Narkotika Sintesis: Apa Itu, Jenis-Jenisnya, dan Dampaknya bagi Kesehatan

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan1. Narkotika dibagi menjadi tiga golongan berdasarkan potensi ketergantungannya, yaitu golongan I, II, dan III1.

Narkotika sintesis adalah narkotika yang dibuat secara kimiawi di laboratorium dengan tujuan untuk menghasilkan efek yang sama atau lebih kuat dari narkotika alami2. Narkotika sintesis termasuk dalam golongan I yang penggunaannya dilarang, kecuali untuk keperluan penelitian1. Narkotika sintesis juga termasuk dalam kategori new psychoactive substance (NPS) yang merupakan zat psikoaktif baru yang belum diatur dalam undang-undang2.

Jenis-Jenis Narkotika Sintesis

Ada banyak jenis narkotika sintesis yang beredar di Indonesia, antara lain:

  • Heroin. Heroin adalah hasil pengolahan morfin secara kimiawi yang dapat menimbulkan efek yang lebih kuat dari morfin itu sendiri1. Heroin dapat menyebabkan denyut nadi melambat, otot melemas, pupil mengecil, rasa percaya diri hilang, tekanan darah menurun, dan ketergantungan yang sangat tinggi1.
  • Kokain. Kokain adalah narkotika yang berasal dari tumbuhan Erythroxylum coca yang diolah secara kimiawi1. Kokain dapat menyebabkan euforia, kecemasan, agresivitas, halusinasi, gangguan jantung, stroke, dan kematian akibat overdosis1.
  • Ekstasi. Ekstasi adalah narkotika sintesis yang mengandung zat MDMA (methylenedioxymethamphetamine) yang dapat merangsang sistem saraf pusat1. Ekstasi dapat menyebabkan perasaan bahagia, percaya diri, berenergi, haus, berkeringat, mual, sakit kepala, kejang, dan kerusakan otak1.
  • Sinte. Sinte adalah narkotika sintesis yang berbentuk tembakau hisap yang mengandung zat kimia industri seperti FUB-AMB, AB-CHMINACA, 5-Fluoro-ADB, dan lain-lain2. Sinte dapat menyebabkan relaks, sakau, susah mengingat, gangguan keseimbangan, cemas, perubahan mood, perubahan perilaku, dan ketergantungan yang lebih tinggi dari ganja2.
Baca Juga:  Dampak Jika Sampah Tidak Dibersihkan

Bahaya Narkotika Sintesis bagi Kesehatan

Narkotika sintesis memiliki bahaya yang sangat besar bagi kesehatan fisik dan mental penggunanya. Beberapa bahaya yang dapat ditimbulkan oleh narkotika sintesis adalah:

  • Kerusakan organ tubuh. Narkotika sintesis dapat merusak berbagai organ tubuh, seperti otak, jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan sistem pencernaan. Kerusakan organ tubuh ini dapat menyebabkan gangguan fungsi, penyakit kronis, hingga gagal organ3.
  • Gangguan kesehatan mental. Narkotika sintesis dapat mempengaruhi kesehatan mental penggunanya, seperti menurunkan kemampuan kognitif, memicu depresi, kecemasan, psikosis, skizofrenia, dan gangguan kepribadian3.
  • Overdosis. Narkotika sintesis memiliki potensi overdosis yang tinggi karena kandungan dan dosisnya tidak terstandar. Overdosis dapat menyebabkan koma, keracunan, henti napas, henti jantung, dan kematian3.
  • Infeksi. Narkotika sintesis yang disuntikkan dapat menyebabkan infeksi pada kulit, pembuluh darah, jaringan, dan organ tubuh. Infeksi ini dapat disebabkan oleh jarum yang tidak steril, cairan narkotika yang terkontaminasi, atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh3.
  • Kecanduan. Narkotika sintesis dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologis yang sangat kuat. Ketergantungan ini dapat menyebabkan pengguna sulit berhenti, mengalami gejala putus zat, dan mengorbankan segala hal demi mendapatkan narkotika3.

Pencegahan dan Penanganan Narkotika Sintesis

Narkotika sintesis merupakan ancaman serius bagi kesehatan dan keselamatan masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan dan penanganan yang efektif, antara lain:

  • Edukasi. Masyarakat perlu diberikan edukasi tentang bahaya narkotika sintesis, cara mengenali gejala penyalahgunaan, dan cara memberikan pertolongan pertama pada korban overdosis. Edukasi ini dapat dilakukan melalui media sosial, sekolah, keluarga, dan komunitas4.
  • Deteksi dini. Masyarakat perlu melakukan deteksi dini terhadap penyalahgunaan narkotika sintesis, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Deteksi dini dapat dilakukan dengan melakukan tes urine, tes darah, atau tes rambut yang dapat mendeteksi jejak narkotika sintesis di dalam tubuh4.
  • Rehabilitasi. Masyarakat yang terlanjur mengonsumsi narkotika sintesis perlu mendapatkan rehabilitasi medis dan psikososial. Rehabilitasi medis bertujuan untuk mengatasi gejala putus zat, mengobati kerusakan organ, dan mencegah overdosis. Rehabilitasi psikososial bertujuan untuk mengatasi gangguan kesehatan mental, meningkatkan motivasi, dan mengembalikan fungsi sosial4.
  • Hukum. Masyarakat yang terlibat dalam produksi, distribusi, dan perdagangan narkotika sintesis perlu ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku. Hukum ini bertujuan untuk memberikan efek jera, mencegah penyebaran, dan melindungi masyarakat dari bahaya narkotika sintesis4.
Baca Juga:  Cara Menanggulangi Sampah, Apa yang Bisa Dilakukan?