Menu Tutup

Margaret Thatcher: Kehidupan, Karier, dan Dampak Perdana Menteri Wanita Pertama Inggris

Margaret Thatcher adalah politisi dan negarawan Inggris yang menjabat sebagai Perdana Menteri Britania Raya dari tahun 1979 hingga 1990 dan Pemimpin Partai Konservatif dari tahun 1975 hingga 1990. Ia adalah perdana menteri wanita Inggris pertama dan terlama-melayani perdana menteri Inggris abad ke-20. Sebagai perdana menteri, dia menerapkan kebijakan ekonomi yang kemudian dikenal sebagai Thatcherisme.

Seorang jurnalis Soviet menjulukinya “Wanita Besi”, nama panggilan yang dikaitkan dengan gaya politik dan kepemimpinannya yang tanpa kompromi12. Artikel ini akan mengulas kehidupan, karier, dan dampak Margaret Thatcher di Inggris dan dunia.

Kehidupan Awal

Margaret Thatcher lahir dengan nama Margaret Hilda Roberts pada tanggal 13 Oktober 1925 di Grantham, Lincolnshire, Inggris. Ayahnya adalah Alfred Roberts, seorang pedagang kelontong, politisi lokal, dan pendeta di gereja Methodis. Ibunya adalah Beatrice Ethel Stephenson, seorang ibu rumah tangga yang berasal dari keluarga petani31. Margaret memiliki seorang kakak laki-laki bernama Muriel.

Margaret menghabiskan masa kecilnya di Grantham, di mana ayahnya memiliki usaha toko serba ada dan menjadi walikota serta anggota dewan kota. Margaret belajar di Huntingtower Road Primary School dan kemudian mendapatkan beasiswa untuk belajar di Kesteven and Grantham Girls School, sebuah sekolah menengah atas untuk perempuan31.

Margaret tertarik dengan politik sejak usia muda, terinspirasi oleh ayahnya yang aktif dalam Partai Konservatif. Ia juga menunjukkan bakat akademis, terutama dalam bidang sains. Ia mendapatkan beasiswa lagi untuk belajar kimia di Somerville College, Oxford, salah satu perguruan tinggi di Universitas Oxford. Di sana ia menjadi Presiden Asosiasi Konservatif Oxford, sebuah organisasi mahasiswa yang berafiliasi dengan Partai Konservatif31.

Karier Politik

Setelah lulus dari Oxford pada tahun 1947, Margaret bekerja sebagai ahli kimia penelitian di British Xylonite Plastics dan kemudian di J. Lyons and Co., sebuah perusahaan makanan dan katering. Ia juga belajar hukum secara paruh waktu dan lulus sebagai pengacara pada tahun 195331.

Margaret mulai terlibat dalam politik secara aktif pada tahun 1949, ketika ia menjadi anggota Partai Konservatif di wilayah Dartford. Ia mencalonkan diri sebagai anggota parlemen untuk Dartford pada pemilihan umum tahun 1950 dan 1951, tetapi kalah dari kandidat Partai Buruh. Pada tahun 1951, ia menikah dengan Denis Thatcher, seorang pengusaha yang sukses. Mereka dikaruniai dua anak kembar, Mark dan Carol, pada tahun 195331.

Pada tahun 1959, Margaret berhasil terpilih sebagai anggota parlemen untuk Finchley, sebuah daerah pemilihan di London Utara. Ia menjadi salah satu anggota parlemen wanita termuda dan termuda di Partai Konservatif saat itu31. Ia menjabat sebagai Parliamentary Secretary di Kementerian Pensiun dan Asuransi dari tahun 1961 hingga 1964. Ia juga menjadi Shadow Minister (menteri bayangan) untuk Bahan Bakar dan Tenaga pada tahun 1967-1968 dan untuk Transportasi pada tahun 1968-19691.

Baca Juga:  5 Tips Menulis Judul yang Menarik untuk Artikel Populer

Pada tahun 1970, ketika Partai Konservatif memenangkan pemilihan umum dan Edward Heath menjadi perdana menteri, Margaret diangkat sebagai Sekretaris Negara untuk Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan. Di posisi ini, ia mengambil keputusan kontroversial untuk menghapus susu gratis bagi anak sekolah, yang membuatnya mendapat julukan “Thatcher, pencuri susu” dari para kritikusnya41.

Pada tahun 1974, Partai Konservatif kalah dalam dua pemilihan umum dan menjadi partai oposisi. Margaret menjadi Shadow Secretary of State untuk Lingkungan sampai tahun 1975, ketika ia mengalahkan Edward Heath dalam pemilihan kepemimpinan Partai Konservatif. Ia menjadi Pemimpin Oposisi dan wanita pertama yang memimpin partai politik besar di Britania Raya41.

Sebagai Pemimpin Oposisi, Margaret menantang pemerintahan Partai Buruh yang dipimpin oleh Harold Wilson dan kemudian James Callaghan. Ia mengkritik kebijakan ekonomi dan sosial mereka yang dianggapnya terlalu bergantung pada pinjaman luar negeri, pajak tinggi, subsidi publik, dan serikat pekerja. Ia juga menentang rencana pemerintah untuk menyerahkan lebih banyak otonomi kepada Skotlandia dan Wales. Ia mengusung gagasan-gagasan baru yang bersumber dari pemikiran liberal klasik dan konservatif baru, yang menekankan pasar bebas, swasta, dan tanggung jawab individu41.

Pada tahun 1979, Margaret memimpin Partai Konservatif memenangkan pemilihan umum dengan mayoritas absolut. Ia menjadi perdana menteri wanita pertama di Britania Raya dan di antara negara-negara industri Barat. Ia juga menjadi perdana menteri pertama yang memiliki gelar ilmiah41.

Kebijakan dan Prestasi

Margaret Thatcher memiliki visi dan misi untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi, sosial, dan politik yang dihadapi Inggris pada saat itu. Ia menghadapi tantangan seperti inflasi tinggi, pengangguran, ketidakpuasan sosial, dan konflik internasional. Ia menerapkan kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk mereformasi struktur ekonomi dan sosial Inggris dan meningkatkan peran Inggris di dunia51.

Beberapa kebijakan utama yang diterapkan oleh Margaret Thatcher selama menjabat sebagai perdana menteri adalah sebagai berikut:

  • Deregulasi sektor keuangan, yang meliberalisasi peraturan perbankan, asuransi, dan pasar modal. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan persaingan, efisiensi, dan inovasi di sektor ini. Salah satu langkah penting adalah “Big Bang” pada tahun 1986, yang menghapus pembatasan pada kepemilikan dan aktivitas perusahaan-perusahaan keuangan di London51.
  • Privatisasi perusahaan milik negara, yang menjual saham-saham perusahaan-perusahaan publik seperti British Telecom, British Gas, British Airways, British Steel, dan lain-lain kepada investor swasta. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi beban fiskal pemerintah, meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan, dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memiliki saham di perusahaan-perusahaan besar51.
  • Pengurangan kekuatan dan pengaruh serikat pekerja, yang mengenakan batasan-batasan pada hak mogok, pemungutan iuran anggota, pemilihan pemimpin, dan aktivitas politik serikat pekerja. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi gangguan industri, meningkatkan fleksibilitas pasar tenaga kerja, dan memperkuat posisi pengusaha dalam negosiasi dengan pekerja51.
  • Pengurangan manfaat publik, yang memangkas pengeluaran pemerintah untuk program-program kesejahteraan sosial seperti tunjangan pengangguran, tunjangan perumahan, tunjangan anak, tunjangan cacat, dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada bantuan pemerintah, mendorong tanggung jawab individu, dan memberantas penyalahgunaan sistem51.
  • Peningkatan hubungan dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat, yang memperkuat aliansi politik, militer, dan ekonomi Inggris dengan mitra-mitranya di dunia Barat. Hal ini dimaksudkan untuk menghadapi ancaman komunisme dari Uni Soviet dan negara-negara Blok Timur, serta untuk mempromosikan nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan pasar bebas .
  • Memimpin perang Falkland melawan Argentina pada tahun 1982, yang berhasil mempertahankan kedaulatan Inggris atas kepulauan di Atlantik Selatan yang disengketakan oleh kedua negara. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan ketegasan dan keberanian Margaret Thatcher sebagai pemimpin nasional dan internasional, serta untuk meningkatkan kepercayaan diri dan patriotisme rakyat Inggris .
Baca Juga:  Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said Terhadap VOC

Kebijakan-kebijakan Margaret Thatcher memiliki dampak dan prestasi yang signifikan dalam bidang ekonomi, sosial, politik, budaya, dan internasional, baik yang positif maupun negatif, bagi Inggris dan dunia. Beberapa dampak dan prestasi tersebut adalah sebagai berikut:

  • Mendorong pertumbuhan ekonomi, investasi, perdagangan, dan kewirausahaan di Inggris, terutama di sektor-sektor seperti jasa keuangan, teknologi informasi, media, dan pariwisata .
  • Mengurangi inflasi, defisit anggaran, hutang publik, dan ketergantungan pada minyak bumi sebagai sumber pendapatan negara .
  • Meningkatkan daya saing, inovasi, dan produktivitas di industri-industri Inggris, baik yang swasta maupun yang bekas milik negara .
  • Mempengaruhi kebijakan-kebijakan ekonomi dan sosial di negara-negara lain yang mengadopsi atau meniru model Thatcherisme, seperti Amerika Serikat di bawah Ronald Reagan, Jerman di bawah Helmut Kohl, Spanyol di bawah José María Aznar, dan lain-lain .
  • Menyumbang pada akhir Perang Dingin dan runtuhnya komunisme di Eropa Timur dengan mendukung gerakan-gerakan demokratis di negara-negara seperti Polandia, Hongaria, Cekoslowakia, dan lain-lain .
  • Meningkatkan status dan peran wanita dalam politik dan masyarakat dengan menjadi contoh dan inspirasi bagi banyak wanita yang ingin berkarier atau berkiprah di bidang-bidang yang sebelumnya didominasi oleh pria .

Namun, kebijakan-kebijakan Margaret Thatcher juga menimbulkan dampak dan konsekuensi yang negatif atau merugikan bagi sebagian besar masyarakat Inggris dan dunia. Beberapa dampak dan konsekuensi tersebut adalah sebagai berikut:

  • Menimbulkan pengangguran massal, kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kerusakan lingkungan di banyak daerah Inggris, terutama di daerah-daerah industri tradisional seperti pertambangan batu bara, pembuatan baja, pembangunan kapal, dan tekstil .
  • Menyebabkan konflik-konflik sosial dan politik yang serius antara pemerintah dengan serikat pekerja, partai-partai oposisi, kelompok-kelompok minoritas seperti orang Irlandia Utara dan imigran dari Asia dan Afrika, serta masyarakat sipil yang menentang kebijakan-kebijakan seperti pajak polusi (poll tax) atau perang Falkland .
  • Mengabaikan atau menolak masalah-masalah global seperti perubahan iklim, AIDS, hak asasi manusia di negara-negara berkembang atau otoriter seperti Afrika Selatan atau Cina .
  • Menimbulkan ketegangan atau perselisihan dengan negara-negara mitra atau sekutu Inggris dalam hal-hal seperti integrasi Eropa, hubungan transatlantik, atau perdagangan internasional .
Baca Juga:  Persija Jakarta: Sejarah, Prestasi dan Stadion Klub Sepak Bola Ibu Kota

Kehidupan Akhir

Margaret Thatcher mengakhiri karier politiknya pada tahun 1990, ketika ia mengundurkan diri sebagai perdana menteri dan pemimpin partai konservatif karena tekanan dari partainya sendiri. Beberapa anggota partainya tidak puas dengan kebijakan-kebijakan terakhirnya, terutama yang berkaitan dengan pajak polusi dan sikapnya terhadap integrasi Eropa. Ia digantikan oleh John Major sebagai perdana menteri dan pemimpin partai .

Setelah pensiun dari politik, Margaret Thatcher tetap aktif dalam berbagai kegiatan, seperti menulis buku memoar, memberikan ceramah, mendapatkan gelar bangsawan sebagai Baroness Thatcher of Kesteven, serta mendapatkan penghargaan-penghargaan seperti Order of Merit dan Presidential Medal of Freedom. Ia juga terlibat dalam beberapa isu-isu internasional, seperti mendukung perang Teluk pada tahun 1991, menentang perjanjian Maastricht pada tahun 1992, dan mendukung invasi Irak pada tahun 2003 .

Pada tahun-tahun terakhirnya, Margaret Thatcher mengalami penurunan kesehatan, terutama akibat penyakit Alzheimer yang dideritanya sejak tahun 2000-an. Ia jarang muncul di depan publik dan mengurangi aktivitas-aktivitasnya. Ia meninggal dunia pada tanggal 8 April 2013 di London, akibat stroke. Ia dimakamkan dengan upacara kenegaraan di Katedral St Paul pada tanggal 17 April 2013. Kematian dan pemakamannya menimbulkan berbagai reaksi dan penghormatan dari berbagai pihak, baik yang mengagumi maupun yang membenci dirinya .

Sumber:

Posted in Ragam

Artikel Terkait: