Protein adalah salah satu zat gizi makro yang penting bagi tubuh. Protein berfungsi sebagai bahan pembentuk dan pemelihara sel dan jaringan, sumber energi, dan pengatur keseimbangan air1. Protein terdiri dari unsur-unsur karbon ©, hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan beberapa protein juga mengandung sulfur (S) dan fosfor (P)2. Protein tersusun dari satuan-satuan asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida2.
Untuk dapat dimanfaatkan oleh tubuh, protein harus dicerna menjadi bentuk yang lebih sederhana, yaitu asam amino. Proses pencernaan protein melibatkan kerja sama antara organ-organ sistem pencernaan dan enzim-enzim protease yang berperan memutus ikatan peptida2. Proses pencernaan protein dimulai dari mulut dan berakhir di usus halus3.
Pencernaan Protein di Mulut
Pencernaan protein di mulut bersifat mekanik dan kimiawi. Pencernaan mekanik terjadi saat gigi mengunyah makanan yang mengandung protein, seperti daging, telur, atau kacang-kacangan. Pencernaan kimiawi terjadi saat kelenjar ludah mengeluarkan air liur yang mengandung enzim amilase dan lipase. Enzim amilase berfungsi menguraikan karbohidrat, sedangkan enzim lipase berfungsi menguraikan lemak. Namun, tidak ada enzim yang berfungsi menguraikan protein di mulut3.
Makanan yang telah dikunyah dan dicampur dengan air liur kemudian dibentuk menjadi bolus (gumpalan makanan) oleh lidah. Bolus ini kemudian ditelan dan masuk ke faring (tenggorokan). Faring berfungsi sebagai persimpangan antara saluran makanan dan saluran napas. Saat menelan, epiglotis (katup yang terletak di pangkal lidah) akan menutup saluran napas agar makanan tidak masuk ke paru-paru3.
Pencernaan Protein di Kerongkongan
Kerongkongan adalah saluran yang menghubungkan faring dengan lambung. Di kerongkongan, tidak ada pencernaan kimiawi yang terjadi. Pencernaan protein di kerongkongan hanya bersifat mekanik. Mekanisme yang terjadi adalah peristaltik, yaitu gerakan kontraksi dan relaksasi otot-otot polos yang mendorong bolus menuju lambung3.
Pencernaan Protein di Lambung
Lambung adalah organ berbentuk kantung yang berfungsi menyimpan dan mencerna makanan. Di lambung, pencernaan protein bersifat mekanik dan kimiawi. Pencernaan mekanik terjadi saat otot-otot lambung meremas-remas bolus sehingga menjadi lebih halus dan homogen. Pencernaan kimiawi terjadi saat kelenjar lambung mengeluarkan cairan lambung yang bersifat asam dan mengandung enzim pepsin3.
Enzim pepsin adalah enzim protease yang berfungsi memutus ikatan peptida antara asam amino. Enzim pepsin aktif pada pH asam, yaitu sekitar 1,5-2,5. Oleh karena itu, cairan lambung juga mengandung asam klorida (HCl) yang berperan menurunkan pH lambung dan mengaktifkan enzim pepsin3. Selain itu, cairan lambung juga mengandung enzim renin yang berfungsi menggumpalkan protein susu2.
Pencernaan protein di lambung menghasilkan produk antara yang disebut pepton. Pepton adalah molekul protein yang telah dipecah menjadi potongan-potongan yang lebih pendek, tetapi belum menjadi asam amino. Pepton bersama dengan cairan lambung membentuk campuran yang disebut kimus (chyme). Kimus ini kemudian didorong ke usus halus melalui sfingter pilorus (katup yang mengatur keluarnya makanan dari lambung)3.
Pencernaan Protein di Usus Halus
Usus halus adalah organ terpanjang dalam sistem pencernaan, yaitu sekitar 6-7 meter. Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari), jejunum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan). Di usus halus, pencernaan protein bersifat kimiawi dan melibatkan bantuan dari organ-organ lain, yaitu hati dan pankreas3.
Hati adalah organ terbesar dalam tubuh yang berfungsi menghasilkan empedu. Empedu adalah cairan berwarna hijau kekuningan yang berperan mengemulsi lemak, yaitu memecah lemak menjadi butiran-butiran kecil agar mudah dicerna oleh enzim lipase. Empedu disimpan di kantung empedu dan dilepaskan ke duodenum melalui saluran empedu3.
Pankreas adalah organ berbentuk pipih yang berfungsi menghasilkan cairan pankreas. Cairan pankreas adalah cairan berwarna bening yang mengandung berbagai enzim pencernaan, termasuk enzim protease. Enzim protease yang terdapat dalam cairan pankreas antara lain tripsin, kemotripsin, dan karboksipeptidase3. Enzim tripsin dan kemotripsin berfungsi memutus ikatan peptida antara asam amino aromatik, sedangkan enzim karboksipeptidase berfungsi memutus ikatan peptida pada ujung karboksil dari pepton2.
Cairan pankreas juga mengandung bikarbonat (HCO3-) yang berperan menaikkan pH usus halus menjadi basa, yaitu sekitar 7,5-8,5. Hal ini penting karena enzim protease dalam cairan pankreas aktif pada pH basa. Selain itu, bikarbonat juga berfungsi menetralkan asam lambung yang masuk ke usus halus bersama dengan kimus3.
Pencernaan protein di usus halus menghasilkan produk akhir yang disebut asam amino. Asam amino adalah molekul sederhana yang dapat diserap oleh tubuh melalui dinding usus halus. Dinding usus halus memiliki lipatan-lipatan yang disebut vili (bulu usus) yang meningkatkan luas permukaan penyerapan. Setiap vili memiliki pembuluh darah dan pembuluh getah bening (lakteal) yang berfungsi mengangkut asam amino ke seluruh tubuh3.
Kesimpulan
Proses pencernaan protein adalah proses mengubah protein menjadi asam amino yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Proses pencernaan protein melibatkan organ-organ sistem pencernaan dan enzim-enzim protease yang berperan memutus ikatan peptida. Proses pencernaan protein dimulai dari mulut dan berakhir di usus halus. Produk akhir dari pencernaan protein adalah asam amino yang diserap oleh dinding usus halus dan diangkut ke seluruh tubuh.
Sumber:
(1) Proses Pencernaan Protein dalam Tubuh – Hello Sehat. https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/proses-pencernaan-protein-di-dalam-tubuh/.
(2) Proses Pencernaan Protein, Lemak, dan Karbohidrat dalam Tubuh – Tirto.ID. https://tirto.id/proses-pencernaan-protein-lemak-dan-karbohidrat-dalam-tubuh-gmU5.
(3) Proses Pencernaan Protein – budisma.net. https://budisma.net/biologi/proses-pencernaan-protein.html.