikan upaya-upaya penanggulangan krisis. Ia juga berkomunikasi secara langsung dengan rakyat melalui radio, surat kabar, dan pidato-pidato publik. Ia menunjukkan kepemimpinan yang kuat dan peduli, serta memberikan harapan dan optimisme kepada rakyat.

Kinerja Roosevelt sebagai gubernur New York membuatnya populer di kalangan Partai Demokrat dan rakyat AS. Pada tahun 1932, ia mencalonkan diri sebagai presiden AS dari Partai Demokrat, dan berhasil mendapatkan nominasi partainya. Ia menghadapi Herbert Hoover dari Partai Republik, yang merupakan presiden petahana yang dianggap gagal menangani Depresi Besar. Roosevelt menawarkan program baru yang disebut New Deal, yang bertujuan untuk memberikan bantuan, pemulihan, dan reformasi kepada rakyat AS. Ia juga berjanji untuk mengakhiri larangan minuman beralkohol (Prohibition), yang dianggap sebagai kebijakan yang tidak efektif dan merugikan.

Presiden AS

Roosevelt memenangkan pemilihan presiden AS pada tahun 1932 dengan perolehan suara elektoral sebanyak 472 berbanding 59. Ia dilantik sebagai presiden ke-32 AS pada tanggal 4 Maret 1933. Dalam pidato pelantikannya, ia menyatakan bahwa “hal yang harus kita takuti adalah ketakutan itu sendiri”, dan menyerukan kerjasama antara pemerintah dan rakyat untuk mengatasi krisis ekonomi.

Roosevelt segera meluncurkan program New Deal, yang mencakup berbagai undang-undang dan perintah eksekutif untuk mereformasi sistem keuangan, sosial, dan ekonomi AS. Beberapa lembaga dan program yang dibentuk oleh New Deal antara lain:

  • Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), yang menjamin simpanan bank hingga batas tertentu untuk mencegah kepanikan perbankan.
  • Social Security Act, yang memberikan tunjangan pensiun kepada orang tua, tunjangan cacat kepada orang sakit atau cacat, dan tunjangan kesejahteraan kepada orang miskin.
  • National Labor Relations Act (atau Wagner Act), yang memberikan hak kepada pekerja untuk membentuk serikat pekerja, melakukan negosiasi kolektif, dan melakukan mogok kerja.
  • Tennessee Valley Authority (TVA), yang membangun bendungan dan pembangkit listrik di lembah sungai Tennessee untuk meningkatkan pasokan listrik dan mengendalikan banjir.
  • Civilian Conservation Corps (CCC), yang merekrut pemuda pengangguran untuk bekerja di proyek-proyek konservasi lingkungan seperti menanam pohon, membangun taman nasional, dan membersihkan sungai.
Baca Juga:  Zacharias Janssen: Bapak Mikroskop dan Teleskop

New Deal berhasil mengurangi tingkat pengangguran dari 25% pada tahun 1933 menjadi 14% pada tahun 1937. Ia juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memperluas hak-hak sipil, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun, New Deal juga mendapat kritik dari berbagai pihak, seperti Partai Republik, pengusaha, hakim Mahkamah Agung, dan sayap kiri Partai Demokrat. Mereka menuduh Roosevelt terlalu intervensionis, otoriter, dan sosialis. Roosevelt berusaha untuk mempertahankan programnya dengan mengusulkan rencana untuk menambah jumlah hakim Mahkamah Agung (court-packing plan), tetapi rencana ini ditolak oleh Kongres.

Roosevelt terpilih kembali sebagai presiden AS untuk periode kedua pada tahun 1936 dengan perolehan suara elektoral sebanyak 523 berbanding 8. Ia mengalahkan Alf Landon dari Partai Republik, yang menentang New Deal. Pada periode kedua ini, Roosevelt menghadapi tantangan baru, yaitu ancaman fasisme dan nazisme di Eropa dan Asia. Ia mencoba untuk menjaga netralitas AS dalam konflik internasional, tetapi juga memberikan bantuan kepada negara-negara sekutu yang melawan Poros Berlin-Roma-Tokyo. Ia juga mempersiapkan AS untuk kemungkinan perang dengan meningkatkan produksi senjata dan persenjataan.

Pada tahun 1940, Roosevelt mencalonkan diri lagi sebagai presiden AS untuk periode ketiga, meskipun hal ini melanggar tradisi dua periode yang diikuti oleh presiden-presiden sebelumnya. Ia berhasil mendapatkan nominasi Partai Demokrat, dan mengganti wakil presidennya dari John Nance Garner menjadi Henry A. Wallace. Ia menghadapi Wendell Willkie dari Partai Republik, yang mendukung kebijakan luar negeri Roosevelt tetapi menentang kebijakan dalam negerinya. Roosevelt menang lagi dengan perolehan suara elektoral sebanyak 449 berbanding 82.

Pada periode ketiga ini, Roosevelt memimpin AS dalam Perang Dunia II, yang dimulai pada tahun 1939 di Eropa dan pada tahun 1941 di Asia Pasifik. Ia membentuk aliansi dengan Inggris dan Uni Soviet untuk melawan Poros. Ia juga menyatakan perang terhadap Jepang setelah serangan Pearl Harbor pada tanggal 7 Desember 1941, yang menyeret AS ke dalam perang secara langsung. Ia mengkoordinasikan strategi militer dan diplomasi dengan para pemimpin sekutu, seperti Winston Churchill dan Joseph Stalin. Ia juga menyetujui Proyek Manhattan untuk mengembangkan bom atom, yang merupakan senjata paling kuat dalam sejarah manusia.

Pada tahun 1944, Roosevelt mencalonkan diri lagi sebagai presiden AS untuk periode keempat, meskipun kondisi kesehatannya semakin memburuk akibat tekanan perang dan penyakit jantung. Ia kembali mendapatkan nominasi Partai Demokrat, tetapi kali ini ia mengganti wakil presidennya dari Henry A. Wallace menjadi Harry S. Truman. Ia menghadapi Thomas E. Dewey dari Partai Republik, yang menyerang kebijakan dalam negeri dan luar negeri Roosevelt. Roosevelt menang lagi dengan perolehan suara elektoral sebanyak 432 berbanding 99.

Baca Juga:  Sejarah Membahas Tentang Apa Saja? Berikut Penjelasannya

Pada periode keempat ini, Roosevelt berhasil mengakhiri Perang Dunia II di Eropa dengan menandatangani Deklarasi Bersama PBB pada tanggal 26 Juni 1945 di San Francisco, yang merupakan cikal bakal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia juga berpartisipasi dalam Konferensi Yalta pada bulan Februari 1945 bersama Churchill dan Stalin untuk membahas masa depan pasca perang, termasuk pembagian Jerman dan pendirian zona pengaruh di Eropa Timur.

Kematian dan Warisan

Roosevelt meninggal karena pendarahan otak pada tanggal 12 April 1945 di Warm Springs, Georgia, tempat ia sering beristirahat dan berobat. Ia dimakamkan di Springwood Estate di Hyde Park, New York, tempat ia lahir dan dibesarkan. Ia digantikan oleh Harry S. Truman sebagai presiden AS, yang melanjutkan perang melawan Jepang hingga menyerah pada bulan Agustus 1945 setelah AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

Roosevelt dihormati oleh rakyat AS dan dunia sebagai salah satu presiden terbesar AS sepanjang sejarah. Ia dianggap sebagai pemimpin yang berani, visioner, dan berpengaruh, yang membawa AS keluar dari Depresi Besar dan memenangkan Perang Dunia II. Ia juga dianggap sebagai bapak dari negara kesejahteraan modern, yang menciptakan program-program sosial yang masih berlaku hingga saat ini. Ia juga dianggap sebagai pendiri dari PBB, yang merupakan organisasi internasional terbesar untuk menjaga perdamaian dan kerjasama dunia.

Roosevelt diabadikan dalam berbagai cara, seperti monumen nasional di Washington DC, wajahnya yang terukir di Gunung Rushmore bersama tiga presiden lainnya (George Washington, Thomas Jefferson, dan Abraham Lincoln), nama-nama jalan, sekolah, universitas, museum, dan taman yang menghormatinya, serta peringatan tahunan pada tanggal kelahiran dan kematianya. Ia juga menjadi inspirasi bagi banyak pemimpin dan tokoh dunia, seperti John F. Kennedy, Nelson Mandela, Barack Obama, dan Angela Merkel.

Posted in Ragam

Artikel Terkait: