Menu Tutup

Perjanjian Linggarjati: Sejarah, Isi, dan Dampaknya

PROMO SHOPEE: Jovitech Webcams Laptop 1080P USB Kamera PC 4K Full HD Live Broadcast Video Meeting Camera - CM08 PROMO SHOPEE: Jovitech Webcams Laptop 1080P USB Kamera PC 4K Full HD Live Broadcast Video Meeting Camera - CM08

Perjanjian Linggarjati adalah sebuah perjanjian yang ditandatangani oleh Indonesia dan Belanda pada tanggal 15 November 1946 di Istana Merdeka Jakarta, setelah melakukan perundingan di Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat, pada tanggal 11-13 November 1946. Perjanjian ini merupakan salah satu upaya untuk menyelesaikan konflik antara kedua negara terkait status kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun, perjanjian ini tidak berlangsung lama karena Belanda mengkhianati isi perjanjian tersebut dan melancarkan agresi militer pertama pada tanggal 21 Juli 1947.

Latar Belakang Perjanjian Linggarjati

Latar belakang perjanjian Linggarjati adalah adanya ketidaksepakatan antara Indonesia dan Belanda mengenai status kemerdekaan Indonesia. Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaannya dua hari kemudian. Namun, Belanda tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan berusaha untuk mengembalikan kekuasaannya di Indonesia dengan bantuan dari NICA (Netherlands-Indies Civiele Administration) yang membonceng pasukan Sekutu yang masuk ke Indonesia.

Hal ini menimbulkan konflik bersenjata antara Indonesia dan Belanda, seperti peristiwa 10 November 1945 di Surabaya yang dikenal sebagai Pertempuran Surabaya. Untuk menyelesaikan konflik ini secara damai, pihak Inggris yang bertindak sebagai penengah mengirimkan Lord Killearn ke Indonesia pada akhir Agustus 1946. Lord Killearn berhasil membujuk kedua belah pihak untuk melakukan perundingan di Jakarta pada tanggal 7 Oktober 1946. Perundingan ini menghasilkan persetujuan gencatan senjata yang ditandatangani pada tanggal 14 Oktober 1946.

Selanjutnya, perundingan dilanjutkan di Linggarjati, sebuah desa di Kuningan, Jawa Barat, yang dipilih karena lokasinya yang jauh dari keramaian dan memiliki suasana alam yang indah. Perundingan ini dimulai pada tanggal 11 November 1946 dan berlangsung selama tiga hari. Pihak Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir sebagai ketua delegasi, bersama dengan A.K. Gani, Susanto Tirtoprojo, dan Mohammad Roem. Pihak Belanda diwakili oleh Wim Schermerhorn sebagai ketua delegasi, bersama dengan Max van Poll, H.J. van Mook, dan F. de Boer. Pihak Inggris masih berperan sebagai penengah yang diwakili oleh Lord Killearn.

Isi Perjanjian Linggarjati

Isi perjanjian Linggarjati dapat diringkas sebagai berikut:

  • Belanda mengakui secara de facto kemerdekaan Republik Indonesia yang meliputi Jawa, Madura, dan Sumatera.
  • Indonesia dan Belanda sepakat untuk membentuk sebuah negara federal yang bernama Republik Indonesia Serikat (RIS) yang terdiri dari Republik Indonesia dan negara-negara bagian lainnya di wilayah bekas Hindia Belanda.
  • RIS akan menjadi bagian dari Uni Belanda-Indonesia yang akan dibentuk bersama dengan Kerajaan Belanda.
  • RIS dan Uni Belanda-Indonesia akan bekerja sama dalam bidang pertahanan, ekonomi, keuangan, dan kebudayaan.
  • RIS akan memiliki konstitusi sendiri yang akan disusun oleh sebuah konstituante yang terdiri dari wakil-wakil dari semua negara bagian.
  • Perundingan lebih lanjut akan dilakukan untuk menentukan batas-batas wilayah, status Irian Barat, dan nasib warga negara Belanda di Indonesia.

Dampak Perjanjian Linggarjati

Perjanjian Linggarjati menimbulkan dampak yang beragam bagi Indonesia dan Belanda. Berikut adalah beberapa dampak yang dapat dikemukakan:

  • Perjanjian Linggarjati merupakan sebuah kemenangan diplomasi bagi Indonesia karena berhasil mendapatkan pengakuan de facto dari Belanda atas kemerdekaannya. Perjanjian ini juga menunjukkan bahwa Indonesia mampu bernegosiasi dengan negara-negara besar dan mendapatkan dukungan dari dunia internasional.
  • Perjanjian Linggarjati juga menimbulkan kontroversi dan perpecahan di dalam negeri Indonesia. Sebagian pihak menolak perjanjian ini karena dianggap mengkhianati semangat proklamasi dan menyerahkan sebagian wilayah Indonesia kepada Belanda. Sebagian pihak lainnya mendukung perjanjian ini karena dianggap sebagai jalan keluar yang realistis dan pragmatis untuk mengakhiri konflik dengan Belanda.
  • Perjanjian Linggarjati tidak berlangsung lama karena Belanda mengkhianati isi perjanjian tersebut dan melancarkan agresi militer pertama pada tanggal 21 Juli 1947. Agresi ini bertujuan untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang telah diakui sebagai bagian dari Republik Indonesia. Agresi ini memicu perlawanan dari pihak Indonesia yang berlangsung hingga akhir 1948.
  • Perjanjian Linggarjati menjadi salah satu tonggak sejarah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Perjanjian ini menjadi bukti bahwa Indonesia tidak pernah menyerah dalam mempertahankan hak-haknya sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Sumber:
(1) Perundingan Linggarjati – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Perundingan_Linggarjati.
(2) Sejarah Perjanjian Linggarjati: Latar Belakang, Isi, Tokoh Delegasi. https://tirto.id/sejarah-perjanjian-linggarjati-latar-belakang-isi-tokoh-delegasi-f9zC.
(3) Perjanjian Linggarjati: Latar Belakang, Isi, dan Dampaknya – Kompas.com. https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/10/090000769/perjanjian-linggarjati-latar-belakang-isi-dan-dampaknya.

Posted in Ragam

Artikel Lainnya