Perbedaan Antara Sifat Teoritis dan Kumulatif dalam Sosiologi

Dalam ilmu sosiologi, terdapat berbagai sifat yang membedakan pendekatan dalam memahami fenomena sosial. Dua sifat yang sering dibahas adalah teoritis dan kumulatif. Kedua sifat ini memiliki peran penting dalam pengembangan ilmu sosiologi, namun keduanya memiliki perbedaan yang mendasar dalam cara mereka berkontribusi pada pengetahuan sosiologis.

Sifat Teoritis dalam Sosiologi

Sosiologi yang bersifat teoritis berfokus pada pembentukan abstraksi dari hasil-hasil penelitian1. Ini berarti bahwa sosiologi teoritis selalu berusaha menyusun konsep-konsep yang dapat menjelaskan hubungan sebab-akibat dan korelasi antara berbagai variabel atau faktor sosial2. Misalnya, dalam konteks Indonesia, sosiologi teoritis dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa masyarakat Indonesia dikenal dengan keramahan dan gotong royong. Teori-teori yang dihasilkan berusaha untuk memberikan penjelasan yang logis dan sistematis tentang perilaku sosial tersebut.

Sifat Kumulatif dalam Sosiologi

Di sisi lain, sosiologi yang bersifat kumulatif menekankan pada pembangunan teori-teori yang dibentuk atas dasar teori-teori yang telah ada sebelumnya3. Sifat kumulatif mengacu pada proses akumulasi pengetahuan di mana teori-teori baru dibangun dengan memperbaiki, memperluas, dan memperhalus teori-teori lama4. Dengan demikian, sosiologi kumulatif tidak menciptakan teori dari nol, melainkan mengembangkan dan mengintegrasikan pengetahuan yang sudah ada untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena sosial.

Kesimpulan

Perbedaan utama antara sifat teoritis dan kumulatif dalam sosiologi terletak pada fokus dan metode mereka dalam mengembangkan teori. Sosiologi teoritis berfokus pada pembentukan konsep-konsep baru dan penjelasan yang sistematis, sedangkan sosiologi kumulatif berfokus pada pengembangan dan integrasi teori-teori yang sudah ada. Keduanya saling melengkapi dalam memajukan ilmu sosiologi dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang masyarakat dan perilaku sosial.

Baca Juga:  Kesatuan Sosial dalam Masyarakat: Menggali Makna dan Ciri-Cirinya

Sumber:
(1) Contoh Sosiologi Bersifat Teoretis, Empiris, Kumulatif, Non-etis – Tirto.ID. https://tirto.id/contoh-sosiologi-bersifat-teoritis-empiris-kumulatif-non-etis-gPa5.
(2) Apa perbedaan sosiologi bersifat empiris, teoritis… – Roboguru. https://roboguru.ruangguru.com/forum/apa-perbedaan-sosiologi-bersifat-empiris-teoritis-dan-kumulatif-_FRM-669MKNWQ.
(3) Sosiologi bersifat empiris, kumulatif, dan nonetis… – Roboguru. https://roboguru.ruangguru.com/question/sosiologi-bersifat-empiris-kumulatif-dan-nonetis-lni-merupakan-ciri-sosiologi-sebagai-_QU-YWXOPPWJ.
(4) Teori Sosiologi: Pengertian Menurut Ahli, Ciri-Ciri, dan Hakikat – Tirto.ID. https://tirto.id/teori-sosiologi-pengertian-menurut-ahli-ciri-ciri-dan-hakikat-f8Ty.
(5) Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli, Ciri, & Objek Kajian. https://www.brainacademy.id/blog/apa-itu-ilmu-sosiologi.