Menu Tutup

Memahami 3 Jenis Utama Gempa yang Mengguncang Bumi

Gempa bumi, sebuah fenomena alam yang dahsyat, telah lama menjadi momok menakutkan bagi manusia. Getarannya yang kuat dapat meruntuhkan bangunan, memicu tsunami, dan menyebabkan kerusakan parah. Memahami jenis-jenis gempa bumi menjadi kunci penting dalam upaya mitigasi dan persiapan menghadapi bencana ini.

Pada dasarnya, gempa bumi dikategorikan menjadi 3 jenis utama berdasarkan penyebabnya:

1. Gempa Tektonik:

Gempa bumi tektonik merupakan jenis gempa yang paling umum terjadi, yaitu sekitar 90% dari seluruh kejadian gempa. Gempa ini disebabkan oleh pergerakan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Pergerakan ini dapat berupa tumbukan, penunjaman, atau pergeseran antar lempeng.

  • Proses Terjadinya:

    • Lempeng tektonik bergerak di bawah permukaan bumi, saling beradu, bergeser, atau menjauh.
    • Pergerakan ini menimbulkan tekanan dan gesekan yang sangat besar pada batuan di sepanjang zona pertemuan lempeng.
    • Ketika tekanan dan gesekan tersebut mencapai titik puncaknya, batuan tidak mampu menahannya dan terjadilah patahan.
    • Patahan ini memicu pelepasan energi yang sangat besar dalam bentuk gelombang seismik, yang kita rasakan sebagai gempa bumi.
  • Karakteristik:

    • Gempa bumi tektonik dapat terjadi di mana saja di permukaan bumi, namun lebih sering terjadi di daerah yang aktif secara tektonik, seperti di sekitar zona subduksi atau patahan besar.
    • Kekuatan gempa bumi tektonik bervariasi, dari yang kecil dan tidak terasa hingga yang sangat dahsyat dengan kekuatan magnitudo 9 atau lebih.
    • Gempa bumi tektonik dapat memicu berbagai bencana lain, seperti tsunami, tanah longsor, dan likuefaksi.
Baca Juga:  Waspadai Bahaya Tersembunyi di Balik Banjir: Mencegah Penyakit Pasca Banjir

2. Gempa Vulkanik:

Gempa bumi vulkanik terjadi akibat aktivitas gunung berapi. Ada dua jenis utama gempa bumi vulkanik:

  • Gempa Vulkanik Dangkal:

    • Disebabkan oleh pergerakan magma di dalam gunung berapi.
    • Biasanya terjadi sebelum, selama, atau setelah letusan gunung berapi.
    • Kekuatannya umumnya kecil hingga sedang.
  • Gempa Vulkanik Dalam:

    • Disebabkan oleh runtuhnya struktur internal gunung berapi, seperti kawah atau kaldera.
    • Biasanya terjadi setelah letusan gunung berapi yang besar.
    • Kekuatannya bisa mencapai magnitudo 7 atau lebih.
  • Karakteristik:

    • Gempa bumi vulkanik biasanya terjadi di sekitar gunung berapi yang aktif atau baru saja meletus.
    • Gempa ini sering disertai dengan fenomena lain seperti emisi gas beracun, perubahan bentuk gunung berapi, dan peningkatan aktivitas seismik.
    • Gempa bumi vulkanik dapat memicu letusan gunung berapi yang lebih besar atau runtuhan material vulkanik.

3. Gempa Runtuhan:

Gempa bumi runtuhan terjadi akibat runtuhnya gua, terowongan, atau struktur bawah tanah lainnya. Gempa ini biasanya bersifat lokal dan kekuatannya kecil.

  • Penyebab:

    • Runtuhnya gua kapur atau gua batu alam lainnya.
    • Penambangan bawah tanah yang tidak terkendali.
    • Aktivitas manusia lainnya yang menyebabkan rongga bawah tanah ambruk.
  • Karakteristik:

    • Gempa bumi runtuhan biasanya terjadi di daerah dengan gua kapur atau batuan yang mudah runtuh.
    • Gempa ini umumnya hanya terasa di sekitar lokasi runtuhan.
    • Gempa bumi runtuhan dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan dan infrastruktur di sekitarnya.
Baca Juga:  Investasi Asing di Indonesia: Mesin Pertumbuhan, Tantangan, Strategi, dan Studi Kasus Sektor Energi Terbarukan

Memahami jenis-jenis gempa bumi ini penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Dengan memahami karakteristik dan potensi bahayanya, kita dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meminimalisir dampak gempa bumi.

Posted in Saintek

Artikel Terkait: