Menu Tutup

Kehidupan Kesultanan Nusantara: Sistem Pemerintahan, Sosial, dan Ekonomi di Masa Islam

Kesultanan nusantara adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kerajaan-kerajaan Islam yang berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-13 hingga abad ke-19. Kesultanan nusantara memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia, baik dalam hal penyebaran agama Islam, perdagangan maritim, budaya, maupun politik. Artikel ini akan membahas beberapa aspek kehidupan kesultanan nusantara, yaitu:

Sistem Pemerintahan

Di masa Islam, kerajaan disebut dengan kesultanan, sehingga pemimpinnya disebut dengan sultan (raja dalam Bahasa Arab). Ia merupakan pemimpin tertinggi. Selain sultan, sebutan lain untuk seorang pemimpin adalah maulana, susuhan, dan panembahan1. Sultan diangkat berdasarkan garis keturunan. Jika dilihat mampu dan berwibawa untuk memimpin, maka anak sultan akan mendapatkan takhta untuk memimpin kerajaan.

Sultan tidak lagi dianggap sebagai titisan dewa atau wakil Tuhan di bumi, seperti pada masa Hindu-Buddha. Sultan hanya merupakan manusia biasa yang diberikan kelebihan-kelebihan, sehingga pantas untuk memimpin suatu kerajaan. Sultan juga harus tunduk kepada syariat Islam dan menghormati para ulama sebagai penasihat agama dan pemerintahan. Salah satu kelompok ulama yang terkenal di nusantara adalah Wali Songo (Wali Sanga atau Sembilan Wali), yang banyak berjasa dalam menyebarkan Islam di Jawa2.

Beberapa contoh kesultanan nusantara yang terkenal adalah:

  • Kesultanan Samudera Pasai, yang merupakan kesultanan Islam pertama di Indonesia, yang didirikan pada tahun 1267 M di Aceh3.
  • Kesultanan Aceh Darussalam, yang merupakan kesultanan terbesar dan terkuat di Sumatra, yang mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-16 dan ke-17 M.
  • Kesultanan Demak, yang merupakan kesultanan Islam pertama di Jawa, yang didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1475 M.
  • Kesultanan Mataram Islam, yang merupakan kesultanan terbesar dan terkuat di Jawa, yang mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Agung pada abad ke-17 M.
  • Kesultanan Banten, yang merupakan kesultanan Islam yang berasal dari pecahan Demak, yang menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan penting di Jawa Barat.
  • Kesultanan Gowa-Tallo, yang merupakan kesultanan Islam yang berasal dari dua kerajaan Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan, yang menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan penting di Indonesia Timur.
  • Kesultanan Ternate-Tidore, yang merupakan kesultanan Islam yang berasal dari dua kerajaan Maluku Utara, yang menguasai perdagangan rempah-rempah di Indonesia Timur.
Baca Juga:  27 Oktober Hari Penerbangan Nasional: Mengenang Jasa Pahlawan dan Membangun Potensi Penerbangan Indonesia

Sistem Sosial

Di masa Islam, sistem kasta yang ada pada masa Hindu-Buddha sudah tidak berlaku lagi. Semua orang memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah SWT. Hal ini membuat masyarakat nusantara lebih mudah menerima ajaran Islam, karena tidak ada diskriminasi atau perbedaan perlakuan berdasarkan kelas sosial.

Masyarakat nusantara juga mulai menggunakan nama-nama Arab sebagai identitas baru mereka sebagai umat Muslim. Beberapa contoh nama-nama Arab yang populer adalah Muhammad, Abdullah, Umar, Ali, Ibrahim, Hasan, Hamzah, Musa, dan lain-lain. Selain itu, kosakata Bahasa Arab juga banyak diserap dan digunakan dalam bahasa-bahasa lokal di nusantara.

Masyarakat nusantara juga mengembangkan budaya-budaya baru yang dipengaruhi oleh Islam. Beberapa contoh budaya-budaya tersebut adalah:

  • Seni sastra, seperti syair, pantun, hikayat, dan sejarah.
  • Seni musik, seperti gambus, rebana, qasidah, dan shalawat.
  • Seni rupa, seperti kaligrafi, ukiran, dan batik.
  • Seni arsitektur, seperti masjid, makam, dan istana.
  • Seni pertunjukan, seperti wayang kulit, wayang golek, wayang orang, dan tari.

Sistem Ekonomi

Di masa Islam, sistem ekonomi nusantara bergantung pada perdagangan maritim. Kesultanan nusantara memiliki pelabuhan-pelabuhan yang strategis dan ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari berbagai negara, seperti Arab, India, Persia, Tiongkok, Eropa, dan lain-lain. Kesultanan nusantara juga menghasilkan berbagai komoditas yang diminati oleh pasar dunia, seperti rempah-rempah, emas, perak, mutiara, kayu manis, cengkih, pala, lada, kopi, gula, dan lain-lain.

Baca Juga:  Cabang-Cabang Ilmu Sejarah

Perdagangan maritim tidak hanya membawa keuntungan ekonomi bagi kesultanan nusantara, tetapi juga mempengaruhi aspek-aspek lain dalam kehidupan masyarakat. Perdagangan maritim memungkinkan terjadinya interaksi budaya antara masyarakat nusantara dengan masyarakat asing. Perdagangan maritim juga menjadi salah satu sarana penyebaran Islam di nusantara. Perdagangan maritim juga menimbulkan persaingan dan konflik antara kesultanan nusantara dengan bangsa-bangsa asing yang ingin menguasai perdagangan di Indonesia.

Kesimpulan

Kehidupan kesultanan nusantara sangat beragam dan menarik untuk dikaji. Kesultanan nusantara memiliki sistem pemerintahan yang berbeda dengan masa Hindu-Buddha. Kesultanan nusantara memiliki sistem sosial yang lebih egaliter dan inklusif. Kesultanan nusantara memiliki sistem ekonomi yang berkembang berkat perdagangan maritim. Kesultanan nusantara juga memiliki budaya-budaya yang kaya dan unik yang dipengaruhi oleh Islam. Kehidupan kesultanan nusantara merupakan bagian penting dari sejarah Indonesia yang patut kita banggakan dan pelajari.

Sumber:
(1) Sejarah Nusantara pada era kerajaan Islam – Wikipedia bahasa Indonesia …. https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_pada_era_kerajaan_Islam.
(2) Kehidupan Masyarakat di Masa Kerajaan Islam | Sejarah Kelas 11 – Ruangguru. https://www.ruangguru.com/blog/kehidupan-masyarakat-di-masa-kerajaan-islam.
(3) Materi Kehidupan Kesultanan Nusantara – Kelas 10 Sejarah Indonesia. https://www.zenius.net/materi-belajar/sejarah-indonesia-lp15694/?topic=kehidupan-kesultanan-nusantara-lp23731.

Posted in Ragam

Artikel Terkait: