Menu Tutup

Mengenal Lambang Garuda Pancasila: Sejarah, Arti, dan Makna bagi Bangsa Indonesia

Lambang Garuda Pancasila adalah lambang negara Republik Indonesia yang diresmikan pada tanggal 11 Februari 1950 oleh Presiden Soekarno. Lambang ini merupakan hasil karya dari Sultan Hamid II, seorang seniman dan pahlawan nasional asal Kalimantan Barat, yang menggabungkan unsur-unsur budaya, sejarah, dan filsafat Indonesia. Lambang ini memiliki arti dan makna yang mendalam bagi bangsa Indonesia, yang mencerminkan identitas, jati diri, dan cita-cita sebagai sebuah negara berdaulat dan beradab.

Sumber-sumber yang digunakan untuk menggali informasi tentang arti dan makna lambang Garuda Pancasila antara lain adalah:

  • Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
  • Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
  • Buku “Garuda Pancasila: Sejarah, Arti, dan Makna” karya Tim Penyusun Pusat Sejarah dan Tradisi Militer TNI AD
  • Buku “Lambang Negara Republik Indonesia: Sejarah dan Maknanya” karya Tim Penyusun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Arti dan Makna Elemen Lambang Garuda Pancasila

Lambang Garuda Pancasila terdiri dari beberapa elemen yang masing-masing memiliki arti dan makna tersendiri, yaitu:

Burung Garuda

  • Burung Garuda adalah burung mitologi yang berasal dari tradisi Hindu-Buddha di Nusantara. Burung ini merupakan kendaraan Dewa Wisnu, salah satu dewa tertinggi dalam agama Hindu. Burung ini melambangkan kekuatan, keagungan, dan dinamika bangsa Indonesia yang mampu terbang tinggi menuju cita-cita nasional.
  • Burung Garuda juga memiliki nama “Garuda Pancasila”, yang menunjukkan bahwa burung ini adalah pengayom dan pelindung nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia. Burung ini juga mengekspresikan semangat persaudaraan, kerjasama, dan toleransi antara berbagai suku, agama, ras, dan golongan di Indonesia.
Baca Juga:  Apa Ciri Ciri Orang Kaya?

Warna Kuning Emas

Warna kuning emas adalah warna yang melambangkan keagungan dan martabat bangsa Indonesia. Warna ini juga mencerminkan kekayaan alam, budaya, dan sumber daya manusia Indonesia yang berlimpah. Warna ini juga menunjukkan optimisme dan harapan bangsa Indonesia untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Perisai dengan Lima Simbol Sila Pancasila

  • Perisai adalah alat perlindungan yang digunakan dalam peperangan. Perisai ini melambangkan pertahanan negara yang kokoh dan tangguh dalam menghadapi segala ancaman dan tantangan. Perisai ini juga melambangkan komitmen bangsa Indonesia untuk menjaga kedaulatan, keutuhan, dan kesatuan wilayah negara.
  • Perisai ini memiliki lima simbol yang mewakili lima sila Pancasila, yaitu:
    • Bintang di tengah perisai melambangkan sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Simbol ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia percaya dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Simbol ini juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia menghormati keragaman agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia.
    • Rantai emas di sudut kiri atas perisai melambangkan sila kedua, yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Simbol ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mengakui hak asasi manusia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dihormati, dilindungi, dan dipenuhi. Simbol ini juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia berkomitmen untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, dan keadaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
    • Pohon beringin di sudut kanan atas perisai melambangkan sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Simbol ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang bersatu dalam kebhinekaan. Simbol ini juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki semangat nasionalisme, patriotisme, dan cinta tanah air yang tinggi. Simbol ini juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia berusaha untuk menjaga persatuan dan kesatuan nasional di atas segala perbedaan dan kepentingan.
    • Kepala banteng di sudut kiri bawah perisai melambangkan sila keempat, yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Simbol ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang demokratis, yang menghargai hak dan kewajiban rakyat sebagai pemegang kedaulatan negara. Simbol ini juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kepentingan umum. Simbol ini juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia menghormati peran dan fungsi lembaga-lembaga perwakilan rakyat sebagai penyalur aspirasi dan pengawas pemerintah.
    • Padi dan kapas di sudut kanan bawah perisai melambangkan sila kelima, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Simbol ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia berusaha untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa diskriminasi. Simbol ini juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia berkomitmen untuk membangun perekonomian nasional yang berdasarkan pada prinsip-prinsip kerakyatan, koperasi, dan kekeluargaan. Simbol ini juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia berupaya untuk mengentaskan kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan meningkatkan kualitas hidup rakyat Indonesia.
Baca Juga:  Lonjakan Harga Bahan Pokok: Ancaman Ketahanan Pangan, Dampak Sosial Ekonomi,

Jumlah Bulu

  • Jumlah bulu pada lambang Garuda Pancasila berkaitan dengan tanggal kemerdekaan Indonesia, yaitu 17 Agustus 1945. Jumlah bulu tersebut adalah:
    • 17 bulu pada setiap sayapnya, yang melambangkan tanggal 17.
    • 8 bulu pada ekor bawahnya, yang melambangkan bulan Agustus.
    • 19 bulu pada ekor atasnya, yang melambangkan tahun 19.
    • 45 bulu pada leher atau punggungnya, yang melambangkan tahun 45.
  • Jumlah bulu ini menunjukkan bahwa lambang Garuda Pancasila adalah lambang yang lahir bersama dengan kemerdekaan Indonesia. Jumlah bulu ini juga menunjukkan bahwa lambang Garuda Pancasila adalah lambang yang abadi dan tidak dapat diganti atau diubah oleh siapa pun.

Cengkraman Kaki

  • Cengkraman kaki burung Garuda memegang pita putih bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika”, yang merupakan semboyan negara Indonesia. Semboyan ini berasal dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular, seorang sastrawan Jawa kuno. Semboyan ini berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.
  • Cengkraman kaki ini melambangkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beraneka ragam dalam hal suku, bahasa, agama, budaya, adat istiadat, dan sebagainya. Namun, di tengah keberagaman tersebut, bangsa Indonesia tetap satu dalam semangat persatuan dan kesatuan nasional. Cengkraman kaki ini juga melambangkan bahwa bangsa Indonesia menghargai dan menghormati keragaman sebagai kekayaan dan kekuatan bangsa.

Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

Nilai-nilai Pancasila bukan hanya sekadar simbol atau slogan belaka, tetapi harus dijadikan sebagai pedoman hidup bagi seluruh warga negara Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah:

Baca Juga:  Kebangkitan Bangsa Timur: Nasionalisme Asia dalam Konteks Sejarah
  • Mengucapkan salam sesuai dengan agama atau kepercayaan masing-masing ketika bertemu dengan orang lain, sebagai bentuk penghormatan dan toleransi antar umat beragama.
  • Menjaga kebersihan lingkungan sekitar, baik di rumah, di sekolah, di tempat kerja, maupun di tempat umum, sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian terhadap kesehatan dan kenyamanan bersama.
  • Mengikuti pemilihan umum secara jujur, adil, dan demokratis, sebagai bentuk partisipasi dan penghargaan terhadap hak dan kewajiban sebagai warga negara.
  • Membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sebagai bentuk kontribusi dan solidaritas terhadap pembangunan dan kesejahteraan nasional.
  • Membeli produk-produk lokal yang berkualitas, sebagai bentuk dukungan dan apresiasi terhadap usaha-usaha koperasi dan UMKM yang berbasis pada prinsip-prinsip kerakyatan dan kekeluargaan.
Posted in Ragam

Artikel Terkait: